Cara Terbaik Memperkenalkan Daging kepada Bayi

memperkenalkan daging kepada bayi

Saat bayi sudah cukup usia untuk diberikan MPASI, Bunda disarankan untuk memberikan makanan yang bervariasi sejak awal. WHO menyarankan agar protein hewani sudah diberikan dalam MPASI kepada bayi dan diberikan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. 

Namun kenyataannya, masih banyak ibu yang menunda memperkenalkan daging kepada bayi, baik daging merah maupun putih, dan memilih memberikan MPASI dalam bentuk puree buah atau bubur nasi. 

Daging Membantu Memenuhi kebutuhan Zat Besi

memperkenalkan daging kepada bayi

Ada alasannya mengapa WHO dan IDAI menyarankan agar bayi diberikan protein hewani sejak awal MPASI. 

Dari usia 0-6 bulan, bayi yang mendapat ASI eksklusif hanya mendapatkan semua nutrisi dari ASI. Namun seiring pertambahan usianya, kebutuhan nutrisi bayi bertambah dan tak lagi dapat dipenuhi oleh ASI.

Salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan bayi yang dapat dipenuhi oleh protein hewani, terutama daging, adalah zat besi. Kebutuhan zat besi harian untuk bayi usia 7-12 bulan adalah sebesar 11 mg. 

Saat ini, anemia defisiensi besi pada bayi dan anak-anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Dengan memberikan daging kepada bayi sejak awal lewat MPASI, maka diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi. Karena simpanan zat besi yang dimiliki bayi mulai menyusut jumlahnya saat bayi memasuki usia empat bulan.

Daging merah merupakan sumber zat besi tertinggi dengan kandungan 2 mg zat besi dalam 100 gramnya. Walau tak setinggi daging merah, namun daging putih, yaitu daging unggas dan ikan, juga memiliki kandungan zat besi tinggi. Karena itu, Bunda sebaiknya jangan menunda memberikan protein hewani kepada bayi. 

Cara Memperkenalkan Daging kepada Bayi lewat MPASI

Untuk masa-masa awal pemberian MPASI, Bunda dapat memperkenalkan daging kepada bayi dalam bentuk puree. Bunda bisa membuatnya sendiri di rumah menggunakan blender atau food processor. Gunakan ASI atau air putih untuk membuatnya lebih cair. 

Sebagai selingan puree daging, Bunda bisa membuat puree dari sup berisi daging dan bahan-bahan lain seperti sayuran dan karbohidrat. Akan lebih baik jika ada bahan yang mengandung Vitamin C karena vitamin ini membantu penyerapan zat besi oleh tubuh.

Jika bayi sudah siap untuk makan dengan tekstur cincang, maka Bunda dapat membuat sup sayuran cincang yang ditambahkan parutan daging. Caranya, Bunda bisa memarut daging beku, baik daging sapi maupun daging unggas, lalu parutan daging dimasak bersama sayuran untuk dijadikan sup. 

Selanjutnya, jika bayi sudah dapat makan finger food pada usia 8-9 bulan, maka Bunda dapat memperkenalkan daging kepada bayi, baik daging sapi, unggas, ataupun ikan. Olahan daging yang diberikan sudah dimasak sampai lunak kemudian disuwir atau diiris tipis. 

Bunda juga bisa memberikan rolade atau bakso yang diiris tipis. Hindari memberikan daging dalam bentuk potongan dadu karena berpotensi membuat bayi tersedak.  

Pastikan Keamanannya Ya, Bunda

Bagaimana pun cara Bunda memperkenalkan daging kepada bayi, pastikan Bunda memperhatikan faktor keselamatannya:

  1. Pastikan semua daging dimasak sampai benar-benar matang. 
  2. Saat mengolah daging, pastikan Bunda memisahkan penggunaan talenan dan pisau untuk daging mentah dan yang sudah matang.
  3. Pastikan Bunda atau orang dewasa lain mendampingi bayi saat makan, terutama jika ia sudah bisa makan sendiri, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti tersedak.

Sumber:

Healthline. 2020. Feeding Meat to Your Baby: What You Should Know.

What to Expect. 2021. Introducing Meat to Your Baby.

Parents. 2019. Why You Shouldn’t Delay Meat for Babies.

Kids Health NZ. 2013. Tips For Preparing Meat For Your Baby.

By dr. Arnold Soetarso, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *