Belajar Regulasi Emosi, Yuk Bunda!

olahraga untuk ibu menyusui

Apakah Bunda sering merasa sulit untuk mengontrol emosi? Apakah Bunda mudah sekali marah dan meluapkan kemarahan tersebut secara meledak-ledak? Apakah kemarahan Bunda tersebut merugikan diri sendiri dan orang lain? Emosi-emosi negatif seperti marah, sedih, cemas, atau kalut, merupakan respon wajar setiap manusia. Saat menghadapi kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, manusia akan merasakan emosi-emosi negatif dan perlu menyalurkan emosi-emosi negatif tersebut. 

Saat seseorang sedang merasakan emosi negatif seperti marah, terkadang mereka bertindak tanpa pikir panjang. Dalam kondisi yang sulit terkontrol, seseorang yang sedang marah dapat berkata kasar, merusak barang, menyakiti diri sendiri, atau bahkan menyakiti orang lain. Jika dibiarkan, hal ini dapat berdampak buruk pada diri sendiri atau orang terdekat seperti keluarga. Tak hanya itu saja, emosi yang tak terkendali juga dapat menghambat aktivitas karena Bunda menjadi tidak bersemangat dan suasana hati Bunda menjadi buruk.

Untuk itu, regulasi emosi penting untuk dilakukan agar Bunda tidak kebablasan dalam menyalurkan emosi-emosi negatif yang dapat merugikan. Regulasi emosi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menilai, mengatasi, mengelola, dan mengungkap emosi agar mencapai keseimbangan emosional dalam menghadapi segala situasi. Seseorang yang memiliki kemampuan untuk regulasi emosi biasanya akan lebih tenang saat di bawah tekanan. Menurut psikolog dan penulis buku asal California Daniel Goleman, kemampuan regulasi emosi dapat mencakup 6 kecakapan, yaitu:

  1. Kendali diri, yakni mampu mengelola emosi dan impuls yang merusak dengan efektif.
  2. Memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain.
  3. Memiliki sikap hati-hati.
  4. Mudah beradaptasi.
  5. Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi.
  6. Memiliki pandangan yang positif terhadap diri dan lingkungan.

Seseorang yang mampu meregulasi emosi cenderung menerima berbagai emosi yang ada di sekitarnya. Mereka tidak menyangkal emosi tersebut atau meresponnya dengan amarah. Saat menghadapi emosi negatif dari lingkungan sekitar, mereka cenderung memprosesnya terlebih dahulu dan meresponnya dengan tenang dan hati-hati.

Cara Regulasi Emosi

olahraga untuk ibu menyusui

Regulasi emosi bukanlah suatu hal yang terberi, melainkan keterampilan yang perlu dilatih. Berikut ini beberapa cara untuk melatih regulasi emosi dalam kehidupan sehari-hari:

1.    Mengatur nafas

Emosi negatif dapat seperti marah, sedih, kalut, atau cemas dapat membuat napas terasa sesak. Untuk itu, saat sedang merasakan emosi negatif, penting bagi Bunda untuk mengatur pernapasan. Tarik napas yang dalam lalu keluarkan secara perlahan sehingga otak menerima cukup oksigen yang bisa membuat Bunda menjadi lebih tenang. Selain menenangkan, cara regulasi emosi dengan teknik bernapas ini juga bermanfaat untuk menstabilkan tekanan darah.

2.    Membiasakan berpikir positif

Membiasakan diri untuk berpikir positif dapat membantu Bunda untuk menghilangkan rasa cemas, sedih, kalut, dan marah. Dengan selalu berpikir positif, Bunda juga dapat merasakan energi yang baik sehingga lebih semangat menjalani aktivitas sehari-hari. Hal ini juga dapat Bunda terapkan ketika Bunda mendapatkan komentar negatif dari orang lain. Daripada meresponnya dengan tindakan atau perkataan negatif, sebaiknya Bunda meresponsnya dengan kata-kata yang baik, atau boleh juga bila tidak meresponnya sama sekali. 

3.    Pentingnya menyayangi diri sendiri

Menumbuhkan rasa sayang pada diri sendiri atau yang dikenal dengan istilah self love dapat membantu Bunda lebih percaya diri sehingga rasa takut, cemas, dan khawatir Bunda dapat terkikis. Menurut penelitian, orang yang tidak dapat menerima diri sendiri apa adanya sangat rentan terserang stres. Orang yang stres cenderung akan lebih cepat marah, tersinggung, dan bertindak tanpa berpikir panjang.

Sayangi diri Bunda dengan menerima keadaan fisik diri sendiri. Perhatikan rawat diri Bunda dengan makan yang teratur, tidur cukup dengan siklus tidur yang sesuai, dan tetap bergerak aktif. Jangan lupa juga bahagiakan diri dengan melakukan hal-hal yang Bunda suka, seperti hobi, mencoba kegiatan-kegiatan baru, dan bertemu dengan teman-teman. Dengan cara ini, Bunda akan lebih mudah melakukan regulasi emosi dan lebih tenang menjalani hidup. 

4.    Fokus pada solusi, bukan emosi

Saat menghadapi masalah atau konflik dengan orang lain, cobalah untuk tetap fokus pada masalah. Saat kita bisa mengenali masalah yang dihadapi, maka kita bisa menemukan solusi yang dibutuhkan. Bila hanya berfokus pada emosi-emosi negatif, maka kita hanya akan berkutat pada ketidaknyamanan dan berujung pada mengeluh terus-menerus. 

Saat berada pada situasi yang buruk atau mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, ambil lah jeda untuk menenangkan diri. Hal ini dapat mencegah Bunda menyesali tindakan atau perkataan negatif yang dapat Bunda lakukan karena emosi sesaat. Jika Bunda juga meluapkan emosi saat konflik dengan orang lain, hal ini justru dapat memperkeruh atau bahkan menimbulkan masalah baru. Saat menghadapi konflik, ajak lawan bicara Bunda untuk mencari solusi, dalam situasi yang lebih kondusif setelah masing-masing pihak sudah lebih tenang, agar masalah dapat cepat teratasi.

5.    Hindari lingkungan negatif

Berada di lingkungan negatif dapat berdampak buruk pada cara berpikir serta perilaku seseorang. Cobalah memahami lingkungan sekitar Bunda dan sebisa mungkin hindari orang-orang yang berpotensi menularkan emosi negatif. Pengaruh negatif ini dapat menghambat Bunda berkembang dan akan menyulitkan Bunda untuk melakukan regulasi emosi. Bunda pun sebaiknya menyaring informasi-informasi yang Bunda terima dan mengurangi asupan informasi-informasi yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan maupun tingkat stres dalam diri. 

Saat berada dalam kondisi menekan atau mengalami kejadian-kejadian buruk, manusia akan merasakan emosi-emosi negatif. Emosi tidak ada yang baik atau buruk, melainkan disalurkan secara tepat atau merusak. Emosi negatif yang disalurkan secara meledak-ledak dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, Bunda perlu mengatasinya dengan latihan regulasi emosi melalui tips-tips di atas ya! Walaupun awalnya akan terasa sulit, namun jika sudah terbiasa dilakukan hal ini akan banyak membawa pengaruh positif dalam hidup Bunda. Selamat mencoba, Bun!

Sumber:

Positive Psychology. 2021. What is Emotion Regulation? +6 Emotion Skills and Strategies

Psychology Today. Emotion Regulation

Very Well Mind. 2020. How Emotion Regulation Skills Promote Stability

By Mardiana Hayati Solehah, M. Psi, Psikolog

Psikolog Klinis

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *