Prokrastinasi: Ketika Bunda Suka Menunda Pekerjaan

Siapa di sini yang sering bekerja mepet tenggat waktu? Banyak orang yang merasa lebih bersemangat mengerjakan tugas saat menjelang deadline. Ada juga yang mengatakan butuh waktu untuk menemukan inspirasi sehingga tidak kunjung memulai. Bila memang Bunda salah satunya, maka Bunda sering melakukan prokrastinasi. 

Prokrastinasi adalah suatu bentuk penundaan dalam memulai atau menyelesaikan suatu pekerjaan yang diberikan, secara sengaja dan berulang. Orang yang melakukan prokrastinasi seringkali memilih mengerjakan pekerjaan ketika deadline sudah di depan mata. Bukan hanya hitungan hari, orang yang kerap melakukan prokrastinasi bisa mengerjakan tugas pada malam sebelum deadline atau bahkan beberapa jam sebelum deadline berakhir.

Walaupun mengetahui bahwa tugas yang dikerjakan sebelum deadline kemungkinan banyak salah, tidak optimal, bahkan bisa merugikan kesehatan bila kita memaksa diri untuk begadang dan mengabaikan kebutuhan-kebutuhan fisik, seperti makan, karena terburu-buru mengerjakan tugas. 

Banyak sekali alasan untuk menunda. Ada yang mengatakan butuh waktu merencanakan, tidak kunjung mendaparkan inspirasi, ada hal-hal lain yang harus dikerjakan, dan banyak dalih lain. Sebenarnya, bila ditelaah lebih lanjut, prokrastinasi merupakan bentuk kegagalan pengendalian diri yang ditandai dengan penundaan tugas dengan alasan-alasan yang tidak rasional, meskipun ada konsekuensi yang berpotensi negatif. 

Faktor Pemicu Perilaku Prokrastinasi

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prokrastinasi, antara lain:

  1. Manajemen waktu yang buruk

Biasanya orang cenderung membuang-buang waktu hanya untuk untuk membuat perencanaan  awal secara berlebihan. Ditambah lagi, orang ini senang melakukan hal-hal yang tidak berkaitan dengan tugas karena ingin menghindari tanggungjawabnya. Orang yang melakukan ini seringnya tidak menyadari keterbatasan waktu yang dimilikinya dan menganggap masih ada banyak waktu untuk mengerjakan tugas-tugasnya. 

  1. Sulit berkonsentrasi dan mudah terganggu 

Orang yang sering menunda pekerjaan biasanya cenderung mudah terdistraksi, contohnya seperti tergiur ajakan teman untuk berkumpul di warung kopi, bermain gadget, menonton TV, dan berbagai aktivitas lainnya. Mereka juga mudah sekali teralih dengan kegiatan-kegiatan yang nampak menarik. Seseorang akan makin sulit memulai suatu tugas, terutama bila tugas itu terlihat tidak mudah untuk diselesaikan atau tidak menarik. 

  1. Penderita depresi gangguan obsesif-kompulsif (OCD)

Penundaan pekerjaan ini juga cukup umum terjadi pada orang dengan gangguan obsesif-kompulsif. Salah satu alasannya adalah OCD sering dikaitkan dengan perfeksionisme, yang menyebabkan ketakutan akan membuat kesalahan, cemas mengambil keputusan, dan kekhawatiran atas ekspektasi diri sendiri maupun orang lain. Harapan untuk menjadi sempurna seringkali membuat penyandang OCD tidak kunjung memulai dan akan berulangkali membuat rencana serta sangat memusingkan hal-hal kecil. 

  1. Bosan terhadap pekerjaan yang rutin

Pekerjaan yang rutin dilakukan secara terus menerus akan menimbulkan rasa bosan. Saat bosan, biasanya manusia akan tergoda untuk menemukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan dengan alasan “refreshing”. Akan tetapi, seringkali kegiatan pengalih ini malah menghabiskan banyak waktu. 

  1. Depresi

Perilaku sering menunda-nunda bisa diakibatkan dari gangguan depresi. Saat depresi, perasaan putus asa, tidak berdaya, dan kekurangan energi sangat mendominasi. Hal-hal tersebut membuat seseorang sulit untuk memulai (dan menyelesaikan) tugas yang paling sederhana. Depresi juga dapat menyebabkan keraguan akan kemampuan diri, yang menyebabkan munculnya perilaku menghindari tugas-tugas yang ada. 

Dampak Buruk Prokrastinasi

Menghindar dan mencari-cari alasan memang mudah dan enak, tapi malah akan berdampak buruk. Tidak hanya tugas-tugas makin menumpuk, namun juga bisa menyebabkan berbagai hal seperti di bawah ini : 

  1. Kehilangan waktu berharga

Hal terburuk dari menunda-nunda pekerjaan adalah waktu terbuang percuma tanpa ada hasilnya. Biasanya, hal ini berakhir dengan penyesalan saat menyadari hasil pekerjaan bisa sangat berbeda jika saja tanpa menunda-nunda. 

  1. Kehilangan kesempatan

Berapa banyak peluang yang telah Bunda sia-siakan karena tidak memanfaatkannya ketika ada kesempatan? Mungkin saja, kesempatan itu bisa saja mengubah hidup, tetapi Bunda melewatkannya. 

  1. Goal tidak tercapai

Dengan menunda-nunda pekerjaan, tujuan Bunda bisa tidak dapat tercapai. Selain hasil dari pekerjaan yang dikerjakan tidak maksimal, bisa saja pekerjaan tersebut malah tidak selesai sama sekali. 

  1. Menghancurkan karir

Tak ada satupun perusahaan yang menyukai tindakan menunda-nunda. Jika sering menunda-nunda pekerjaan, Bunda akhirnya akan sulit untuk memenuhi target yang diberikan atasan atau perusahaan. Dengan begitu, pada akhirnya karir Bunda akan hancur. Dampak terburuk Bunda bisa dipecat dan jika kejadian ini terus berulang dan tidak ada satu pun perusahaan yang akan menerima Bunda kembali bekerja bila Bunda memiliki catatan kerja yang buruk. 

  1. Menurunkan kepercayaan diri

Menunda-nunda pekerjaan juga akan menyebabkan kepercayaan diri Bunda melemah. Tindakan ini bisa membuat Bunda merasa bahwa Bunda tidak akan bisa menyelesaikan tugas atau proyek dengan cara yang benar. Pikiran-pikiran negatif tersebut kemudian membuat Bunda menjadi rendah diri. 

BACA: 7 Hal yang Membuat Bunda Tidak Percaya Diri dan Cara Mengatasinya

  1. Membuat keputusan yang buruk

Pengambilan keputusan yang buruk adalah salah satu efek terburuk dari penundaan. Ketika sering menunda-nunda, Bunda akan membuat keputusan yang terburu-buru. Keputusan yang tidak dipikirkan dengan matang bisa berakhir buruk.  

Setelah mengetahui dampak dari menunda-nunda pekerjaan, cobalah untuk lebih terorganisir dalam mengerjakan pekerjaan. Buat timeline pekerjaan, deadline, serta target spesifik yang ingin dicapai. Bunda bisa membuat target-target jangka pendek, misal harian atau mingguan, sehingga tahu apa yang harus dilakukan dalam kurun periode tertentu. Buatlah pula penerapan skala prioritas agar Bunda tahu mana tugas-tugas yang penting dan mendesak untuk segera dikerjakan. Hal ini bisa lebih memotivasi dan membuat pekerjaan jadi lebih terencana. 

Jika Bunda tipe orang yang bekerja lebih cepat karena deadline, buatlah deadline sendiri yang jauh dari deadline sebenarnya. Hal ini untuk memacu pekerjaan lebih cepat selesai. Dengan begitu, Bunda juga masih memiliki waktu cukup untuk bisa mengoreksi pekerjaan sebelum akhirnya diserahkan.

Sumber:

Verywell Mind. 2020. What Is Procrastination?

Lifehack. 8 Dreadful Effects of Procrastination That Can Destroy Your Life

By Mardiana Hayati Solehah, M. Psi, Psikolog

Psikolog Klinis

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *