Benarkah Hamil Bisa Menular?

hamil setelah keguguran

Mungkin Bunda pernah mendengar cerita tentang dua orang wanita yang bersahabat dapat hamil secara bersamaan atau dalam jeda waktu yang tidak lama. Atau bahkan Bunda atau orang-orang di sekitar mengalami hal tersebut? Walaupun terdengar tidak masuk akal, ternyata cerita bahwa hamil bisa “menular”  tak sepenuhnya mitos belaka, Bun.

Dalam kehidupan kita, sosok teman baik dapat sangat mempengaruhi perilaku, cara berpikir, dan kondisi emosional kita loh! Terutama bila hubungan tersebut sangat erat. Apakah hal ini juga dapat mempengaruhi kehamilan? Apakah benar bahwa hamil bisa menular dalam satu lingkaran pertemanan? Berikut penjelasannya, Bun!

Mitos atau Fakta?

Pada sebagian orang, ternyata hamil memang bisa “menular”, Bun. Akan tetapi, bukan berarti menular melalui kontak fisik seperti dengan cara menggendong bayi teman atau meminta teman yang sedang hamil untuk menginjak kaki kita. Hamil bisa menular di lingkaran pertemanan dapat terjadi karena adanya kontak emosional. Hal ini terungkap dalam sebuah studi yang diterbitkan pada 2014 dalam jurnal American Sociological Association.

Jurnal tersebut mengungkap penelitian yang dilakukan selama 10 tahun antara tahun 90-an sampai tahun 2000-an terhadap 1720 wanita untuk mengetahui apakah benar hamil bisa menular. Hasil penelitian ini menemukan lebih dari setengah wanita yang mengikuti wawancara memiliki anak 2-3 tahun setelahnya, yaitu pada akhir penelitian pada tahun 2008 dan 2009.

Penelitian yang dilakukan untuk membuktikan apakah hamil bisa menular ini erat kaitannya dengan kondisi psikologis. Lingkaran pertemanan antar wanita dapat terjalin sangat erat sehingga mereka dapat saling mempengaruhi cara berpikir satu sama lain. Ketika salah satu di antara mereka hamil, hal ini dapat membuat teman lainnya memiliki keinginan yang sama.

Kondisi psikologis merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesuburan seseorang. Rasa cemas dan takut akan kehamilan dapat berpotensi menjadi penyebab wanita sulit untuk hamil. Ketika salah satu teman yang sedang hamil menceritakan rasa bahagianya akan kehamilan atau setelah memiliki anak, emosi positif ini dapat mempengaruhi teman lainnya. Hal ini pun akhirnya membuat kekhawatiran dan kecemasan akan kehamilan pada teman lainnya sirna.

Menularnya kehamilan dari lingkungan pertemanan sering terjadi pada kehamilan pertama. Motivasi untuk hamil yang berasal dari teman dekat dapat membuat seseorang memutuskan untuk merencanakan kehamilan. Sugesti positif serta program hamil yang efektif inilah yang menjadi penyebab menularnya kehamilan pada lingkungan pertemanan.

Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan

Keinginan untuk hamil memang dapat muncul dari lingkaran pertemanan. Walaupun begitu agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan, sebelum merencanakan kehamilan, sebaiknya Bunda perlu memastikan kesiapan Bunda dan pasangan untuk memiliki anak. Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum Bunda dan pasangan memutuskan untuk menjadi orang tua:

1.    Kesiapan mental menjadi orangtua

Berkeinginan untuk sama-sama hamil saat melihat sahabat adalah hal yang wajar, namun perlu dievaluasi kembali apakah secara mental Bunda dan pasangan sudah siap menjadi orangtua? Siapapun pasti setuju bahwa membesarkan anak bukanlah perkara yang mudah. Untuk itu, Bunda dan pasangan perlu memastikan kesiapan mental serta emosional karena setelah memiliki anak, dunia Bunda mungkin akan berubah.

 2.    Menentukan pola asuh yang ideal

Pola asuh orangtua akan sangat berpengaruh pada karakter dan perilaku anak kelak. Hal ini juga dapat menjadi faktor penentu kesuksesan anak di masa depan. Untuk itu, sebelum merencanakan kehamilan, sebaiknya Bunda dan pasangan mendiskusikan tentang bagaimana cara menjalani peran sebagai orangtua nantinya.

Bunda juga dapat membekali diri dengan membaca buku atau artikel seputar pola asuh dan dampaknya bagi anak. Hal ini dapat membantu Bunda dalam menentukan mana pola asuh terbaik yang akan Bunda dan pasangan terapkan kelak. Berdiskusi dan meminta saran dengan pasangan lain yang telah memiliki anak bisa menambah masukan bagi Ayah-Bunda untuk menemukan pola asuh yang sesuai dengan kondisi keluarga. 

 3.    Persiapan finansial

Selain persiapan mental, kondisi finansial juga sangat penting untuk dipertimbangkan sebelum melakukan perencanaan kehamilan. Menjalani kehamilan, melahirkan, serta membesarkan anak pastinya memakan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, Bunda dan pasangan perlu memiliki kondisi finansial yang stabil agar hal ini tidak menjadi masalah di masa depan. Persiapkan juga dana untuk persiapan hamil, persalinan, maupun pendidikan anak kelak ya. Mulailah menabung dari sekarang. Tidak perlu banyak, asal konsisten. 

Hamil memang bisa “menular” ya, Bun! Hal ini telah dibuktikan melalui beberapa penelitian yang membuktikan kebenaran fenomena ini. Walaupun begitu, banyak faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kehamilan seperti kondisi kesehatan, kondisi psikis, serta kesuburan. Hal terpenting adalah persiapan dan komunikasi dengan pasangan. Sebelum merencanakan kehamilan, pastikan Bunda dan pasangan menyiapkan fisik, psikis, emosi, dan finansial agar semuanya dapat berjalan dengan lancar.

BACA: Hal yang Wajib Dibicarakan dengan Ayah saat Hamil

Sumber:

Webmd. 2014. Having Babies May Be ‘Contagious’ Among Old Friends

Mother.ly. 2017. It’s science: Pregnancy can be contagious among friends

Psychcentral. 2016. Are You Ready to Be a Parent?

By Mardiana Hayati Solehah, M. Psi, Psikolog

Psikolog Klinis

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *