Bedong Bayi, Begini Cara Memakaikannya

bedong bayi, diary bunda

Membedong bayi merupakan tradisi yang masih dilakukan masyarakat sampai sekarang. Ini karena bedong bayi dinilai bisa membuat bayi merasa nyaman dan hangat, asalkan caranya benar. Lantas, bagaimana sih cara membedong bayi dengan benar? 

Umumnya, bedong bayi sudah bisa dilakukan dalam beberapa jam setelah bayi baru lahir, Bun. Balutan kain bedong akan membuat bayi merasa hangat seperti ketika berada di dalam rahim. Oleh sebab itu, bayi akan merasa lebih nyaman dan tenang saat dibedong.

Bedong bayi bisa dilakukan setiap kali bayi akan tidur, baik siang maupun malam. Bayi juga bisa dibedong ketika sedang rewel atau menangis terus-menerus. Namun, bedongan perlu dilepas apabila tangisan bayi malah lebih keras. Soalnya, bisa jadi bayi merasa kepanasan atau tidak nyaman.

Manfaat Bedong Bayi

Membedong bayi bukan sekadar sebuah tradisi yang dilakukan secara turun-temurun, lho, Bun. Alasannya, bedong bayi memang bermanfaat untuk Si Kecil. Berikut ini adalah manfaat membedong bayi:

  • Menjaga bayi agar tidak terbangun karena gerakan refleks di kaki dan tangan yang terjadi tiba-tiba saat tidur
  • Membatasi gerakan tangan bayi yang bisa memukul atau menggaruk wajahnya sendiri
  • Menenangkan bayi saat sedang rewel
  • Membantu bayi untuk tidur lebih lama dan tenang
  • Menjaga kehangatan tubuh bayi

Cara Membedong Bayi dengan Benar

Meski kelihatannya sederhana dan mudah, bedong bayi tidak boleh dilakukan dengan sembarangan lho, Bun. Untuk membedong bayi, Bunda tidak hanya membalut kain secara asal-asalan, tetapi juga perlu memperhatikan seberapa kencang balutannya. Kalau terlalu kencang, pergerakan tubuh bayi malah menjadi tidak leluasa.

Nah, daripada bingung, Bunda perlu tahu, nih, cara membedong bayi yang benar. Begini caranya:

  • Bentangkan kain bedong di permukaan yang rata. Setelah itu, lipat sedikit sudut atasnya sampai kain menyerupai bentuk segitiga.
  • Letakkan Si Kecil di atas kain bedong dengan kepala di ujung bagian yang terlipat.
  • Pegang badan Si Kecil sambil membalut salah satu sisi kain, baik kanan atau kiri, ke tubuhnya, kemudian selipkan kain di bawah tubuhnya.
  • Lipat sisi bawah kain bedong ke atas, untuk menutup bagian kaki Si Kecil. 
  • Bawalah salah satu sisi kain lainnya, untuk dibalut ke tubuh Si Kecil. Lalu, selipkan ujung kainnya agar bedongan tidak terlepas. 

Setelah Si Kecil dibedong, pastikan Bunda selalu menempatkan Si Kecil dalam posisi telentang, ya. Soalnya, apabila dibedong dan tidurnya tengkurap, bayi lebih berisiko tersedak dan mengalami sudden infant death syndrome (SIDS).

Selain itu, Bunda juga harus memastikan bedong Si Kecil sudah diselipkan dengan baik, ya. Apabila tidak, dikhawatirkan kain bedong bisa terlepas sendiri sampai menutupi wajah Si Kecil, dan membuatnya sulit bernapas.

Apabila Si Kecil sudah tumbuh makin besar, bahkan sudah bisa berguling, sebaiknya Bunda berhenti untuk membedongnya lagi, ya. Soalnya, bedong bayi pada masa tersebut bisa membuat perkembangan motorik Si Kecil terhambat, karena pergerakannya menjadi tidak leluasa.

Sekarang, sudah tahu kan bagaimana cara yang benar untuk membedong bayi? Apabila masih ragu untuk mencobanya, Bunda bisa berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter, ya. 

Sumber:

Pregnancy Birth & Baby Australia (2023). Swaddling Your Baby.

Moonm R.Y. & Glassy, D. Healthy Children (2022). Swaddling: Is it Safe for Your Baby?

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Perawatan Bayi Baru Lahir.

Miles, K. Baby Center (2023). How to Swaddle a Baby.

Woolfenden, E, Baby Center Canada. What are the pros and cons of swaddling?

Anzilotti, A. KidsHealth, Nemours (2024). For Parents. Swaddling Your Baby.

Hartshorn, J. Parents (2022). How to Swaddle a Baby.

Andrews, J.D. The Bump (2023). How to Swaddle Baby Like a Pro.

Cineli, E. Verywell Family (2021). How to Swaddle a Baby.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *