Apa itu Kehamilan Risiko Tinggi dan Penyebabnya?

Siapa pun pasti menginginkan kehamilan yang sehat dan lancar sampai nanti saatnya tiba hari persalinan. Namun, beberapa kondisi kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan risiko tinggi sehingga membutuhkan penanganan yang ekstra sejak awal kehamilan. Apakah kehamilan risiko tinggi itu? Apa saja penyebabnya? Lalu bagaimana bahayanya bagi ibu dan janin? Berikut penjelasannya, Bun.

Apa itu Kehamilan Risiko Tinggi?

maag saat hamil

Kehamilan risiko tinggi merupakan kondisi kehamilan yang dapat berpotensi membahayakan kesehatan serta keselamatan Bunda dan janin. Suatu kehamilan dapat dinyatakan berisiko tinggi disebabkan karena adanya gangguan yang muncul selama kehamilan atau adanya penyakit bawaan Bunda (yang timbul pada saat hamil atau memang sudah ada sebelum saat hamil), yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan.

Jika Bunda memiliki kehamilan berisiko tinggi, Bunda perlu pemantauan ekstra dari tenaga medis sejak awal kehamilan sampai hari persalinan. Kehamilan risiko tinggi bisa menjadi tidak membahayakan Bunda dan janin jika diatasi dengan penanganan yang tepat. Atau bila dikenali dan ditangani sejak awal, maka risiko untuk timbul perburukan pada kondisi Bunda dan janin dapat diminimalisir. Namun, jika dibiarkan tanpa pengawasan medis, kondisi ini dapat mengancam jiwa Bunda dan janin.

Faktor Penyebab Kehamilan Risiko Tinggi

hamil setelah keguguran

Suatu kehamilan dapat dinyatakan berisiko tinggi jika disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah usia ibu saat kehamilan, penyakit bawaan ibu, serta penyakit yang timbul saat kehamilan. Selain itu, kehamilan risiko tinggi juga dapat disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat kehamilan seperti merokok, minum alkohol, dan penyalahgunaan obat terlarang. Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa faktor penyebab kehamilan risiko tinggi:

1.    Usia ibu hamil

Usia ideal seorang wanita untuk hamil adalah sekitar usia 20 tahun hingga awal 30 tahun. Hal ini dikarenakan wanita yang hamil di usia 35 tahun ke atas berpotensi mengalami kehamilan risiko tinggi. Wanita yang memasuki usia 35 tahun akan mengalami penurunan jumlah (kuantitas) serta kualitas dari sel telur. Hal ini membuat wanita yang hamil di usia tua akan rentan mengalami komplikasi kehamilan salah satunya keguguran dan kelahiran prematur. Bahkan menurut beberapa penelitian, wanita yang menjalani kehamilan di usia 35 tahun ke atas berisiko mengalami keguguran hingga 20-35%. Selain itu, wanita yang hamil di usia di atas 35 tahun juga lebih berisiko melahirkan bayi dengan kelainan genetik seperti down syndrome, atau kelainan bawaan lainnya. Dan risiko untuk timbulnya hal tersebut berbanding lurus dengan bertambahnya usia Bunda. 

2.       Penyakit bawaan sebelum hamil

Kondisi kesehatan atau penyakit bawaan Bunda merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin. Berikut ini beberapa penyakit bawaan yang perlu diwaspadai dan dapat menyebabkan kehamilan risiko tinggi:

  • Tekanan darah tinggi
  • Gangguan atau kelainan darah
  • Penyakit ginjal akut
  • Lupus atau penyakit autoimun
  • Obesitas
  • Penyakit tiroid (gondok)
  • Diabetes tipe 1 dan 2
  • Penyakit menular seksual salah satunya hepatitis B, sifilis, kutil kelamin, gonorrhea
  • HIV/AIDS
  • Penyakit jantung dan pembuluh darah
  • Asma
  • Epilepsi
  • Depresi
  • Penyakit kanker
  • Anemia (dengan berbagai sebabnya)

Jika tidak ditangani dengan baik, beberapa penyakit bawaan ibu hamil tersebut dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan seperti preeklamsia, kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, serta keguguran.

Selain dapat berpotensi membahayakan kehamilan, beberapa penyakit bawaan ibu hamil juga dapat menjadi lebih parah karena kondisi kehamilan. Contohnya jika Bunda memiliki riwayat penyakit ginjal pada saat sebelum hamil, kehamilan dapat memberikan efek perburukan pada ginjal sehingga kondisi kesehatan ginjal Bunda dapat menjadi lebih buruk, bahkan mungkin dapat menjadi cuci darah selama kehamilan.

Penyakit bawaan ibu hamil memang dapat membahayakan kondisi kehamilan serta mempersulit proses persalinan. Namun, dengan pemeriksaan serta penanganan yang tepat, ibu hamil dengan penyakit bawaan dapat memiliki kehamilan yang sehat dan juga persalinan yang lancar.

3. Keadaan yang terjadi pada kehamilan sebelumnya

Keadaan yang terjadi pada kehamilan sebelumnya perlu dijadikan suatu catatan bagi Dokter/ tenaga kesehatan yang menangani Bunda pada saat hamil. Misalkan pada saat kehamilan sebelumnya bunda mengalami hipertensi pada saat kehamilan, maka pada kehamilan saat ini akan berpotensi untuk timbul kembali. Kemudian terkait metode persalinan. Jika pada saat persalinan sebelumnya bunda melahirkan secara sesar, maka metode persalinan pada saat kehamilan ini akan menjadi suatu perhatian, karena riwayat seksio sesaria merupakan suatu kehamilan dengan risiko tinggi.

4. Cara mendapatkan kehamilan

Pada kehamilan dengan bantuan (assisted reproductive technology ART) misalnya pada bayi tabung (IVF), risiko untuk timbulnya komplikasi pada Bunda dan janin lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan yang didapatkan secara normal (alami).

Komplikasi Kehamilan

Seorang ibu yang tidak memiliki gangguan kesehatan sebelum hamil juga dapat berpotensi mengalami kehamilan risiko tinggi jika terjadi komplikasi saat kehamilan. Berikut ini beberapa komplikasi yang mungkin terjadi sehingga menyebabkan kehamilan risiko tinggi:

  • Preeklamsia

Preeklamsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang ditandai peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol pada ibu hamil. Preeklamsia yang tidak tertangani dengan baik dapat menjadi eklamsia (kejang) yang dapat berakibat fatal bagi ibu hamil dan janin.

  • Kelainan genetik/ kromosom janin atau cacat lahir

Sekitar 3% bayi dapat memiliki resiko kelainan atau cacat lahir. Kondisi ini biasanya terjadi saat organ bayi tidak dapat berkembang secara optimal di dalam kandungan. Cacat lahir dapat disebabkan karena kelainan kromosom serta faktor genetik. Biasanya kondisi ini dapat terdeteksi melalui USG serta pemeriksaan tes kromosom/ genetik pada saat kehamilan (baik pemeriksaan secara invasif atau non invasif (NIPT).

  • Diabetes gestasional

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kehamilan risiko tinggi adalah diabetes gestasional. Diabetes gestasional merupakan diabetes yang berkembang saat kehamilan. Diabetes gestasional yang tidak diatasi dapat menyebabkan kelahiran prematur, preeklamsia, tekanan darah tinggi, kematian janin dalam kandungan.

  • Kehamilan kembar

Kehamilan kembar merupakan suatu kondisi kehamilan yang membutuhkan perhatian yang ekstra. Kehamilan kembar merupakan kehamilan risiko tinggi  karena dapat berpotensi menyebabkan kelahiran prematur dan gangguan pertumbuhan pada janin.

Kehamilan risiko tinggi dapat menjadi kondisi yang serius jika tidak diatasi. Jika Bunda berpotensi memiliki kehamilan risiko tinggi, lakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan  atau bahkan harus dirujuk ke dokter Kandungan subspesialis Fetomaternal untuk memantau kondisi kehamilan agar kondisi Bunda dan kehamilannya mendapatkan penanganan yang tepat sedini mungkin.

Selain itu, konsumsi makanan yang bernutrisi dan vitamin serta hindari berbagai kebiasaan buruk yang dapat membahayakan janin seperti terlalu banyak mengonsumsi minuman berkafein, merokok, dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Sumber:

Healthline. 2018. Health Risk Associated with Pregnancy

Webmd. 2020. Managing a High Risk Pregnancy

Babycenter. 2021. What is a High-Risk Pregnancy?

Mayo clinic. 2020. Pregnancy After 35: Healthy Moms, Healthy Babies

By dr. Andri Welly, Sp. OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *