Semua Bunda pasti menginginkan yang terbaik untuk bayinya, salah satunya adalah dengan memberikan mereka ASI eksklusif.
Namun, menyusui memang tidak semudah yang dibayangkan dan diharapkan. Kenyataannya ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif, salah satunya adalah posisi menyusui yang benar. Untuk mengetahui lebih lengkap kami akan menjelaskan di poin berikutnya.
Cara Menyusui yang Benar
Dilansir dari idai.or.id, Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) menyatakan posisi menyusui yang paling lazim dan mudah dilakukan adalah posisi cradle atau memeluk bayi dengan lengan. Untuk Anda yang baru pertama menyusui, berikut ini cara yang tepat dan benar:
- Bayi dipegang dengan satu lengan.
- Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku Bunda, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan Bunda.
- Perut bayi menempel ke tubuh Bunda.
- Mulut bayi berada di depan puting Bunda.
- Lengan bayi yang di bawah merangkul tubuh Bunda, jangan berada di antara tubuh ibu dan bayi. Di sisi lain, tangan yang di atas boleh dipegang Bunda atau diletakkan di atas dada Anda.
- Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.
Posisi menyusui yang salah akan membuat pelekatan juga menjadi salah. Pelekatan adalah posisi saat bayi memasukkan puting ke dalam mulutnya dan mengisap ASI dari payudara ibunya. Menurut IDAI, seperti dilansir dalam idai.or.id, posisi pelekatan yang sempurna adalah sebagai berikut:
- Dagu menempel ke payudara ibu.
- Mulut terbuka lebar.
- Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi.
- Bibir bayi terlipat keluar.
- Pipi bayi tidak boleh kempot (karena bayi memerah menggunakan lidahnya, bukan mengisapnya).
- Tidak boleh terdengar bunyi berdecak, yang benar adalah bunyi menelan air.
- Puting tidak terasa perih dan sakit
- Bayi terlihat tenang, tidak marah atau mengamuk.
Bila kedua hal tersebut diikuti, momen menyusui akan menjadi momen yang sangat menyenangkan. Menyusui yang benar tidak akan membuat payudara Bunda menjadi sakit, justru sebaliknya.
Posisi Menyusui Lainnya yang Disarankan
Selain cradle position, ada dua posisi menyusui lain yang juga disarankan oleh IDAI.
- Posisi tidur menyamping (lying on your side)
Posisi menyusui bayi ini sangat ideal dilakukan saat Bunda baru saja melahirkan, terutama bagi yang melakukan operasi sesar. Namun, posisi menyusui bayi sambil tiduran juga bisa Bunda lakukan saat benar-benar merasa lelah.
- Anda tinggal memiringkan tubuh ke sisi bayi, dengan lengan yang satu berada di bawah kepala atau bantal Anda.
- Posisikan tubuh bayi juga miring, menghadap Anda.
- Pastikan kuping, bahu, dan kaki bayi sejajar, tidak terpelintir.
- Pastikan mulut bayi sejajar dengan areola Anda, tidak lebih tinggi ataupun lebih rendah
- Posisi di bawah lengan (football hold)
Ada lagi posisi menyusui bayi di bawah lengan dan paling ideal sebagai posisi menyusui bayi kembar. Posisi ini juga bisa dilakukan untuk Bunda yang habis menjalani operasi sesar. Bayi tidak akan mengenai perut sehingga sakit dapat diminimalkan.
- Posisikan bantal di pangkuan anda. Lalu taruh kedua bayi di bawah lengan anda dengan kondisi kepala bayi di atas bantal.
- Pastikan hidung bayi sejajar dengan puting anda.
- Support kepala bayi dengan telapak tangan anda
Bagaimana Cara Mengetahui bahwa Bayi Cukup ASI?
Posisi dan pelekatan menyusui yang benar adalah langkah pertama yang harus dipastikan sudah dilakuakan dengan baik agar bayi Anda mendapatkan cukup ASI. Bayi yang cukup ASI adalah salah satu tanda keberhasilan ASI eksklusif Anda. Bayi cukup ASI umumnya menunjukkan beberapa tanda-tanda seperti ini:
- Kenaikan berat badan dan tinggi badan bayi
Keberhasilan menyusui dapat diukur dengan naiknya berat badan dan tinggi badan anak sesuai dengan kurva pertumbuahan yang disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin bayi. Setiap bulannya, bayi pasti akan diukur oleh bidan atau dokter anak untuk mengetahui pertumbuhan serta perkembangannya.
- Bayi yang kenyang tidak mudah rewel dan tidur lebih nyenyak
Di samping itu, Anda juga bisa melihat tanda-tanda dari bayi sendiri. Bayi yang cukup ASI biasanya tidak mudah rewel dan tidur lebih nyenyak. Mood mereka akan lebih baik sehingga cenderung lebih sedikit menangis. Selain itu, tidur pulas ditandai dengan bayi tidak mudah terbangun dan rewel.
- Buang air kecil secara teratur
Normalnya, bayi usia di atas lima hari perlu diganti popoknya sebanyak 6-8 kali sehari. Jika setiap kali ganti popok, popok bayi selalu basah, artinya bayi sudah cukup ASI. Pastikan juga warna urine-nya jernih atau sedikit kuning.
Jika pertumbuhan bayi masih kurang maksimal dan Anda masih merasa kesulitan menemukan posisi dan pelekatan yang tepat, diskusikanlah dengan dokter anak atau konselor menyusui di sekitar Anda. Bisa jadi, anak Anda mengalami masalah anatomis atau fisiologis lainnya yang menyebabkan bayi sulit melekat dan menghisap dengan baik. Dengan berkonsultasi, Anda pun bisa belajar secara langsung mengenai posisi yang nyaman untuk Bunda dan bayi.
Sumber:
NHS UK. How to Breastfeed.
IDAI. 2013. Posisi dan Perlekatan Menyusui dan Menyusui yang Benar
IDAI. 2013. Bagaimana Menyusui dengan Benar