Pentingnya Peran Support System Menjelang Persalinan

Setiap orang membutuhkan dukungan, terutama saat mengalami masa-masa sulit. Dukungan atau biasa disebut support system adalah istilah bagi orang-orang orang yang selalu ada di sekitar kita, yang dapat diandalkan untuk mengatasi tantangan. Biasanya orang-orang ini menjadi tempat untuk berbagi keluh kesah, mengutarakan kecemasan, bertukar pikiran, atau mencurahkan kesedihan.

Orang-orang yang termasuk ke dalam support system biasanya berasal dari lingkungan orang terdekat, seperti pasangan, keluarga dan juga sahabat. Kehadiran support system ini tentunya memiliki manfaat yang sangat penting bagi kehidupan, di antaranya:

  • Mengurangi rasa stres saat menghadapi masalah.
  • Menjadi sumber motivasi ketika melewati masa-masa sulit.
  • Membantu mengambil keputusan.
  • Memberikan ketenangan.
  • Memberikan perasaan nyaman karena kasih sayang

Adanya dukungan dari orang lain akan membantu kita untuk mengelola emosi-emosi negatif, mengurangi kecemasan, dan membantu untuk mengambil keputusan yang lebih baik, saat menemui masalah. Dengan adanya dukungan, kita akan merasa tidak sendirian sehingga akan lebih tegar dalam menghadapi kesulitan. 

Pentingnya Support System Jelang Persalinan

Saat hamil, ibu akan mengalami berbagai macam kecemasan. Rasa cemas dan khawatir menjelang hari persalinan adalah hal yang wajar dialami oleh ibu hamil pada trimester ketiga. Menjelang persalinan, tidak jarang stres yang dialami ibu hamil meningkat. Stres tersebut disebabkan oleh kecemasan terhadap proses persalinan, terhadap tanggung jawab baru sebagai seorang ibu, terhadap tumbuh-kembang anak, terhadap hubungan dengan pasangan, dan berbagai kecemasan lain. Perubahan hormon pun berperan menimbulkan mood swing pada ibu, sehingga ibu hamil cenderung lebih mudah cemas dan lebih sensitif. 

Kecemasan yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan psikologis, yang dapat menimbulkan keluhan-keluhan fisik pada ibu hamil, yang dapat mempengaruhi kesehatan untuk ibu maupun bayi. Sebuah penelitian dari Princeton University Texas menyebutkan, bayi yang lahir dari ibu yang mengalami stres akan berisiko 60% lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan dibandingkan bayi yang lahir dari ibu yang emosinya stabil. Selain itu, stres berat saat hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Hal ini dibuktikan dari beberapa studi yang menyebutkan kebanyakan bayi prematur lahir dari ibu yang mengalami gangguan mood dan stres berat. Ibu hamil yang mengalami stres berkepanjangan juga dapat membuat bayinya lebih berisiko terserang penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes ketika bayinya beranjak dewasa.

Itulah mengapa setiap ibu hamil sangat membutuhkan support system yang kuat menjelang persalinan. Kehadiran dan perhatian orang-orang terdekat akan membantu ibu hamil menghadapi kecemasan dan stres yang dihadapinya. Akan tetapi, seringkali ibu merasa bertanggungjawab penuh atas kehamilannya, sehingga enggan meminta bantuan. “Butuh satu desa untuk membesarkan anak-anak” adalah kutipan yang menunjukkan bahwa tugas membesarkan anak-anak membutuhkan peran banyak orang di lingkungan. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk meminta dukungan dengan menyampaikan secara jelas apa yang diinginkan dan diharapkan dari orang-orang sekitarnya. 

Peran Suami sebagai Support System Terbaik

Suami adalah support system yang paling penting ketika Bunda menjalani kehamilan dan juga saat menghadapi persalinan. Kehamilan pasti membuat Bunda menjadi mudah khawatir dan cemas apalagi jika ini adalah kehamilan pertama. Untuk itu, dukungan pasangan sangat dibutuhkan agar Bunda merasa lebih tenang dan terhindar dari stres.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Women’s Health, wanita yang tidak menerima dukungan pasangan saat kehamilan, mengalami kecemasan dan depresi yang lebih tinggi serta memiliki dorongan kuat untuk melakukan perilaku-perilaku yang membahayakan. Hal ini membuat para peneliti menyimpulkan bahwa memiliki pasangan yang suportif sangat penting bagi kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin.

Setiap ibu hamil berharap memiliki suami yang dapat menjadi support system jelang persalinan Walaupun begitu, terkadang suami tidak tahu apa yang harus ia lakukan, sehingga bingung harus bersikap bagaimana. Terlebih bila istri sedang sensitif dan sulit diajak bicara. Di lain pihak, istri merasa suami tidak peka, namun tidak menyampaikan apa yang dirasakan, dipikirkan, dan diharapkan dengan jelas, pada suami.Oleh karena itu, dibutuhkan komunikasi yang baik antar pasangan agar mampu memahami kondisi dan kebutuhan satu sama lain. 

Dear Bunda, tugas mengasuh anak adalah tanggung jawab Ayah-Bunda. Ayah berperan setara dengan Bunda dalam mengasuh dan membimbing anak. Orangtua adalah tim. Oleh karena itu, jangan lupa untuk selalu libatkan suami dalam urusan bayi. Sejak hami sampai mempersiapkan persalinan. Mulai dari memilih rumah sakit, memilih metode persalinan, memilih nama si Kecil dan segala hal lainnya. Ingatlah bahwa Bunda tidak sendirian menghadapi ini semua karena ada suami yang selalu siap mendampingi Bunda dalam menjalani kehamilan, persalinan dan juga merawat si Kecil kelak.

Sumber:

Royal Collage of Psychiatrist. 2018. Mental Health in Pregnancy

Pregnancy Birth Baby. 2019. Mental Wellbeing During Pregnancy

Webmd. 2013. Can Your Stress affect Your Fetus?

Very Well Family. 2021. How to Support Your Partner During Pregnancy

By Mardiana Hayati Solehah, M. Psi, Psikolog

Psikolog Klinis

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *