Mengenal Tinggi Fundus Uteri dan Fungsinya

Mengukur tinggi fundus uteri adalah salah satu cara mengetahui perkembangan bayi dalam perut. Dengan mencatat perkembangan tinggi fundus uteri, Ibu dapat mengetahui apakah bayi mengalami pertumbuhan normal atau ada hambatan. 

Apa itu fundus uteri? Dan bagaimana fundus uteri dapat menjadi indikator perkembangan bayi? Yuk, baca habis penjelasannya di bawah ini. 

Definisi Fundus Uteri

tinggi fundus uteri

Fundus uteri adalah puncak tertinggi dari rahim. Sementara itu, tinggi fundus uteri adalah jarak antara tulang kemaluan atau tulang panggul sampai perut ibu hamil bagian teratas. 

Pengukuran tinggi fundus uteri adalah salah satu metode pengukuran yang biasa dilakukan selama masa kehamilan. Hal ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian pertumbuhan janin dengan usia kehamilan dan posisi janin di dalam rahim.

Dokter ataupun penyedia kesehatan akan mulai mengukur tinggi fundus pada minggu kedua puluh usia kehamilan.

Setelah minggu ke-24, tinggi fundus uteri yang normal biasanya sesuai dengan usia kehamilan. Misalnya, pada usia kehamilan 29 minggu, biasanya tinggi fundus uteri adalah 29 cm. 

Untuk perempuan Asia, tinggi fundus uteri dari usia kehamilan masih bisa minus 2 cm dari usia kehamilan.

Pengukuran tinggi fundus uteri bisa meleset atau tidak akurat, tergantung pada posisi janin, banyaknya air ketuban, kemungkinan lahir kembar, atau karena ibu memiliki latar belakang obesitas. 

Cara Mengukur Fundus Uteri

tinggi fundus uteri

Sebelum mulai mengukur, dokter akan mempersilahkan ibu untuk tidur telentang pada tempat tidur pemeriksaan. Dokter akan menyarankan ibu untuk rileks, agar perut tidak tegang. 

Kemudian ia akan mulai mengukur dengan ukuran yang elastis, yang menempel pada kulit. Ukuran dimulai dari tulang kemaluan sampai puncak perut ibu.

Tinggi fundus uteri dikatakan lebih kecil dari ukuran normal, saat ukurannya 3 cm lebih kecil dari usia kandungan. Misalnya, di usia kandungan 20 minggu, tinggi fundus uterus hanya 15 cm.

Faktor yang menyebabkan pengukuran tidak sesuai adalah kemungkinan karena usia kehamilan yang ternyata lebih muda dari yang dikira, postur tubuh kecil, otot perut yang kencang, posisi janin turun ke arah pelvis, atau bayi walaupun sehat namun berukuran kecil.

Sedangkan pengukuran tinggi fundus uterus yang terlalu tinggi dapat disebabkan oleh usia kehamilan melewati hari perkiraan lahir, ibu obesitas, otot perut kendur, cairan ketuban banyak, bayi sungsang, panggul kecil, bayi kembar, bayi berukuran besar.

Tes Prenatal Lainnya

Selain pemeriksaan rutin tinggi fundus uterus, ada beberapa tes lainnya yang dilakukan Ibu selama mengandung:

Trimester pertama

Pada kunjungan pertama, dokter akan memeriksakan kandungan secara menyeluruh. Bunda akan melakukan pap smear untuk mengetahui adanya kelainan pada janin. 

Bunda bahkan bisa saja diperiksa mengenai kesehatan seksual ibu seperti tes gonorrhea dan chlamydia, yang merupakan penyakit menular.

Selain itu, Bunda juga akan melakukan ultrasound untuk memastikan kehamilan dan mengetahui waktu kelahiran. 

Pemeriksaan darah untuk mengetahui golongan darah dan rhesus juga dilakukan. Bila Bunda memiliki diabetes,  tes glukosa juga akan disarankan. 

Pada trimester pertama, ibu juga akan disarankan untuk melakukan Nuchal translucency scan (NT scan) untuk mengetahui apakan ada kemungkinan down syndrome atau kelainan kromosom pada bayi. 

Trimester kedua

Pada pemeriksaan trimester kedua, dokter akan meminta ibu untuk tes urine untuk dapat mengetahui mengenai kemungkinan preeklampsia, infeksi urine, dan sebagainya. 

Selain itu, pada usia kehamilan 18-22 minggu, banyak dokter menyarankan ultrasound untuk mengecek adanya ketidaknormalan pada kandungan. 

Pada usia kehamilan ke-24 dan 28, Bunda diminta untuk melakukan tes glukosa untuk mengecek kemungkinan  gestational diabetes, yaitu kondisi kadar gula tinggi yang terjadi pada wanita hamil, juga untuk memeriksakan anemia. 

Di trimester kedua ini, bila ibu memiliki rhesus negatif, sedangkan ayah tidak, Bunda akan disarankan untuk mendapatkan suntikan rhesus imunoglobulin pada usia kandungan 28 minggu. 

Seperti trimester pertama, Ibu akan tes darah untuk mengetahui kemungkinan down syndrome dan kelainan kromosom pada bayi.

Trimester ketiga

Pada usia kehamilan trimester ketiga, dokter tetap akan melaksanakan tes urine untuk mengetahui kemungkinan preeklampsia dan infeksi saluran kemih. 

Pada usia kehamilan 36 dan 37 minggu, Bunda akan diminta untuk melakukan tes untuk mengetahui apakah ada infeksi yang dinamakan Infeksi Streptokokus grup B yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri umum (streptokokus grup B).

Bila Ibu dinyatakan positif, Ibu akan diberi antibiotik untuk menghindari terjangkitnya bakteri pada bayi. 

Pada trimester ketiga ini, pada dasarnya pemeriksaan yang dilakukan pada trimester pertama dan kedua akan diulang kembali, seperti tes glukosa, anemia, dan sebagainya.

Bila dokter mengkhawatirkan situasi tertentu, ia akan menjalani pemeriksaan bayi dan banyaknya cairan ketuban menggunakan ultrasound.

Lumayan banyak ya Bunda, tes yang perlu dilakukan? Untuk memastikan kondisi kehamilan sehat, selalu hadiri jadwal konsultasi dan skrining ya, Bunda.

Jika karena satu dan lain hal Bunda tidak bisa menghadiri atau lupa, diskusikan dengan dokter untuk mengetahui langkah yang harus diambil.

Sumber:

Baby Center. Prenatal Tests: An Overview.

Baby Center. 2020. Fundal Height: Measuring Large or Small for Gestational Age.

What to Expect. 2020. How Big Is My Baby? How to Measure Fundal Height and Fetus Size.

Healthline. 2020. Fundal Height: What It Means During Pregnancy.

By dr. Linda Lestari, Sp. OG

dr. Linda Lestari, Sp. OG

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *