Bunda mungkin sering mendengar istilah inner child, bukan? Inner child artinya bagian dalam diri seseorang yang terbentuk karena pengalaman masa kecilnya. Kejadian-kejadian yang terjadi di masa kecil bisa membentuk karakter seseorang di masa sekarang. Pengalaman negatif umumnya akan membuat luka yang membekas hingga dewasa. Bila luka tersebut dibiarkan, maka akan membentuk karakter diri yang negatif, bahkan menimbulkan pola asuh yang buruk pada anak-anak.
Sebelum kita membahas lebih jauh, Bunda perlu mengetahui terlebih dahulu tanda-tanda seseorang memiliki inner child trauma. Apakah Bunda menunjukkan tanda-tanda tersebut?
1. Punya rasa percaya diri yang rendah
Sering kali, orang dengan inner child yang terluka punya rasa percaya diri yang rendah. Mereka selalu takut melakukan sesuatu dan tidak percaya diri mesti mereka memiliki potensi. Mereka kerap berpikiran negatif akan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, beberapa orang mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Mereka khawatir sifat dan perilakunya mungkin tidak akan disukai orang lain sehingga orang lain akan membenci dirinya.
2. Selalu berusaha menyenangkan orang lain
Kepercayaan diri yang rendah membuat orang dengan luka inner child selalu butuh pengakuan dari orang lain. Mereka tumbuh menjadi orang yang selalu berusaha menyenangkan orang lain, walaupun merugikan diri mereka sendiri. Orang dengan luka inner child kerap menahan emosi-emosi negatif serta menghindari konflik.
3. Sering merasa bersalah
Saat menemui masalah atau terjadi hal yang tidak sesuai harapan, orang dengan luka inner child akan merasa sangat bersalah. Rasa bersalah tersebut muncul secara berlarut-larut, sehingga sulit memikirkan jalan keluarnya. Orang dengan luka inner child kerap terjebak di masa lalu dan sukar memaafkan dirinya sendiri.
4. Punya emosi yang tidak stabil
Orang dengan inner child terluka juga umumnya punya emosi yang tidak stabil. Emosi yang tidak stabil ditunjukkan dengan sering kali terganggu dan suasana hati yang buruk tanpa ada penyebabnya. Masalah emosi ini dapat menghambat produktivitas dan mengganggu relasi dengan orang lain.
5. Merasa cemas saat melakukan sesuatu yang baru
Bila saat kecil, Bunda sering ditakut-takuti maupun serba dilarang, maka Bunda dapat tumbuh menjadi seorang yang pencemas. Bunda menjadi sangat takut untuk mencoba hal-hal baru dan tidak berani mengambil risiko, sehingga kerap ragu-ragu dalam keputusan. Rasa cemas yang bresar tersebut pun menghambat potensi-potensi yang dimiliki.
BACA: Kenali Istilah Mom’s Guilt: Rasa Bersalah Ibu
Cara Mengatasi Inner Child
Luka dapat sembuh, baik luka fisik maupun psikis. Pengalaman-pengalaman buruk dapat menimbulkan luka, namun luka tersebut dapat kita pulihkan, kok! Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi luka inner child, yaitu:
- Akui inner child Bunda
Langkah awal untuk memulihkan luka adalah mengakui bahwa diri kita tidak baik-baik saja. Menyangkal akan memperburuk luka yang dialami. Untuk menyadari, Bunda perlu mengingat kembali apa trauma yang dirasakan, lalu kenali lah sumbernya. Apakah didikan orang tua saat kecil, bullying, atau faktor lainnya? Dengan mengakui inner child yang ada dalam diri, Bunda akan lebih mudah untuk menyembuhkannya.
- Coba dengarkan apa yang inner child ingin sampaikan
Sering kali, orang berusaha menyangkal dan mendorong jauh-jauh perasaan takut, cemas, dan rasa bersalah, karena menganggap emosi-emosi negatif adalah hal yang buruk. Padahal tidak ada emosi yang baik atau buruk, melainkan emosi yang tepat atau tidak tepat. Bila Bunda terbiasa mendorong jauh perasaan ini, Bunda akan makin sulit berdamai dengan inner child, terutama tiap kali menemukan masalah yang sama. Cobalah untuk menerima emosi-emosi yang dirasakan dan mendengarkan inner child untuk membantu Bunda mengidentifikasi, serta memvalidasi tekanan yang Anda alami
- Tulis sepucuk surat atau jurnal
Menulis merupakan sebuah bentuk ekpresi emosi yang sehat. Bila Bunda kesulitan untuk mengutarakan apa yang dirasakan dan dipikirkan secara lisan, cobalah untuk menuliskannya. Bunda pun bisa menuliskan perjalanan hidup, pencapaian, atau target. Saat Bunda sedang dalam kondisi terpuruk, membaca kembali tulisan-tulisan Bunda dapat mengingatkan akan masa-masa sulit yang telah dilewati dan dapat mengumpulkan kekuatan.
- Coba lakukan meditasi
Meditasi adalah salah satu cara untuk menenangkan diri di tengah kekalutan. Luangkan waktu untuk memanfaatkan semua indera untuk menangkap berbagai sensasi dan mengatur nafas. Meditasi rutin dapat membantu Bunda untuk mengelola emosi dan berpikir lebih jernih.
- Kenang kembali kenangan bahagia masa kecil
Kehidupan orang dewasa penuh dengan tanggung jawab dan terasa sesak dengan berbagai tuntutan, sehingga Bunda jadi lupa caranya bersenang-senang. Untuk menyegarkan diri, coba ingat kembali kenangan bahagia masa kecil dulu, seperti bermain di taman bermain, pergi ke tempat-tempat menyenangkan di masa kecil, atau sekadar bermain selang air di parkiran rumah. Hal ini akan memberi energi positif pada hidup Anda.
- Bicara dengan Psikolog
Jika beberapa cara di atas sudah sering dilakukan, tetapi tidak juga menyembuhkan, Bunda bisa berkonsultasi dengan Psikolog yang lebih ahli. Akan tetapi perlu diingat, menyembuhkan inner child tidak dapat secara instan. Bila ingin menjalani konsultasi dengan Psikolog, maka lakukanlah dengan sabar dan konsisten ya.
Sumber:
Healthline. 2020. 8 Ways to Start Healing Your Inner Child
Medium. 2020. 6 Signs You Have A Wounded Inner Child