Aturan Pemberian MPASI Bayi 12-24 Bulan

Selain sumber makanan, yang harus diperhatikan adalah aturan konsumsi dan teksturnya. Pada usia ini bayi sudah bisa diperkenalkan dengan makanan bertekstur padat atau makanan keluarga. Pemberian ASI masih diberikan hingga bayi berusia 2 tahun, namun intensitasnya bisa dikurangi. Berikut panduan memberikan MPASI untuk bayi usia 12-24 bulan.

Seberapa Sering Memberikan MPASI?

Frekuensi pemberian MPASI bisa 3-4 kali sehari sebagai makanan utama dengan 2-3 kali makanan selingan plus pemberian ASI. Mengenai porsi makan bayi, harus ditingkatkan dari tahap sebelumnya. Bila pada usia 9-12 bulan porsi makanan hanya ¾ mangkuk, pada usia 12-24 tahun ditingkatkan menjadi 1 mangkuk atau 250 ml.

Frekuensi dan Jumlah Pemberian MPASI Usia 12-24 Bulan

Bagaimana Jika Anak Picky Eater?

Kebiasaan pilih-pilih makanan sering terjadi pada anak berusia 1-3 tahun. Terdapat kebiasaan makanan yang umum terjadi pada anak:

  • Picky eater berarti anak yang terlalu pemilih, hanya mau makan makanan yang itu-itu saja. Misalnya dari golongan protein hewani hanya mau makan telur saja.
  • Selective eater berarti anak yang menolak segala jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu. Misalnya tidak mau makan protein hewani sama sekali.

Bagaimana mencegah agar anak tidak pilih-pilih makanan? Dimulai dari saat ibu hamil dan menyusui. Sebaiknya ibu mengonsumsi semua jenis dan rasa makanan, karena indra pengecap anak sudah terbentuk sejak dalam kandungan. Anak bisa merasakan air ketuban serupa dengan apa yang ibu makan.

Bagaimana cara mengatasi anak yang susah makan? Kuncinya adalah harus diperkenalkan berulang kali dengan sabar. Bisa juga dengan cara mengolah makanan tersebut dengan bentuk lain. Terpenting, berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala si Kecil harus tetap terpantau.

Bagaimana dengan Berat Badan Anak?

Kondisi berat badan kurang bisa dilihat dari beberapa indikasi antara lain tampak kurus dibandingkan teman sebaya, susah makan atau pemilih makanan, kurang aktif dan perkembangannya kurang dibanding teman seusianya.

Sebagai orang tua tentunya tidak mudah mengetahui apakah anak kekurangan berat badan, normal atau kurang. Langkah pertama adalah dengan rutin memeriksa berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala setiap kali ke fasilitas kesehatan. Kamu bisa berkonsultasi pada dokter anak mengenai berat badan ideal anak. Biasanya dokter akan memantau pertumbuhan anak dengan menggunakan kurva pertumbuhan WHO.

Kurva pertumbuhan WHO (*SD = Standar Deviasi)

By dr. Kanya Ayu P., Sp. A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *