Antibiotik biasanya menjadi obat yang paling dihindari oleh orang banyak karena imejnya sebagai obat keras. Bagi ibu hamil, antibiotik juga menjadi momok karena pengaruh obat yang ditakutkan memengaruhi kandungan. Bagaimana memilih antibiotik yang aman untuk ibu hamil?
Pentingnya Antibiotik
Di dalam rahim, bayi mendapatkan oksigen, darah, dan nutrisi melalui plasenta. Plasenta bisa dikatakan menjadi saringan berbagai zat yang masuk, namun beberapa obat tetap saja dapat masuk ke dalam rahim dan dapat memengaruhi pertumbuhan janin.
Hal inilah yang membuat Bunda banyak diberi peringatan mengenai penggunaan obat-obatan selama hamil.
Namun masalahnya, selama hamil, Bunda mungkin saja terinfeksi bakteri yang hanya dapat disembuhkan oleh antibiotik.
Misalnya, Bunda yang tengah memasuki usia kandungan 6–24 minggu cenderung berisiko mengalami infeksi saluran kemih (ISK). Hal ini terjadi karena kandung kemih mulai tertekan oleh rahim yang terus membesar seiring usia kehamilan bertambah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Streptococcus grup B.
Kondisi ini sangat memerlukan pengobatan dengan obat antibiotik. Bila tidak segera diobati, ISK bisa menyebabkan persalinan prematur dan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah.
Antibiotik adalah jenis obat yang bermanfaat untuk melawan infeksi bakteri. Flu biasa atau penyakit seperti infeksi telinga, tenggorokan, dada tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik.
Dalam pemberian antibiotik yang aman untuk ibu hamil, biasanya dokter mempertimbangkan jenis obat antibiotik, usia kehamilan, dosis dan jangka waktu konsumsi obat antibiotik, serta efek samping.
Oleh karena itu, wajib bagi Bunda untuk selalu mengikuti petunjuk dokter bila dalam penggunaan antibiotik yang aman untuk ibu hamil. Jangan sampai karena penggunaan yang salah, justru membuat Bunda kebal terhadap antibiotik yang dibutuhkan.
Jenis-jenis Antibiotik
Agar keselamatan kandungan tetap terjaga, Bunda perlu mengetahui jenis antibiotik yang aman untuk ibu hamil dan mana yang tidak aman bagi janin.
Berikut adalah jenis antibiotik yang dilarang bagi Bunda, yaitu:
- Tetrasiklin
- Trimethoprim
- Streptomycin
- Ciprofloxacin
- Doxycycline
- Furadantin
- Macrobid
- Macrodantin
Tetrasiklin dikatakan dapat memengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menyebabkan noda pada gigi dan memperlambat pertumbuhan tulang.
Antibiotik yang tidak cocok bagi Ibu hamil juga dapat menimbulkan dampak pusing, muntah, diare, gas, kembung, sakit perut, kehilangan nafsu makan, dan alergi.
Antibitiok di bawah ini adalah jenis antibitik yang aman bagi ibu hamil:
- Augmentin
- Penicillin (amoxicillin, ampicillin)
- Cephalosporin (cefaclor, cephalexin)
- Clindamycin
- Erythromycin
- Nitrofurantoin
Beberapa penyakit yang membutuhkan antibiotik di atas termasuk:
- Infeksi saluran kemih usus buntu
- Infeksi kantong empedu
- Infeksi plasenta dan air ketuban
- Infeksi ginjal
- Infeksi vagina
- Infeksi listeria
- Sifilis
Selain kategori antibiotik aman dan tidak bagi ibu hamil, Badan Pengawas Obat dan Makanan dari Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan obat ibu hamil pada kelompok obat A, B, C, D, dan X.
Obat dengan kategori A termasuk aman untuk digunakan pada ibu hamil, sedangkan obat-obatan dalam kategori X terbukti berbahaya bagi janin, sehingga tidak boleh dikonsumsi.
Cacat lahir yang terkait dengan antibiotik yang didefinisikan kategori X meliputi anensefali (malformasi fatal tengkorak dan otak), penyumbatan saluran hidung, diafragma hernia, cacat mata, hingga cacat jantung.
Dengan adanya daftar antibiotik yang aman untuk ibu hamil dan tidak aman, dan juga kategori obat bagi ibu hamil tersebut, setidaknya Bunda dapat merasa lega saat harus mengonsumsi obat-obatan di saat hamil.
Tips Penggunaan Antibiotik
Antibiotik bila digunakan dengan petunjuk dokter sebenarnya cukup aman untuk ibu hamil. Lakukan beberapa tips berikut agar antibiotik aman untuk ibu hamil:
- Tidak mengonsumsi antibiotik pada trimester pertama kehamilan.
- Melakukan pemeriksaan untuk memastikan infeksi yang terjadi pada Bunda sehingga dokter dapat memberikan antibiotik yang tepat.
- Mengonsumsi dosis paling rendah selama minum obat.
- Mengonsumsi hanya dalam waktu yang singkat.
- Mengonsumsi hanya satu tipe antibiotik, dan tidak mengonsumsi bersamaan dengan obat bebas lainnya.
- Hanya mengonsumsi saat dibutuhkan.
- Mempertimbangkan riwayat alergi.
Penggunaan antibiotik harus dilakukan hati-hati sesuai dengan petunjuk dokter. Pastikan Bunda tidak mengurangi jumlah dosis, yang biasa terjadi karena Bunda lupa jadwal minum obat.
Berkurangnya dosis dan waktu mengonsumsi obat yang tidak konsisten akan memengaruhi fungsi obat.
Begitu juga dengan penggunaan antibiotik yang berlebihan. Kebiasaan ini akan mengakibatkan tubuh kebal terhadap bakteri.
Jadi, pastikan Bunda mengonsumsi antibiotik seperlunya saja dan hanya dengan petunjuk dokter!
Sumber:
WebMD. 2021. Is it Safe to Take Antibiotics While Pregnant?
SehatQ. 2021. Antibiotik untuk Ibu Hamil, Apa Saja yang Aman dan Tidak Aman Dikonsumsi?
Healthline. Antibiotics: Which Drugs Could Harm Your Unborn Baby?