Mirror Syndrome, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

mirror syndrome, diary bunda

Mirror syndrome merupakan kondisi kehamilan yang bisa membahayakan ibu hamil dan janin. Sindrom ini bisa menimbulkan gejala yang sama seperti preeklampsia, yaitu tekanan darah tinggi. Meski jarang terjadi, mirror syndrome bisa berakibat fatal apabila telat ditangani.

Mirror syndrome atau dikenal juga dengan Ballantyne syndrome dan triple edema, adalah kondisi membengkaknya tubuh janin akibat kelebihan cairan. Pada saat yang bersamaan, tubuh ibu hamil juga mengalami pembengkakan akibat preeklampsia.

Penyebab Mirror Syndrome

Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan ibu hamil bisa mengalami mirror syndrome. Namun, kondisi ini diduga berkaitan dengan hydrops fetalis, yaitu penumpukan cairan pada organ janin, seperti paru-paru, jantung, dan perut.

Meski penyebab mirror syndrome belum diketahui secara pasti, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko ibu hamil mengalami mirror syndrome, yaitu:

  • Rhesus darah yang berbeda dengan janin
  • Infeksi virus atau bakteri selama masa kehamilan
  • Tumor pada janin atau plasenta
  • Twin-to-twin transfusion syndrome (TTTS) pada kehamilan kembar

Gejala Mirror Syndrome

Mirror syndrome biasanya terjadi pada usia kehamilan 16–39 minggu. Gejala yang bisa dialami ibu hamil serupa dengan gejala preeklamsia, seperti:

  • Pembengkakan yang parah
  • Tekanan darah tinggi
  • Protein dalam urine atau proteinuria
  • Pertambahan berat badan drastis dalam jangka waktu pendek

Sementara itu, pada janin, gejala yang muncul meliputi jumlah cairan ketuban yang banyak serta plasenta yang mengalami penebalan. Apabila ibu hamil menjalani pemeriksaan USG, janin juga akan terlihat mengalami pembengkakan, terutama di organ jantung, hati, dan limpa.

Karena mirror syndrome bisa menjadi kondisi gawat kehamilan, penanganannya harus segera dilakukan oleh dokter. Dokter akan memeriksa seberapa parah mirror syndrome yang dialami. Apabila sudah serius, persalinan lebih awal akan dilakukan. Bayi yang sudah dilahirkan akan ditempatkan di ruang NICU untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Cara Mencegah Mirror Syndrome

Nah, untuk mencegah mirror syndrome, Bunda bisa melakukan beberapa hal untuk menjaga kesehatan Bunda dan Si Kecil, yaitu:

  • Makan makanan sehat dan bergizi selama hamil, seperti sayuran dan buah-buahan
  • Mengonsumsi suplemen kehamilan untuk menambah asupan nutrisi harian
  • Berolahraga ringan secara rutin
  • Memperbanyak istirahat
  • Minum air putih setidaknya 2 liter atau setara 8 gelas sehari.
  • Melakukan kontrol kehamilan secara rutin agar kondisi Bunda dan janin tetap terpantau

Selain dengan melakukan beberapa hal di atas, Bunda juga tidak perlu ragu untuk memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami tanda-tanda abnormal pada kehamilan. Dengan melakukan pemeriksaan lebih dini, gangguan pada kehamilan bisa lebih awal terdeteksi dan lebih cepat tertangani.

Sumber:

Han, et al. (2021). Clinical Characteristics and Risk Factors of Mirror Syndrome: A Retrospective Case-control Study. BMC Pregnancy and Childbirth, 21(1), pp. 660.

Mathias, C. & Rizvi, C. (2019). The Diagnostic Conundrum of Maternal Mirror Syndrome Progressing to Pre-eclampsia – A Case Report. Case Reports in Women’s Health, 23, pp. e00122.

American Academy of Family Physicians (2022). Family Doctor. Taking Care of You and Your Baby While You’re Pregnant.

Healthline (2018). Hydrops Fetalis: Causes, Outlook, Treatment, and More.

Verywell Family (2021). An Overview of Mirror Syndrome.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *