Sebagian besar perempuan menunjukkan emosi-emosi negatif saat hamil, yang disebabkan karena stres. Sesekali merasa cemas, takut, dan sedih adalah kondisi yang wajar. Akan tetapi bila emosi-emosi tersebut terus muncul, maka dapat menunjukkan gejala depresi.
Depresi adalah suatu gangguan suasana hati yang ditunjukkan oleh kesedihan yang intens, kehilangan minat maupun kesenangan, dan kesulitan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Perempuan lebih rentan mengalami gangguan depresi dibandingkan laki-laki. Pada saat hamil, terjadi perubahan hormon yang mempengaruhi emosi dan suasana hati.
Oleh karena itu, besar kemungkinan ibu hamil mengalami masalah suasana hati, yang dapat menjadi depresi. Terutama bila ada riwayat depresi dan masalah emosi dalam keluarga, sehingga meningkatkan kerentanan munculnya gangguan suasana hati.
Depresi kerap kali kurang disadari maupun kerap diabaikan oleh orang yang mengalaminya. Padahal bila dibiarkan, depresi dapat menimbulkan dampak buruk, seperti penurunan kualitas hidup serta menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Ibu hamil yang mengalami depresi akan berpotensi menimbulkan masalah pada diri maupun janin.
Berikut ini adalah tanda-tanda depresi yang perlu Bunda waspadai selama kehamilan, yaitu :
- Kecemasan berlebihan tentang bayi Bunda
- Seringkali merendahkan diri, memiliki perasaan tidak mampu menjadi orangtua
- Suasana hati sedih, putus asa, gelisah, acuh tak acuh, banyak menangis
- Menarik diri dari teman dan keluarga
- Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasa Bunda nikmati
- Penurunan berat badan atau kenaikan berat badan yang berlebihan
- Mengalami kesulitan berpikir, berkonsentrasi atau membuat keputusan
- Adanya perilaku berisiko, seperti merokok maupun mengonsumsi zat-zat yang berbahaya, seperti minuman beralkohol dan obat-obatan
- Pikiran melukai diri sendiri, kematian atau bunuh diri
Coba evaluasi kondisi Bunda saat ini. Jika Bunda memiliki lima dari gejala depresi di atas dan sudah dialami selama dua minggu berturut-turut, maka besar kemungkinan Bunda mengalami depresi. Jangan mengabaikan keluhan-keluhan yang Bunda alami ya.
BACA: Mitos atau Fakta: Stres Sebabkan Keguguran?
Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Depresi saat Hamil?
Bila depresi tidak ditangani, maka bisa menyebabkan gangguan pada diri Bunda dan janin. Anak-anak yang lahir dari ibu yang mengalami depresi saat hamil bisa mengalami gangguan tumbuh kembang. Bahkan ibu yang mengalami depresi saat hamil, lebih rentan mengalami depresi paska melahirkan.
Depresi jangan diabaikan ya, Bunda. Segeralah mencari bantuan profesional. Pilihan pengobatan mungkin termasuk psikolog, psikoterapi, atau antidepresan bisa dilakukan tergantung dengan tingkat keparahan depresi yang Bunda alami.
Banyak obat antidepresan yang tersedia saat ini relatif aman untuk mengobati depresi selama kehamilan, setidaknya dalam hal efek jangka pendek pada janin. Sebelum meminta obat, Bunda harus mendiskusikan masalah ini dengan dokter Bunda terlebih dahulu, ya.
Beberapa ibu menganggap bahwa depresi bisa hilang sendiri. Mereka menganggap depresi hanyalah gejala kehamilan “normal” yang akan hilang dengan sendirinya. Beberapa ibu malah malu mengakui bahwa mereka memiliki masalah. Akan tetapi, depresi tidak bisa hilang sendiri dan membutuhkan perhatian khusus.
Memang sulit untuk mengakui dan meminta bantuan, namun menyadari kondisi tubuh merupakan langkah awal untuk menjaga kesehatan mental. Jadi, jika Bunda merasa ada kemungkinan menderita depresi kehamilan, janganlah segan untuk mintalah bantuan, ya, karena Bunda dan si Kecil membutuhkan ibu yang sehat secara fisik dan mental.
BACA: Ini 10 Makanan Penghilang Stres untuk Bunda!
Sumber:
What to Expect. 2021. Depression During Pregnancy
Cleveland Clinic. 2020. Depression During Pregnancy