Waspada Berhubungan Intim Saat Alami Ini Ketika Hamil

Banyak terjadi, saat dinyatakan hamil, beberapa ibu (dan juga ayah) menghindari hubungan seks, karena takut melukai janin. Padahal, berhubungan seks tidak dilarang selama hamil, selama tetap mengikuti aturan main yang aman. Seperti apa panduan berhubungan saat hamil yang aman bagi janin dan tentu saja nyaman bagi Bunda?

Aturan Main dalam Berhubungan Saat Hamil

larangan berhubungan badan

Selama hamil, kondisi badan Bunda akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Namun. jangan biarkan perubahan hormon dan fisik menjadi penghalang hubungan Bunda dan suami renggang. 

Pada dasarnya, janin di dalam kandungan terlindungi oleh kantung ketuban, otot rahim yang kuat, dan lendir tebal yang menutup leher rahim. Selama berhubungan seksual, penetrasi penis juga tidak menembus leher rahim sehingga tidak akan mencapai bayi. 

Jadi selama Bunda mengikuti aturan main dalam berhubungan saat hamil, Bunda tidak perlu takut. Berikut beberapa hal yang perlu Bunda perlu tentang berhubungan intim per trimester. 

Trimester Pertama 

Beberapa Bunda mungkin menganggap seks bukanlah yang utama. Apalagi di trimester pertama, saat morning sickness muncul dengan hebatnya, tidak hanya di pagi hari, tapi bisa juga terjadi kapanpun! 

Di awal-awal kehamilan, terutama bagi Bunda yang baru pertama kali hamil, mengandung akan menjadi momen Bunda cepat merasa lelah karena pengaruh hormon. Tidak heran, pada trimester pertama kehamilan, Bunda bisa dibilang, tidak tertarik sama sekali dengan seks.

Solusi:

Cari waktu yang tepat saat morning sickness tidak terlalu terasa. Artinya, Bunda siap untuk berhubungan intim tidak di waktu-waktu biasa. Misalnya, di pagi hari atau justru di siang hari saat hari libur. 

Kabar baiknya, pada usia kehamilan 12-14 minggu, biasanya morning sickness akan hilang. Dan Bunda dapat mulai menikmati seks kembali bersama suami dengan lebih nyaman.

Trimester Kedua 

Setelah menurun cukup lama di sepanjang trimester awal, gairah seksual Bunda biasanya akan naik memasuki trimester kedua. Di trimester kedua ini, Bunda dapat mempertimbangkan posisi seks yang aman bagi janin dan tentunya nyaman bagi Bunda. 

Di trimester kedua, jumlah cairan pelumas alami yang diproduksi vagina juga biasanya akan meningkat disertai pembengkakan klitoris dan vagina. Hal ini dapat meningkatkan sensasi dan sensitivitas tubuh terhadap rangsangan sehingga tidak masalah bila berhubungan intim saat hamil.

Solusi:

Pada trimester ini, sebenarnya berbagai posisi seks masih aman dilakukan Bunda dan suami. Berikut beberapa posisi seks aman yang dapat dilakukan:

Menyamping atau Spooning

Spooning merupakan posisi bercinta saat hamil yang paling aman dan tidak bikin capek kedua pasangan. Gaya bercinta ini memposisikan ibu hamil dan pasangannya untuk saling tidur menyamping dan melakukan penetrasi.

Misionaris

Posisi seks ini aman dilakukan untuk Bunda yang sedang hamil muda. Jika sudah hamil tua dan perut sudah sangat besar,  posisi ini tidak disarankan karena ketika berbaring telentang, rahim yang membesar akan menekan pembuluh darah utama di tubuh dan mengurangi aliran darah ke bayi.

Woman on Top

Posisi berhubungan intim saat hamil lainnya yang aman dilakukan adalah woman on top. Posisi ini dilakukan dengan cara pria berbaring dan ibu hamil melakukan penetrasi dari atas.

Keuntungan dari posisi ini adalah Bunda dapat mengendalikan kedalaman penetrasi, mencegah penekanan pada rahim bila tekanan dilakukan oleh suami, dan menghindari tekanan pada kandung kemih, sehingga Bunda tidak terganggu buang air kecil.

Trimester Ketiga 

Berhubungan saat hamil tua kadang dapat menyebabkan kontraksi, tapi ini adalah reaksi normal. Jika kontraksi terasa tidak nyaman, cobalah berhenti sebentar untuk berbaring sampai kontraksi hilang.

Solusi:

Pada trimester ketiga, biasanya Bunda sudah mengalami sakit punggung akibat perut yang membesar dan mood yang tidak menentu, yang menyebabkan Bunda kehilangan gairah untuk berhubungan saat hamil. 

Namun, sentuhan fisik tidak hanya hubungan seks saja. Pada masa ini, Bunda dapat melakukan sentuhan fisik lain berupa sentuhan tangan, pelukan yang juga memberikan efek psikologis yang baik bagi Bunda dan juga suami.

Kondisi yang Perlu Diwaspadai

Berhubungan saat hamil memang tidak dilarang, namun ini bagi Bunda yang kehamilannya tidak berisiko. Saat kehamilan dianggap berisiko, Bunda memerlukan pendapat dokter mengenai aturan main berhubungan saat hamil.

Berikut beberapa kondisi yang perlu diwaspadai:

Riwayat keguguran

Beberapa wanita mengalami keguguran yang tidak hanya sekali. Kondisi seperti inilah yang membuat Bunda harus berkonsultasi pada dokter mengenai kegiatan seksual Bunda dan suami saat hamil kembali.

Kehamilan kembar

Saat Bunda dinyatakan lahir kembar, biasanya dokter akan menganjurkan untuk mengistirahatkan vagina terlebih dahulu, yang artinya tidak boleh adanya penetrasi. Hal ini dilakukan untuk memastikan kandungan dapat berjalan sesuai dengan periode kehamilan semaksimal mungkin.

Konsultasikan pada dokter saat yang tepat Bunda dapat melakukan hubungan saat hamil dengan suami.

Rahim lemah

Rahim lemah yang dimaksud adalah saat serviks atau bagian bawah yang terhubung dengan vagina terbuka sebelum waktunya. Hal ini dapat membahayakan janin bila dipicu dengan kegiatan seksual.

Selain kondisi di atas ada beberapa kondisi lain yang membuat Bunda dilarang berhubungan ketika hamil, yaitu: 

  • Kram perut parah
  • Masalah ketuban (infeksi cairan ketuban atau rentan pecah dini)
  • Mengalami gangguan plasenta previa
  • Riwayat perdarahan berat
  • Pasangan memiliki herpes genital

Namun, bila kandungan Bunda dinyatakan aman, jangan takut untuk berhubungan saat hamil. Dengan kehangatan yang terjaga antara Bunda dan suami, psikologis Bunda juga akan terjaga, begitu juga keharmonisan Bunda dengan suami.

Sumber:

What to Expect. 2021. Pregnancy Sex Through the Trimesters.

Healthline. 2020. Can Sex in the First Trimester Cause Miscarriage? Early Pregnancy Sex Questions.

Hellosehat. 2021. Tak Bisa Sembarangan, Ini Aturan Berhubungan Intim Saat Hamil.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *