Kenali 5 Penyebab Produksi ASI Berlebihan

Setelah melahirkan, kadang Bunda merasa cemas bila ASI tidak keluar atau produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan si Kecil. Namun bagaimana bila kondisinya adalah sebaliknya: terjadi sindrom hiperlaktasi atau produksi ASI berlebihan?

Apakah sindrom ini berbahaya? Bagaimana cara mengatasinya? Cek jawabannya di sini.

Apa Itu Sindrom Hiperlaktasi?

produksi ASI berlebih

Kondisi hiperlaktasi adalah sebuah kondisi yang dialami Bunda, di mana tubuh memproduksi ASI dalam jumlah yang sangat besar.

Akibatnya, ASI sering kali berlebih bahkan sampai merembes dalam frekuensi yang lebih sering daripada dalam kondisi normal. 

Sebuah kasus yang menarik dialami oleh Bunda dari dua anak, Elisabeth Anderson-Sierra yang tinggal di Oregon, Amerika Serikat. Bunda Elisabeth mengalami sindrom hiperlaktasi setelah kelahiran putra keduanya. 

Per harinya, rata-rata Elisabeth memproduksi ASI hingga mencapai 6 liter, padahal untuk kebutuhan harian si Kecilnya, jumlahnya bahkan tidak mencapai 1 liter.

Karena merasa sayang untuk membuang ASI yang begitu berharga dan untuk membantu banyak orang, akhirnya ia memutuskan untuk mendonasikan kelebihan ASI-nya tersebut, yang jumlah totalnya bahkan mencapai lebih dari 2000 liter. 

Meski produksi ASI yang banyak adalah sebuah anugerah, namun bila produksi ASI berlebihan kadang malah dapat menyulitkan Bunda untuk menyusui si Kecil, bahkan si Kecil bisa menolak untuk menyusu.

Apa Penyebab Terjadinya Produksi ASI Berlebihan?

produksi ASI berlebih

Beberapa faktor potensial yang dianggap menjadi penyebab dari hiperlaktasi ini adalah sebagai berikut:

  • Ketidakseimbangan hormon
    Sebagaimana proses kehamilan dan persalinan yang semuanya dikendalikan oleh hormon, proses menyusui dan produksi ASI pun erat kaitannya dengan keseimbangan hormon di dalam tubuh. 
    Hiperlaktasi bisa disebabkan adanya ketidakseimbangan hormon tertentu, atau merupakan efek dari penggunaan obat-obatan tertentu, sehingga kelenjar pituitari—organ kecil yang berada di bawah otak—menghasilkan lebih banyak hormon, sehingga ASI yang diproduksi menjadi sangat banyak. 
  • Ada kondisi bawaan yang menyebabkan produksi ASI berlebih. 
  • Kelebihan hormon prolaktin di dalam darah (hiperprolaktinemia).
  • Jumlah kelenjar alveoli pada payudara
    Jumlah kelenjar Alveoli atau kantong penghasil ASI di dalam payudara juga turut menentukan jumlah produksi ASI. Bila jumlahnya banyak, maka produksi ASI biasanya juga akan banyak.
  • Terlalu banyak mengonsumsi makanan atau obat-obatan untuk menstimulasi produksi ASI.

Apa Saja Tanda Terjadinya Produksi ASI Berlebihan?

Tidak semua produksi ASI yang banyak merupakan indikasi terjadinya sindrom hiperlaktasi. Untuk memastikannya, biasanya ditandai dengan hal-hal berikut:

  • Payudara yang selalu terasa penuh dan berat.
    Kondisi ini kadang meningkatkan risiko terjadinya mastitis atau penyumbatan pada kelenjar susu yang terasa menyakitkan Bunda. 
  • Risiko rembesan atau ASI yang membasahi pakaian. Tak jarang, saat Bunda menyusui si Kecil dengan salah satu payudara, payudara yang lain pun meneteskan ASI.
  • Bayi yang mendapati ASI Bundanya banyak, kadang malah menolak untuk menyusu karena keluaran ASI yang terlalu deras.
  • Secara naluriah, kadang si Kecil akan menggigit puting payudara Bunda untuk mengendalikan aliran ASI yang terlalu deras. Akibatnya, puting rentan lecet dan luka.
  • ASI yang terlalu banyak kadang membuat bayi merasa bingung. Minum sedikit namun kemudian berhenti, atau malah memuntahkan ASI yang diminumnya karena alirannya terlalu cepat. Situasi ini dalam jangka panjang bisa mengakibatkan nutrisi yang seharusnya masuk ke tubuh si Kecil malah terbuang, sehingga si Kecil malah berat badannya kurang.
  • Si Kecil menjadi kelebihan berat badan karena minum ASI dalam jumlah terlalu banyak.

Bagaimana Mengatasi Hiperlaktasi?

Hiperlaktasi bukanlah kondisi yang membahayakan Bunda, meskipun terasa sangat melelahkan. Untuk mengatasi kondisi ini, Bunda dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Hentikan konsumsi suplemen atau obat-obatan yang menstimulasi produksi ASI.
  • Gunakan kompres dingin pada payudara untuk membantu mengurangi rasa tidak nyaman pada payudara.
  • Jangan segera memompa ASI setelah selesai menyusui si Kecil, karena akan menstimulasi produksi ASI menjadi lebih banyak lagi.
  • Menyusui hanya pada satu payudara per sesi menyusui. Tawarkan payudara yang sama selama setidaknya dua jam sampai sesi menyusui berikutnya. 
  • Cobalah memompa payudara terlebih dahulu selama beberapa waktu, untuk mengurangi pasokan dan memperlambat aliran ASI sebelum menyusui si Kecil.
  • Ubah posisi menyusui, misalnya dengan bersandar, untuk membantu mengurangi derasnya aliran ASI yang keluar.

Sumber:

First Cry Parenting. 2018. Hyperlactation – Causes, Signs, and Remedies.

Mayo Clinic. 2021. What Causes Hyperlactation during Breast-Feeding?

People. 2017. Mom of 2 with Hyper Lactation Syndrome Donates 600 Gallons of Breast Milk: It’s My ‘Labor of Love’.

Kompas. 2020. Hiperlaktasi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *