Muntah dan mual merupakan kondisi yang dialami oleh banyak ibu hamil. Namun, muntah darah adalah perkara lain. Muntah darah pada level tertentu menjadi tanda adanya gangguan dalam tubuh.
Muntah Darah Saat Hamil
Morning sickness seperti mual dan muntah sudah menjadi makanan sehari-hari bagi sebagian besar ibu hamil. Morning sickness disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron dan estrogen selama kehamilan.
Namun, muntah darah berbeda dengan muntah akibat morning sickness. Muntah darah—tidak hanya saat hamil—menjadi pertanda ada yang salah dalam tubuh.
Muntah darah dalam bahasa medis disebut hematemesis. Muntah darah mengandung darah berwarna merah terang dengan tekstur seperti bubuk kopi.
Seringnya mengalami muntah akibat morning sickness dapat menyebabkan luka pada kerongkongan. Faktor lukanya kerongkongan adalah gejala yang sering terjadi dan tidak berbahaya dari muntah darah saat hamil.
Luka pada kerongkongan berarti pembuluh darah kecil di kerongkongan melebar dan rentan pecah hingga menyebabkan pendarahan. Bila ditangani dengan baik, luka pada kerongkongan tidak akan berdampak buruk pada kehamilan.
Penyebab Terjadinya Muntah Darah
Selain luka pada kerongkongan yang telah disebutkan di atas, muntah darah saat hamil bisa jadi disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
GERD
Kondisi medis yang erat kaitannya dengan muntah darah saat hamil adalah Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) akibat peningkatan asam lambung. Gejala penyakit asam lambung adalah nyeri ulu hati atau perih di dada.
Tukak lambung
Tukak lambung adalah kondisi ketika terdapat luka pada dinding lambung akibat terkikisnya lapisan dinding lambung.
Tukak lambung sering kali akan menimbulkan keluhan nyeri atau perih pada perut. Pada kondisi yang parah, tukak lambung dapat menyebabkan muntah darah.
Radang lambung
Peradangan dinding lambung atau gastritis pada masa kehamilan juga dapat menyebabkan muntah darah. Gastritis dapat terjadi dalam waktu yang lama dan jika tidak segera diobati, kondisi ini bisa berpotensi memicu kanker lambung.
Gusi berdarah
Sebagian ibu hamil, mengalami gusi bengkak, sakit, dan berdarah saat hamil yang disebut dengan gingivitis. Gingivitis adalah suatu inflamasi atau peradangan yang mengenai jaringan lunak di sekitar gigi atau jaringan gingiva.
Darah dari gusi ini mungkin keluar bersamaan saat Bunda muntah.
Hidung berdarah
Kehamilan meningkatkan aliran darah yang deras dalam tubuh, termasuk dapat membuat pembuluh darah dalam hidung membengkak. Darah dari dalam hidung, bisa saja mengalir ke kerongkongan dan keluar dari mulut berbarengan saat muntah.
Cara Mengatasi Muntah Saat Hamil
Muntah, baik muntah darah atau bukan, akan menghilangkan banyak cairan dalam tubuh. Sisa darah atau muntahan lainnya yang dirasakan juga menimbulkan rasa yang tidak nyaman.
Berikut cara meredakan ketidaknyamanan setelah muntah terjadi:
Minum air garam
Hilangnya cairan saat muntah dapat digantikan dengan cairan intravena yang mengandung banyak elektrolit. Air garam adalah bantuan pertama yang dapat Bunda minum sebelum mendapatkan perawatan selanjutnya.
Minum air putih
Agar lekas pulih dari dampak muntah dan tidak terkena dehidrasi, minum air putih yang banyak.
Makan camilan
Setelah muntah, Bunda mungkin merasa mual. Makan biskuit atau roti tawar untuk menghilangkan mual dan memberikan energi. Selanjutnya Bunda juga disarankan untuk tetap menjaga nutrisi.
Hindari makan berlemak
Makanan berlemak cenderung mendorong munculnya rasa mual. Pilih makanan yang direbus untuk mengurangi rasa mual.
Makan dengan jumlah yang sedikit lebih baik daripada makan langsung dalam jumlah banyak.
Istirahat
Muntah menyebabkan stres, kurang tidur, dan kelelahan. Obat paling manjur untuk gejala ini adalah istirahat yang cukup.
Minum jahe
Minum jahe sebanyak 250 mg sebanyak 4 kali sehari, dapat meringankan gejala mual dan muntah.
Kapan Harus ke Dokter
Muntah darah, tidak seperti muntah akibat morning sickness perlu diperiksakan segera ke dokter, seminim apa pun darah yang keluar dari dalam tubuh.
Tanda-tanda muntah darah yang perlu Bunda segera periksakan ke dokter ditandai dengan munculnya gejala lain berupa:
- Mual dan muntah yang berlebihan
- Napas pendek
- Pusing
- Pandangan kabur
- Bingung
- Dingin di kulit
- Sedikit buang air kecil
- Feses berwarna gelap dan berdarah
Penanganan muntah darah akan berbeda pada setiap kasus, tergantung dari seberapa parah pendarahan terjadi.
Bila pendarahan yang terjadi hanya sedikit, dokter biasanya akan memberikan resep obat untuk diminum.
Bila pendarahan yang terjadi cukup parah, maka dokter bisa saja melakukan transfusi darah.
Bunda bisa saja disarankan untuk melakukan endoskopi guna memperbaiki kerusakan organ dalam tubuh melalui tindakan operasi.
Apa pun yang disarankan dokter berguna untuk mengetahui penyebab terjadinya muntah darah saat hamil. Yang pasti, Bunda tidak perlu panik, dan justru menghindari stres dengan cukup beristirahat sementara menunggu hasil pemeriksaan dokter.
Sumber:
Mom Junction. 2021. Vomiting Blood During Pregnancy: What Is Normal And When To See A Doctor.
First Cry Parenting. 2019. Vomiting Blood During Pregnancy.
Healthline. 2020. What Does Vomiting Blood During Pregnancy Mean — and What Should You Do?
Alodokter. 2020. Penyebab Muntah Darah saat Hamil yang Harus Diwaspadai.