Benarkah Jika Ngidam Tidak Dituruti, Anak Jadi Ileran?

anak ileran

Satu lagi mitos pada tentang ibu hamil yang banyak beredar. Mitos ini mengatakan bila ngidam tidak dituruti, anak jadi ileran. Tentu saja mitos ini sama sekali tidak benar. Apa fakta yang benar terkait anak ileran? Simak penjelasannya!

Anak Ileran

anak ileran

Anak ileran pada usia 18-24 bulan adalah hal yang normal. Suzanne Evan Morris dan Marsha Dunn Klein, penulis buku Pre-Feeding Skills: A Comprehensive Resource for Mealtime Development, menjelaskan bahwa bayi ileran karena bayi belum bisa mengontrol air liur. Bayi yang giginya akan tumbuh juga akan banyak mengeluarkan air liur.

Sehingga, sudah dapat dipastikan tidak ada kaitan antara anak ileran dan ngidam pada ibu hamil. Dengan kata lain, pernyataan yang mengatakan bahwa mengidam bisa membuat anak ileran hanyalah mitos belaka.

Namun, Bunda memang perlu tetap mengawasi tingkat air liur yang keluar. Bahkan bisa jadi usia si Kecil sudah mencapai lebih dari empat tahun dan masih ileran. 

Anak ileran bisa juga menjadi indikasi beberapa hal berikut:

  • ketidakmampuan mulut tidak bisa menahan air liur
  • gangguan pada proses menelan
  • air liur yang diproduksi terlalu banyak, bisa jadi karena pengaruh obat
  • ukuran lidah yang lebih besar dari normal
  • karies gigi
  • infeksi di gusi
  • infeksi saluran napas

Bila Bunda masih khawatir tentang ileran yang terjadi pada si Kecil, atau ada hal lain mengenai ngidam yang membuat Bunda resah, segeralah berkonsultasi dengan dokter. 

Penyebab Mengidam

Mengidam di Indonesia lebih dikenal karena kaitannya dengan keinginan si Kecil yang harus dipenuhi ibu. Padahal beberapa ahli mengatakan, mengidam lebih terkait pada pertanda bahwa ibu membutuhkan zat tertentu.  

Misalnya, saat ibu membutuhkan kalsium, maka ia merasa ingin makan cokelat yang mengandung magnesium. Saat ibu membutuhkan protein, ibu merasa ingin makan daging. Yang pasti, mengidam bukan faktor medis yang harus ditangani secara medis.

Brad Imler, presiden American Pregnancy Association, mengatakan mengidam adalah masalah hormonal.

Hormon memberi sinyal ke otak mengenai keinginan-keinginan zat-zat yang dibutuhkan agar nutrisi keinginan terpenuhi, yang akhirnya terealisasi ibu dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan.

Ahli lain mengatakan bahwa mengidam terkait dengan psikologi. Lalu ada yang mengatakan ngidam terkait dengan zat besi.

Namun, ada juga yang mengatakan mengidam tidak berhubungan dengan kebutuhan zat apa pun, seperti pendapat Elizabeth Somer, penulis buku Nutrition for a Healthy.

Sampai saat ini, belum ada hasil yang akurat mengenai penyebab mengidam. Kesimpulan sementara adalah bahwa mengidam muncul karena perpaduan dari masalah hormon, emosi, psikologis, dan fisiologis.

Yang pasti, saat Bunda ngidam makanan yang membahayakan kandungan, seperti alkohol, minuman soda, merokok,  jangan dituruti, ya, Bunda. Karena jelas-jelas hal tersebut bukan keinginan si Kecil, dan pastinya membahayakan kandungan. 

Dan jika Bunda mengidam hal-hal yang bukan makanan, seperti es, beras mentah, rambut, tanah liat, bedak bayi, kapur, kertas, sabun, ini disebut pica. Pica adalah sebuah eating disorder dan merupakan tanda tubuh kekurangan asupan gizi. 

Pada sebagian besar kasus, pica pada perempuan hamil bisa menghilang dengan sendirinya. Mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin prenatal juga bisa membantu.

Namun yang pasti segera konsultasikan ke dokter Anda jika mengalami gejala tersebut untuk mendeteksi penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat. 

Sumber:

Baby Center. 2021. Pregnancy Cravings and What They Mean.

Healthline. 2019. What Causes Drooling?

Alodokter. 2016. Apakah Jika Ibu Ngidam Tidak Diturutin Anaknya Akan Ngiler?

Healthline. 2020. Pica in Pregnancy: Causes, Risks, and More.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *