Semua Hal yang Perlu Bunda Tahu tentang ASI Perah

Saat Bunda mulai bekerja di kantor, Bunda tetap harus memastikan si kecil mendapatkan asupan ASI yang cukup di rumah. Salah satu cara yang dapat Bunda lakukan adalah memberinya ASI yang telah diperah sebelumnya. Yuk Bunda, ketahui lebih jauh tentang ASI perah, mulai dari cara mengeluarkannya dari payudara sampai penyimpanannya.

Berbagai Alasan Memerah ASI

penyebab asi encer

ASI perah adalah ASI yang dikeluarkan dari payudara saat bayi sedang tidak menyusu. ASI ini bisa diperah langsung dengan tangan atau menggunakan pompa. 

Agar kualitas ASI terjaga, maka memerah ASI harus dilakukan dengan cara yang steril dan penyimpanan ASI hasil perahan harus dilakukan dengan tepat.

Kebanyakan ibu menyusui memiliki stok ASI perah untuk diberikan kepada si Kecil saat Bunda tidak berada di rumah. Padahal sebenarnya, memerah ASI dan memiliki stok ASI hasil perahan ini dapat membawa manfaat, di antaranya:

  • Saat kedua payudara terasa penuh. Dalam kondisi ini, ASI sebaiknya dikeluarkan untuk mencegah masalah di payudara.
  • Karena alasan-alasan tertentu, bayi sedang tidak dapat menyusu sehingga diberikan ASI perah.  
  • Bunda ingin meningkatkan produksi ASI di payudara.
  • Pasangan bisa ikut memberikan ASI kepada bayi sehingga meningkatkan bonding dengan bayi.

Bunda tak perlu ragu memberikan ASI perah kepada bayi. Karena jika kualitasnya dijaga dengan baik, maka nutrisi dalam ASI perah sama saja dengan ASI yang diminum bayi saat menyusu. 

Karena itu, perah ASI dengan cara yang steril, simpan ASI hasil perahan dengan benar, dan sajikan ke bayi dengan cara yang benar pula. 

Cara Memerah ASI yang Lancar 

ASI Perah adalah

Bunda yang sedang hamil mungkin menyangka bahwa memerah ASI akan menimbulkan rasa sakit sehingga masih ragu untuk melakukannya. Tak perlu ragu, Bunda, karena teknik memerah ASI yang benar, baik memerah menggunakan tangan dan pompa, dapat dipelajari kok.

Sebenarnya Bunda dapat mengikuti kelas menyusui saat hamil untuk mempelajari cara menyusui bayi dengan benar sekaligus belajar cara memerah ASI yang benar pula.

Namun jika masih kurang percaya diri, Bunda dapat berkonsultasi langsung dengan dokter dan/atau konsultan laktasi untuk cara melakukannya. 

Berikut ini tips memerah ASI yang bisa Bunda terapkan:

  • Saat Bunda berada di luar rumah, pompa payudara sesuai jam bayi menyusu atau sekitar 2-3 jam sekali.
  • Sebelum mulai memerah, Bunda bisa mengompres payudara dengan handuk hangat lalu pijat payudara dengan lembut.
  • Tidak ada batasan waktu berapa lama Bunda dapat memerah ASI per payudara. Bunda dapat memerah ASI sampai payudara kosong. 
  • Jangan putus asa jika di awal-awal Bunda memerah ASI, hasilnya hanya sedikit. Teruslah berlatih cara memerah yang tepat. Biasanya jumlah ASI yang keluar akan meningkat setelah dua minggu.
  • Jika Bunda berada di luar rumah, pastikan Bunda memiliki cooler bag untuk menyimpan ASI perah.
  • Saat payudara terasa penuh, Bunda dapat memerah ASI sambil menyusui di rumah. Biarkan si kecil menyusu di payudara yang satu, sementara Bunda memerah ASI di payudara yang satu lagi.

Menyimpan dan Menyajikan ASI Perah

asi bertahan di kulkas

Bunda, terapkan cara-cara menyimpan dan menyajikan ASI berikut agar kualitasnya tetap terjaga:

  • Simpan ASI hasil perahan di wadah khusus penyimpan ASI, bisa dalam bentuk kantong atau botol kaca. Pastikan kebersihan wadah tersebut sebelum digunakan.
  • Sebaiknya simpan ASI di wadah sejumlah yang diminum bayi saat menyusu. Dengan demikian, tidak ada ASI yang terbuang saat Bunda menyajikannya untuk bayi. Proses mencairkan ASI beku juga menjadi lebih cepat.
  • Hindari mengisi penuh wadah penyimpan ASI karena ASI akan mengembang saat dibekukan. 
  • Jangan lupa tempelkan label tulisan kapan ASI diperah di semua wadah penyimpan ASI untuk memudahkan Bunda mengatur penyimpanan dan penggunaan ASI perah. 
  • ASI dapat disimpan di lemari es selama 72 jam. Jika Bunda merasa bahwa ASI tidak akan diminum dalam jangka waktu itu, maka sebaiknya segera simpan ASI di freezer. Jika disimpan di freezer, ASI dapat bertahan lebih lama sampai enam bulan. 
  • Bayi tidak membutuhkan ASI yang hangat untuk diminum. Karena itu, Bunda cukup mencairkan ASI beku sampai mencapai suhu ruang. Caranya adalah dengan merendam wadah penyimpan ASI di air hangat selama beberapa menit.
  • Hindari mencairkan ASI menggunakan microwave atau memasaknya di atas kompor. 
  • Setelah ASI cair, Bunda akan melihat ASI terbagi menjadi dua lapisan terpisah. Goyangkan wadahnya dengan perlahan dengan gerakan memutar agar dua lapisan itu menyatu kembali, hindari untuk mengocok wadah penyimpanan ASI perah ya, Bunda.

Hindari coba-coba saat menyimpan dan menyajikan ASI perah ya, Bunda, agar kualitas ASI tetap terjaga. Sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter anak dan/atau konsultan laktasi agar cara yang Bunda lakukan sudah benar.

 Sumber:

IDAI. 2013. Memerah ASI

NCT UK. 2019. Expressed Milk: Your Questions Answered.

 NHS. 2019. Expressing and Storing Breastmilk.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *