Mendorong agar ASI Kental, Perlukah?

ASI kental

Bisa lancar menyusui bayi merupakan impian para ibu baru melahirkan, apalagi jika bisa mengusahakan agar ASI banyak dan kental. Untuk mendapatkan ASI dalam jumlah banyak memang membutuhkan usaha, tapi ASI yang konsistensinya kental sebenarnya akan muncul dengan sendirinya jika Bunda tak memiliki masalah menyusui. 

ASI Encer dan Kental Sama-Sama Dibutuhkan Bayi

asi kental

Selama ini ada kepercayaan yang berlaku di kalangan ibu kalau ASI yang berkualitas baik adalah yang konsistensinya kental karena lebih banyak mengandung nutrisi. Karena itu, berbagai cara dilakukan agar ASI banyak dan kental. Padahal sebenarnya, baik ASI yang konsistensinya encer dan kental sama-sama dibutuhkan oleh bayi. 

Konsistensi ASI yang encer dan kental sebenarnya terjadi silih berganti secara alami, dari tahap kolostrum sampai ASI matang. Karena itu, sebenarnya Bunda tak perlu memikirkan agar ASI banyak dan kental. 

Agar Bunda lebih paham, ini adalah jenis-jenis ASI serta tahapan produksinya di tubuh Bunda:

Kolostrum

Jenis ASI ini sudah mulai diproduksi tubuh Bunda menjelang melahirkan sehingga bisa langsung diasup oleh bayi begitu ia lahir. Warnanya kekuningan atau krem dengan konsistensi paling kental dibanding jenis-jenis ASI lainnya. 

Kandungan nutrisi kolostrum paling tinggi berupa protein, faktor pertumbuhan, sel-sel darah putih, dan antibodi terutama Immunoglobulin A yang membantu melawan infeksi baik bakteri maupun virus.

Kolostrum juga mengandung laktoferin yang tinggi, yaitu sejenis protein yang membantu sistem imun tubuh dan penyerapan zat besi. 

Sayangnya, kolostrum hanya diproduksi dalam jumlah yang sedikit. Dalam 2-4 hari setelah bayi lahir, kolostrum akan berubah menjadi ASI transisi.

ASI transisi

Ini adalah ASI peralihan dari kolostrum ke ASI matang, diproduksi dari hari 3-5. ASI transisi masih bercampur dengan kolostrum dan bertahap berubah menjadi ASI matang.

Kandungan nutrisinya menyesuaikan dengan kebutuhan bayi sehingga tinggi lemak dan laktosa untuk energi, serta vitamin-vitamin larut dalam air.

ASI matang

Mulai diproduksi pada hari ke-8-12. Terdiri dari dua jenis, yaitu susu awal (foremilk) dan susu akhir (hindmilk). 

Susu awal adalah ASI yang keluar lebih dahulu saat menyusui dengan kandungan air, vitamin, karbohidrat (laktosa) dan protein. Karena tinggi kandungan air untuk memenuhi kebutuhan asupan cairan bayi, maka susu awal konsistensinya cair bahkan terlihat bening.

Berbeda dengan susu akhir yang keluar setelah susu awal. Konsistensinya kental karena tinggi lemak dan karbohidrat yang menjadi sumber energi bayi.

Keduanya harus didapatkan bayi saat menyusu, karena itu, disarankan Bunda menyusui bayi paling tidak 10 menit per payudara.   

Dari penjelasan ini, Bunda bisa lihat bahwa konsistensi ASI berubah sesuai dengan kebutuhan bayi. Semakin tinggi kandungan airnya, maka ASI akan semakin encer.

Tak perlu terpengaruh omongan orang lain dan memaksakan agar ASI banyak dan kental, karena yang encer pun tetap dibutuhkan oleh bayi. 

Mendorong Produksi ASI agar Mencukupi Kebutuhan Bayi

Karena usaha agar ASI banyak dan kental tak perlu dilakukan, maka Bunda hanya perlu fokus ke produksi ASI yang mencukupi kebutuhan bayi saja tanpa berlebihan. Produksi ASI yang berlebihan juga tidak baik bagi Bunda dan bayi karena dapat mengganggu kelancaran proses menyusui dan mengganggu kesehatan Bunda. 

Pada dasarnya, sama seperti konsistensi ASI, tubuh Bunda juga akan menyesuaikan produksi ASI dengan kebutuhan bayi. Semakin banyak ASI yang keluar saat bayi menyusu, maka produksi ASI juga akan meningkat. Namun jika hanya sedikit ASI yang keluar, maka akan sedikit pula ASI yang diproduksi. 

Dengan asumsi bahwa Bunda tidak memiliki masalah menyusui, maka cara utama agar produksi ASI lancar dan dapat mencukupi kebutuhan bayi adalah dengan menyusuinya setiap 2-3 jam sekali. Jika di antara waktu tersebut bayi ingin menyusu, maka Bunda bisa memberikannya walau hanya dalam waktu 10 menit. 

Pastikan saat bayi menyusu, stok ASI di kedua payudara terkuras habis. Caranya bisa dengan menghabiskan ASI di satu payudara terlebih dahulu baru berganti ke payudara satu lagi, atau susui secara bergantian. 

Hal yang paling penting adalah Bunda dan bayi rileks dan nyaman saat proses menyusui berlangsung. Hindari distraksi dari orang lain dengan melakukannya di tempat sepi. 

Pilih tempat yang nyaman dan siapkan air putih untuk diminum. Buat tubuh menjadi rileks sesuai yang diajarkan di kelas prenatal. Dengan kondisi seperti ini, Bunda bisa fokus ke proses menyusui sehingga hormon-hormon menyusui dapat bekerja optimal dalam memproduksi ASI.  

Sumber:

American Pregnancy Association. 2020. Breastfeeding Overview.

Verywell Family. 2021. How Breast Milk Changes to Meet Babies’ Needs.

Raising Children. 2020. How to Increase Milk Supply.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *