Mengenal Jenis-jenis KB: Kelebihan dan Kekurangannya

kb spiral

Sesuai anjuran pemerintah, memiliki dua anak dalam satu keluarga sudah lebih dari cukup. Hal ini didukung lewat alat kontrasepsi (KB) untuk mencegah kehamilan. Selain itu, ada pula alat KB yang juga berguna untuk mencegah penyebaran penyakit menular. 

Di sini kami akan mengenalkan berbagai jenis alat KB, serta menjelaskan kelebihan serta kekurangan masing-masing alat tersebut. Sebelum Bunda-Ayah menggunakannya, simak dahulu penjelasan dari kami.

Alat KB Temporer

Alat KB dibagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah KB temporer. KB Temporer bersifat sementara. Jadi, bila alat KB tidak digunakan, Bunda dapat hamil kembali. Alat ini digunakan hanya untuk menunda kehamilan sesaat. Waktu tundanya juga bermacam-macam tergantung jenisnya. Alat KB temporer, antara lain: 

1. Kondom

Kondom adalah alat KB yang paling mudah ditemukan, digunakan, dan minim efek samping. Ada dua jenis kondom, yaitu untuk pria dan wanita. Namun, kondom yang lebih umum digunakan adalah kondom pria. 

Kelebihan kondom:

  • Mudah ditemukan di mana-mana
  • Mudah digunakan
  • Dapat sekaligus mencegah penyakit kelamin dan penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS

Kekurangan kondom:

  • Tingkat kegagalan paling besar, kondom bisa bocor atau robek jika tidak berhati-hati
  • Bisa menimbulkan alergi
  • Ada kemungkinan terlepas saat masih di dalam vagina (risiko kehamilan meningkat)

2. Pil KB

Jenis alat kontrasepsi yang cukup banyak dipakai wanita di Indonesia adalah pil KB. Pil KB bersifat temporer dan dibagi ke dalam 2 golongan, yaitu jenis yang mengandung hormon progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen.

Kelebihan pil KB:

  • Harganya tergolong murah
  • Mudah didapatkan
  • Cara pemakaian mudah, hanya seperti minum obat saja
  • Tidak terasa sakit dan minim efek samping
  • Tingkat keberhasilan 92-99%

Kekurangan Pil KB:

  • Cukup merepotkan karena harus diminum rutin setiap hari dan tidak boleh terlewat satupun. Bahkan beberapa jenis mengharuskan Anda meminumnya di jam yang sama untuk memaksimalkan keberhasilan
  • Bila diminum tidak pada hari pertama haid, maka masih membutuhkan alat kontrasepsi lain selama 7 hari pertama konsumsi pil
  • Dapat meningkatkan berat badan
  • Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular
  • Dapat mengganggu produksi ASI (pil KB kombinasi)
  • Untuk beberapa orang dapat menimbulkan gairah seks menurun
  • Risiko haid tertunda pasca lepas konsumsi

3. Suntik KB

Suntik KB dibagi menjadi 2 tipe, ada yang menunda kehamilan selama 1 bulan ada pula untuk 3 bulan. Jenis kontrasepsi ini hampir mirip dengan pil KB. Namun, jika pil KB harus rutin dikonsumsi setiap hari, KB suntik dilakukan rutin setiap satu bulan atau 3 bulan sekali.

Kelebihan suntik KB:

  • Biaya murah
  • Tingkat keberhasilan 97-99%
  • Lebih lama waktu tundanya, jadi tidak harus selalu dilakukan setiap hari
  • Pilihan praktis bagi wanita yang kesulitan mengkonsumsi pil setiap hari

Kekurangan suntik KB:

  • Beberapa orang mengaku merasa mual setelah melakukan suntik
  • Dapat meningkatkan berat badan
  • Bisa membuat gairah seks menurun juga
  • Hormon meningkat sehingga menimbulkan jerawatan
  • Risiko haid tertunda pasca lepas kontrasepsi

4. Implan

Implan sering juga disebut susuk. Alat KB yang satu ini dilakukan dengan cara menanamkan benda seukuran batang korek api ke bagian lengan atas. Implan memiliki jangka waktu pencegahan kehamilan selama 3 tahun.

Kelebihan implan: 

  • Tidak merepotkan karena punya jangka waktu cukup lama dalam menunda kehamilan 
  • Dapat dipakai ibu menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI
  • Tingkat kegagalan hanya 1 persen

Kekurangan implan:

  • Rasa nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan ditanam
  • Menstruasi tidak teratur
  • Peningkatan berat badan
  • Risiko haid tertunda pasca lepas kontrasepsi

4. IUD atau Spiral

IUD (Intra Uterine Device) atau yang sering dikenal dengan kontrasepsi spiral ini, merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup diminati oleh banyak pasangan di Indonesia. Saat ini IUD bentuk spiral tidak lagi digunakan, IUD yang digunakan saat ini berbentuk huruf T. Sehingga pemakaian kata kontrasepsi spiral untuk merujuk pada IUD tidak lagi tepat.

Selain karena jangka waktu pencegahan kehamilan yang cukup lama, KB ini tidak memerlukan perawatan rumit, juga tingkat kegagalannya rendah.

IUD diletakkan di dalam rahim untuk menghadang sel sperma menembus sel telur. Terdapat 2 jenis IUD yaitu yang terbuat dari tembaga dan dapat bertahan selama 3-10 tahun, atau yang mengandung hormon dan bertahan selama 5 tahun.

Kelebihan IUD:

  • Jangka waktu lama, lebih praktis dan tidak merepotkan
  • Minim gejala hormonal seperti kenaikan berat badan atau jerawatan
  • Tidak meningkatkan risiko darah tinggi ataupun pengentalan darah
  • Tingkat kegagalan kecil
  • Metode kontrasepsi yang paling banyak direkomendasikan pada wanita dengan penyakit komorbid seperti darah tinggi, kanker, diabetes, dan lainnya.

Kekurangan IUD:

  • Kram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut
  • Pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan menstruasi tidak teratur (umumnya hanya berlangsung 3 bulan pertama karena proses adaptasi)
  • Dapat lepas atau bergeser (jika lepas biasanya akan keluar bersama darah haid)
  • Dapat terjadi reaksi alergi jika tubuh menolak keberadaan IUD (atau pada wanita yang memang memiliki riwayat alergi terhadap komponen IUD)

Alat KB Permanen

suntik KB

Di samping KB temporer, ada pula jenis KB permanen. Jenis KB ini disebut juga kontrasepsi mantap atau kontap. Jenis ini adalah tindakan sterilisasi yang dapat membuat seseorang tidak dapat melakukan pembuahan lagi.

Cara ini dilakukan bagi pasangan yang memang sudah memutuskan untuk tidak akan lagi menambah anak. Beberapa kasus juga mengharuskan KB permanen karena masalah medis dari salah satu pasangan. Jenis KB permanen, antara lain:

1. Vasektomi (metode operasi pria / MOP)

Vasektomi adalah tindakan kontrasepsi yang dilakukan untuk menghentikan aliran sperma dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria sehingga sperma yang dihasilkan tidak ikut keluar bersamaan air mani ketika ejakulasi. Hal ini memerlukan tindakan medis atau operasi dan bersifat permanen. Bagi pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan lagi biasanya akan menggunakan cara ini sebagai salah satu opsi mencegah kehamilan.

Namun, karena hal ini bersifat permanen, akan lebih baik pria yang akan melakukan sterilisasi ini benar-benar mantap dan yakin sebelum menjalani tindakan. 

Kelebihan vasektomi:

  • Tidak mengganggu ejakulasi (hanya meniadakan sperma dalam air mani)
  • Tidak menurunkan gairah seks, 
  • Tidak menurunkan kemampuan ereksi.

Kekurangan vasektomi:

  • Bisa terdapat darah di dalam air mani
  • Memar pada testis beberapa bulan pasca operasi
  • Pendarahan atau pembekuan darah pada area testis
  • Infeksi pasca operasi
  • Perasaan tidak nyaman pasca operasi

2. Tubektomi (metode operasi wanita / MOW)

Tubektomi merupakan tindakan kontrasepsi permanen atau sterilisasi pada perempuan, yang dilakukan dengan cara mengikat dan/atau memotong saluran indung telur (tuba falopi) sehingga sel telur tidak masuk ke dalam rahim, sekaligus menghalangi sperma untuk masuk ke dalam tuba falopi.

Kelebihan tubektomi:

  • Tidak mempengaruhi gairah/aktivitas seks 
  • Tidak mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Bisa dilakukan dalam 2 hari setelah melahirkan normal atau setelah masa nifas
  • Luka operasi sangat kecil bahkan tidak terlihat
  • Bisa dilakukan bersamaan dengan operasi sesar

Kekurangan tubektomi:

  • Nyeri pada panggul atau perut
  • Infeksi pasca operasi
  • Pendarahan
  • Komplikasi
  • Beberapa orang juga dapat mengalami hamil ektopik

Alat KB memang sangat beragam, Bunda bebas menentukan alat KB yang paling nyaman untuk Bunda dan Ayah gunakan. Yang penting untuk dipahami adalah tidak ada metode kontrasepsi yang menjamin keberhasilan 100%. Bunda dan Ayah juga bisa memilih berdasarkan budget yang dimiliki. 

Setiap alat KB memiliki efek samping yang berbeda-beda untuk tiap orang. Efek yang dirasakan orang yang satu belum tentu dirasakan orang lain. Untuk keputusan terbaik, diskusikan dengan pasangan atau dokter kandungan sebelum menggunakan KB. 

By dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG

dr. Fella Halimah Pratami, Sp.OG

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *