Perkembangan Si Kecil di Kehamilan Minggu ke-39

Tinggi bayi di minggu ke-39 adalah sekitar 49-51 cm, dengan berat sekitar 2.700-3.400 g. Yuk, kita simak perkembangan bayi selama minggu ke-39 kehamilan dan saat persalinan.

Ukuran Tubuh dan Kulit Bayi Berubah

Pada minggu ke-39 berat bayi sekitar 3.000 g dengan lingkar kepala sekitar 34 cm, lebar bahu 11-12 cm, lingkar bahu sekitar 35 cm, dan lingkar dada sekitar 33 cm.

Tubuh bayi terdiri dari empat bagian, dengan lengan dan kaki yang panjangnya hampir sama. Setelah ia lahir, bayi akan secara aktif menggerakkan tangan dan kakinya, dengan tangan direntangkan di atas kepalanya dalam bentuk “W” dan kaki terentang dari batangnya dalam bentuk “M”.

Lemak tubuh bayi meningkat hingga 15% dan tidak ada lagi kerutan di kulit, sedangkan vernix caseosa (zat lilin) dan rambut lanugo berbulu halus yang dulu menutupi tubuh bayi sekarang hanya tersisa di wilayah skapula (tulang belikat) dan area spesifik lainnya.

Pada tahap sebelum kelahiran, tali pusat memiliki panjang sekitar 50-60 cm, dan diameter plasenta sekitar 15-20 cm. Plasenta selesai pada sekitar minggu ke-15 sekarang beratnya sekitar 500 g, sekitar seperenam dari berat bayi, dan terus memberi nutrisi dan oksigen ke bayi.

Bayi Bisa Lahir Sebelum atau Sesudah HPL

Saat ini adalah sekitar satu minggu sampai tanggal hari kelahiran, tetapi sangat jarang bagi bayi untuk dilahirkan pada hari ke-280 kehamilan. Lebih banyak bayi yang lahir sebelum tanggal perkiraan, dan antara 10 hingga 20% dilahirkan sesudahnya.

Ketika tanggal lahir bayi mendekat, ibu akan melihat rasa pengetatan di perut serta mengalami keputihan—keduanya merupakan tanda bahwa kelahiran telah dekat. Ini tentu saja tanda-tanda yang dinanti-nantikan, tetapi cobalah jalani hari dengan rileks. Latih pernapasan dan bersantai karena sebentar lagi Anda akan menggendong si Kecil. Dan oh, cek lagi tas rumah sakit Anda!

Pelajari tentang Kehebatan Bayi Saat Melewati Jalan Lahir

Pada bulan ke-10 kehamilan, bayi akan memposisikan tubuhnya secara vertikal (letak memanjang) untuk masuk dan mengamankan kepalanya di panggul. Hingga 90% atau lebih dari bayi-bayi dalam letak memanjang ini berada dalam presentasi kepala, yakni postur dengan kepala ke bawah.

Selain itu, untuk mengurangi ukuran kepala ketika melewati jalan lahir yang sempit, tulang-tulang kepala bayi (tulang tengkorak) tidak dibuat sepenuhnya kaku. Posisinya tumpang tindih di mana tulang tengkorak bertemu (dikenal sebagai molase). Ini adalah cara yang sangat efektif untuk memudahkan bayi melewati jalan lahir.

Bayi juga melengkungkan punggungnya menjadi bentuk bulat untuk melewati jalan lahir dan memutar tubuhnya sebanyak empat kali sebelum dilahirkan. Panggul berukuran kecil dengan bentuk yang rumit, sehingga untuk menyesuaikan dengan bentuk panggul, bayi digerakkan ke depan oleh kontraksi rahim dan dia dengan cerdasnya memutar tubuhnya.

Published
Categorized as Minggu 39

By dr. Febriyan Nicolas K., M.Kes., Sp. OG

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *