Apa yang Dilakukan Saat Harus Melahirkan Sendirian di Rumah?

melahirkan sendirian di rumah

Saat hamil, Bunda dan pasangan tentunya sudah memikirkan berbagai hal yang perlu disiapkan untuk menyambut datangnya si Tamu Istimewa. Mulai dari mempersiapkan kamar tidur si Kecil, perlengkapannya sehari-hari, juga rencana untuk melahirkan di rumah sakit atau di klinik kebidanan. Namun apakah Bunda pernah bayangkan kalau dalam situasi darurat, Anda harus melahirkan sendiri di rumah? 

Kondisi ini bukan hanya dibesar-besarkan seperti di cerita-cerita dalam film, lho. Kondisi darurat harus melahirkan sendirian di rumah bisa terjadi karena berbagai hal.

Misalnya karena kontraksi yang terjadi begitu cepat sehingga Bunda bahkan tidak sempat untuk berangkat ke rumah sakit, kondisi pecah air ketuban di rumah, atau Bunda tiba-tiba merasa harus mengejan tanpa bisa ditahan lagi. 

Di Amerika Serikat, diperkirakan terjadi kasus kelahiran darurat di rumah sekitar 1% setiap tahunnya. Bahkan di Belanda, persentase kelahiran di rumah malah lebih tinggi, yaitu 13%, berdasarkan paparan dalam laman. 

Untuk mempersiapkan diri atas berbagai skenario, ada baiknya Bunda juga mengetahui apa yang akan terjadi dan sebaiknya dilakukan, sehingga bisa tetap fokus saat harus melahirkan sendirian di rumah.

Apa yang Harus Dilakukan?

melahirkan sendirian di rumah
Foto: freepik.com

Ingatlah bahwa kelahiran bayi adalah sebuah kejadian alami, sehingga Bunda tidak perlu panik.

  • Saat kontraksi terus terjadi, bernapaslah secara teratur dengan menarik napas dalam-dalam dan menghela napas, sambil berkonsentrasi.
  • Segera hubungi dokter kandungan atau bidan untuk melaporkan situasi terkini yang Bunda alami. Hubungi juga pihak rumah sakit atau layanan ambulans untuk menjemput Bunda segera.

Langkah-langkah Melahirkan Sendirian di Rumah:

melahirkan sendirian di rumah
Foto: freepik.com
  • Ambil posisi yang paling nyaman. Bunda bisa berbaring di lantai atau pada permukaan datar. Pastikan posisi Bunda memungkinkan untuk memegang kedua kaki saat mengejan.
  • Siapkan perlengkapan yang diperlukan: bantal untuk menyangga Bunda, handuk, juga selimut untuk si Kecil, karena tubuh si Kecil yang baru lahir akan sangat licin dan perlu segera dibungkus kain yang bersih dan hangat. 
  • Siapkan juga banyak air hangat untuk membilas dan membersihkan segala sesuatunya.
  • Bersihkan tangan dan area intim dengan menggunakan air dan sabun untuk mengurangi risiko kontaminasi atau infeksi.
  • Bila ada anggota keluarga yang membantu Bunda, mintalah ia untuk bersiap menangkap kepala si Kecil saat lahir dengan beralas kain atau handuk tebal.
  • Saat kepala si Kecil sudah mulai terlihat, jangan ditarik atau dipaksa keluar dari tubuh Bunda. Biarkan kontraksi selanjutnya yang akan memandu proses kelahirannya. 

Setelah si Kecil Lahir, Apa yang Harus Dilakukan?

Foto: freepik.com

Syukurlah, si Kecil berhasil lahir diikuti dengan tangisan yang kuat. Pahami langkah selanjutnya agar kondisi si Kecil tetap aman:

  • Segera bersihkan hidungnya. Biasanya pada daerah hidung si Kecil akan penuh dengan lendir dan cairan ketuban, sehingga perlu dibersihkan agar si Kecil tidak tersedak dan bisa bernapas dengan baik.
  • Bersihkan tubuh si Kecil sebisa mungkin, namun jangan dimandikan. Segera bungkus tubuhnya dengan handuk atau kain agar suhu tubuhnya tetap hangat.
  • Lakukan kontak kulit dengan Bunda. Skin-to-skin contact merupakan saat yang penting untuk membangun ikatan emosional dengan si Kecil, membantu memperlancar proses menyusui, membuat si Kecil lebih tenang, juga meningkatkan sistem imun. Balut tubuh Bunda dan si Kecil dengan menggunakan selimut kering atau handuk.
  • Jangan buru-buru memotong tali pusar karena bisa mengekspos si Kecil pada infeksi; lebih baik menunggu tim medis atau bidan yang akan membantu Bunda. 
  • Setelah si Kecil terlihat tenang, pandu mulutnya untuk mulai menyusu kepada Bunda. Tindakan ini akan memicu tubuh mengeluarkan lebih banyak hormon oksitosin, sehingga uterus berkontraksi dan melepaskan plasenta. Keluarnya plasenta dari tubuh biasanya memakan waktu kira-kira 30 menit setelah si Kecil lahir. 
  • Bila tidak ada ambulans atau tim medis yang datang ke rumah Anda, segera bersiaplah untuk berangkat ke klinik maupun rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

Sumber:

What to Expect. 2018. Emergency Labor: What to Do If You Have to Give Birth Alone.

Mayo Clinic. 2020. Home Birth: Know the Pros and Cons.

Parent 24. 2020. Facing An Emergency Homebirth? Here’s What You Need to Know.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *