Tinggi fundus uterus di minggu ke-31 adalah sekitar 26 hingga 30 cm. Pada akhir bulan ke-7 kehamilan, karena ketinggian fundus uterus biasanya akan melebihi 27 cm perut, maka perut ibu sekarang cukup besar. Pada trimester ketiga, perut yang membesar yang menjadi gejala memberi tahu bahwa persalinan sudah dekat, tapi berbagai tanda lain akan muncul. Yuk, cek apa yang terjadi pada ibu di minggu ke-31.
Mengalami Sesak Nafas
Ketika paru-paru dan perut ditekan oleh rahim, Mom mungkin mengalami sesak napas, mulas, atau perut buncit. Selain itu, rahim yang membesar memberi tekanan pada vena cava inferior di belakang rahim, menyebabkan aliran darah yang terhambat dari kaki. Alhasil, banyak Mom yang mengalami varises dan pembengkakan.
Untuk mencegah varises dan pembengkakan, jangan terlalu lama berdiri, dan kenakan stocking elastis untuk meningkatkan pengembalian darah. Terlebih lagi selama kehamilan, volume darah ibu meningkat.
Rentan Mengalami Anemia
Darah terdiri dari plasma dan sel darah putih dan merah. Sel darah merah mengantarkan oksigen ke jaringan tubuh, dan jumlah sel darah merah tidak meningkat pada kecepatan yang sama dengan plasma, sehingga terjadi penurunan hemoglobin (Hb). Kondisi yang disebut dengan anemia ini memiliki gejala seperti pusing, pusing saat berdiri, jantung berdebar, atau mudah merasa lelah.
Untuk membantu meningkatkan sel darah merah dan mencegah anemia, pastikan untuk mengonsumsi makanan kaya zat besi. Misalnya, rumput laut, bayam, kangkung, hati ayam, dan daging merah yang kaya akan zat besi.
Dan konsumsi dengan vitamin C untuk meningkatkan laju penyerapan zat besi. Jadi, cobalah untuk mengombinasikan dua hal ini ke dalam menu harianmu. Mungkin juga kamu akan memerlukan suplemen penambah darah.
Anemia dapat menghambat pertumbuhan bayi dan perkembangan otak/kecerdasannya menjadi tidak optimal. Pada saat persalinan, anemia dapat menyebabkan rahim menjadi lemah/tidak berkontraksi setelah melahirkan plasenta. Akibatnya terjadi perdarahan pasca persalinan yang dapat mengancam nyawa ibu.
Ibu Mengalami Rasa Sakit Punggung
Perut yang membesar memindahkan pusat keseimbangan tubuh ke depan, dan untuk mengimbanginya kamu secara alami akan menekuk tubuh ke belakang, yang meningkatkan ketegangan pada pinggul. Akibatnya, sering kali memperburuk nyeri punggung bawah dan sakit punggung.
Jika kamu mempertahankan posisi yang sama selama beberapa jam, seperti duduk di tempat kerja, maka akan merasa sakit. Sering-seringlah mengubah posisi, dan beristirahatlah sebanyak mungkin. Jika mendapati posisi tubuh menekuk ke belakang, luruskan kembali posisi tubuh yang benar.
Ketahui tentang Proses Persalinan Normal
Umumnya persalinan diawali dengan keluarnya lendir bercampur darah (mucus plug). Lendir ini berfungsi untuk menutup saluran serviks atau mulut rahim. Kemudian kamu akan merasakan nyeri pada perut atau mulas yang diakibatkan oleh kontraksi.
Kontraksi persalinan harus teratur dengan durasi yang semakin lama dan interval yang semakin pendek. Durasi kontraksi normalnya 45-60 detik dengan intensitas 3-4x/10 menit. Seiring semakin seringnya terjadi kontraksi, terjadi juga penipisan dan pembukaan serviks yang disertai dengan turunnya kepala menuju vagina.
Selaput ketuban kemudian pecah dan air ketuban akan keluar pada saat persalinan sudah memasuki fase aktif. Setelah pembukaan lengkap, ibu dapat dipimpin mengedan setiap ada kontraksi untuk mendorong bayi keluar atau persalinan kala 2.
Lama persalinan kala 1 fase laten (pembukaan 1 sampai 4) sangat bervariasi, mulai dari beberapa jam sampai lebih dari 24 jam. Lama mulainya persalinan dari persalinan kala 1 fase aktif (pembukaan 4) sampai persalinan kala 2 normalnya enam hingga tujuh jam dengan kecepatan pembukaan bertambah satu setiap jamnya pada ibu yang pertama kali melahirkan.
Lama persalinan kala 2 (pembukaan lengkap dan ibu mengedan sampai bayi lahir) pada Mom yang pertama kali melahirkan normalnya kurang dari dua jam.
Kenali Gejala Pelepasan Plasenta Sebelum Bayi Lahir (Solusia Plasenta)
Kondisi ini penting diketahui untuk keselamatan bagi ibu dan bayinya, dan muncul pada trimester ketiga, terutama dari minggu ke-32 dan seterusnya dengan tingkat kejadian 0,5 hingga 1,3% atau lebih.
Faktor risiko pelepasan plasenta prematur (solusio plasenta) di antaranya: tekanan darah tinggi, kelainan pembekuan darah, terjatuh atau mengalami benturan pada perut.
Dalam kasus ini, plasenta diposisikan secara normal, tetapi terlepas dari dinding rahim lebih awal, bukan dikeluarkan setelah bayi lahir. Oleh karena plasenta memberi bayi oksigen dan nutrisi, maka jika dipisahkan dari dinding rahim akan membahayakan bayi karena kekurangan oksigen (hipoksia).
Beberapa gejala pelepasan plasenta sebelum bayi lahir, yakni pengerasan perut bagian bawah, nyeri hebat, dan penurunan gerakan janin. Jumlah perdarahan vagina mungkin besar atau kecil atau tidak ada sama sekali, tetapi perdarahan internal dari tempat pemisahan plasenta cenderung besar, dan ibu mungkin mengalami gejala syok.
Dari minggu ke-30 dan seterusnya, jika kamu merasakan sakit akut atau perut mengeras seperti papan, ada kemungkinan kuat terjadi pemisahan prematur plasenta, dan disarankan untuk segera menemui dokter.