Suntik TT Untuk Ibu Hamil, Apakah Aman?

Tetanus adalah penyakit yang berbahaya dan belum ada obatnya. Salah satu pencegahan agar tidak terinfeksi tetanus adalah mendapatkan vaksin tetanus. Suntik TT untuk ibu hamil sangat diperlukan untuk menghindari risiko tetanus saat masih hamil dan juga saat melahirkan. Namun, amankah suntik TT untuk ibu hamil?

Jenis Vaksin Tetanus

suntik TT untuk ibu hamil

Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani, yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka. 

Bakteri ini mengkontaminasi luka melalui tanah, kotoran hewan, atau luka akibat benda berkarat. Bakteri umumnya mengkontaminasi luka yang dalam, seperti luka akibat gigitan atau tusukan benda tajam.

Daftar luka yang termasuk berisiko di antaranya sebagai berikut: 

  • Luka bakar yang memerlukan pembedahan tetapi tidak bisa dilakukan dalam 24 jam.
  • Luka bakar yang menghilangkan banyak jaringan tubuh.
  • Luka karena gigitan binatang.
  • Luka tusukan seperti paku, jarum, dan lainnya yang telah terkontaminasi kotoran atau tanah.
  • Patah tulang serius di mana tulang terkena infeksi.
  • Luka bakar pada pasien dengan sepsis sistemik, yaitu penurunan tekanan darah akibat infeksi bakteri serius.

Setiap pasien dengan luka di atas harus menerima suntik tetanus sesegera mungkin, bahkan bila sudah divaksin sebelumnya.

Ada empat jenis vaksin yang digunakan untuk melindungi diri dari tetanus. Keempat jenis vaksin tersebut menggabungkan vaksin tetanus dan vaksin untuk penyakit lain, seperti:

  • Difteri dan tetanus (DT)
  • Difteri, tetanus, dan pertussis (DTaP)
  • Tetanus dan difteri (Td)
  • Tetanus, difteri, dan pertussis (Tdap)

Tetanus menyebabkan pengencangan otot dan kejang otot yang menyakitkan di tubuh. Bahkan dengan perawatan medis yang baik, 10-20% orang dengan tetanus meninggal karena penyakit ini. 

Difteri adalah infeksi bakteri yang sering dimulai dengan demam dan sakit tenggorokan. Lapisan tipis (disebut membran) dapat terbentuk di bagian belakang tenggorokan dan saluran udara, sehingga sulit untuk bernapas. Tanpa pengobatan, difteri seringkali mematikan. 

Pertussis (juga disebut batuk rejan) adalah penyakit bakteri yang biasanya dimulai dengan gejala seperti flu biasa. Batuk parah dapat berkembang selama beberapa minggu. Batuk yang cepat dan berat dapat menyebabkan suara rejan bernada tinggi saat menarik napas.

Suntikan kombinasi vaksin ini diharapkan dapat meminimalisir risiko pada ketiga penyakit tersebut.

Dosis Suntik TT untuk Ibu Hamil

Tetanus adalah penyakit yang hanya dapat dicegah dengan suntikan TT. Pada ibu hamil, infeksi tetanus dapat terjadi karena proses persalinan yang kurang terjamin kebersihannya. 

Ibu hamil telah mendapatkan vaksin Difteri Toksoid (DT) dan Tetanus Toksoid (TT) di seluruh dunia sejak tahun 1960-an.  Dan saat ini, WHO merekomendasikan vaksin tetanus kombinasi, termasuk DT dan TT.

Antibodi yang dihasilkan oleh imunisasi Bunda akan diteruskan ke janin melalui plasenta untuk melindungi bayi.

Biasanya, suntik TT saat hamil diberikan saat usia kehamilan tujuh bulan atau sekitar 28-36 minggu.

Dosis pertama dianjurkan pada kunjungan prenatal pertama dan dosis kedua dianjurkan 4 minggu setelahnya untuk wanita hamil yang status vaksinasinya tidak diketahui atau mereka yang belum pernah divaksinasi sebelumnya. Suntikan kedua biasanya dilakukan dalam selang waktu 4 minggu.

Perlu Bunda ketahui bahwa, jadwal suntik TT untuk wanita usia subur adalah 5 kali, yaitu:

  1. Suntikan TT 1
  2. Suntikan TT 2, jarak minimal 4 minggu setelah TT 1
  3. Suntikan TT 3, jarak minimal 6 bulan setelah TT 2
  4. Suntikan TT 4, jarak minimal 1 tahun setelah TT 3
  5. Suntikan TT 5, jarak minimal 1 tahun setelah TT 4

Jika pada kehamilan sebelumnya Bunda telah mendapatkan dua kali vaksinasi, maka Bunda cukup melanjutkan saja jadwal sebelumnya, yaitu hanya 1 kali suntik saja.

Oleh sebab itu, sebaiknya Bunda menyimpan buku imunisasi TT Bunda agar bisa menunjukkannya kepada dokter bila diperlukan.

Amankah untuk Ibu Hamil?

Imunisasi tetanus termasuk ke dalam daftar vaksin yang perlu diberikan pada ibu hamil. Pasalnya, tetanus adalah penyakit yang mengancam jiwa tetapi bisa dicegah dengan vaksin TT.

Umumnya, vaksin yang mengandung virus yang dimatikan (inactivated virus) dapat diberikan selama kehamilan. Akan tetapi, vaksin yang mengandung virus hidup (vaksin dari virus yang dilemahkan/ live-attenuated virus) tidak direkomendasikan untuk wanita hamil.

Suntik TT untuk ibu hamil di masa kehamilan tergolong aman dilakukan. Sampai saat ini, tidak ada peningkatan cacat lahir atau masalah kehamilan lainnya seperti keguguran, kelahiran prematur, preeklampsia atau lahir mati yang dilaporkan.

Penelitian juga melaporkan bahwa tidak terjadi komplikasi pada bayi baru lahir apabila Bunda mendapatkan suntik TT selama kehamilan.

Vaksinasi tetanus yang telah lama dipraktikkan seperti yang telah disebutkan di awal, juga jadi bukti bahwa vaksin tetanus aman digunakan.

Namun, setiap vaksinasi yang dilakukan pasti memiliki beberapa efek samping. Suntik TT untuk ibu hamil memiliki efek samping berupa nyeri, kulit kemerahan, atau bengkak di area suntikan, demam, serta sakit kepala.

Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, suntik tetanus dapat memicu munculnya syok anafilaktik atau reaksi alergi fatal.

Untuk meminimalisir terjadinya efek samping yang berbahaya, sebaiknya Bunda mendiskusikan terlebih dulu dengan dokter kandungan. Apalagi bila Bunda memiliki riwayat alergi. 

Namun, percayalah mitos  bahwa vaksin menyebabkan cacat pada bayi, hal ini tidak benar.  

Sumber: 

Mother to Baby. 2020. Tetanus, Diphtheria and Pertussis (Tdap) Vaccine.

Baby Center. Why Do I Need the TT Injection (TT Vaccine) in Pregnancy and When Will I Get It?

Alodokter. ​​2020. Kenapa Wanita Hamil Butuh Vaksin Tetanus?

By dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *