Mitos dan Fakta Berhubungan Seks saat Hamil

posisi seks hamil muda

Ada banyak sekali mitos berhubungan seks saat hamil. Banyak orang mengatakan jika melakukan seks saat hamil dapat membahayakan bayi dan juga ibunya. Maka dari itu, banyak pria kemudian tak tega dan tidak berani melakukan seks dengan pasangannya. 

Mari kita lihat dan bahas tuntas tentang mitos-mitos yang ada. Dengan begitu, Bunda dan pasangan jadi mengetahui apa fakta yang sebenarnya.

Ada lima mitos yang paling sering didengar oleh masyarakat luas. Manakah dari mitos ini yang pernah Bunda dan pasangan dengar?

Mitos: Seks bisa menyakiti bayi

Fakta: Jika Bunda tidak memiliki masalah, penyulit atau komplikasi selama kehamilan, seks sangat aman dilakukan saat hamil.

Berhubungan seks tidak akan menyakiti bayi Bunda. Penis atau sex toys tidak dapat menembus hingga ke janin atau masuk ke dalam rahim.

Berhubungan seks dan orgasme saat hamil juga tidak akan meningkatkan risiko melahirkan lebih awal atau keguguran, asalkan tidak terdapat penyulit/ komplikasi dari Bunda dan kehamilannya. 

Mitos: Ejakulasi di dalam bisa bikin bayi keguguran

Fakta: Ejakulasi di dalam tidak akan membuat bayi keguguran. Janin akan tetap aman di dalam berkat plasenta, kantung ketuban, dan sumbat lendir yang menutupi leher rahim. 

Selain memblokir sperma, bayi di dalam janin akan dilindungi dari kontak dengan penis pasangan, tidak peduli seberapa dalam itu. Namun, Bunda harus memastikan jika pasangan tidak memiliki penyakit infeksi menular seksual seperti hepatitis atau bahkan AIDS/ HIV. Kedua penyakit itu bisa menular lewat hubungan seksual dan dapat menularkan kepada bayi dalam kandungan. 

Ejakulasi di dalam saat hamil tua bahkan sangat dianjurkan untuk memancing kontraksi. Umumnya, jika kehamilan sudah memasuki usia 37 minggu ke atas, dokter justru menyarankan pasangan untuk makin sering melakukan hubungan seksual dan ejakulasi di dalam sebagai tindakan induksi alami.

BACA: 5 Cara Meningkatkan Gairah Seks Setelah Melahirkan

Mitos: Oral seks saat hamil itu berbahaya

Fakta: Oral seks saat hamil masih aman dilakukan. Namun, ada beberapa gaya yang tidak boleh pasangan lakukan, yaitu meniup bagian vagina.

Saat hamil, Bunda akan mengalami peningkatan volume darah. Hal ini menyebabkan kapiler darah timbul lebih dekat ke permukaan vagina dan klitoris.

Jika pasangan meniup area vagina, hal ini bisa berisiko menyebabkan emboli udara. Emboli udara adalah gelembung udara dalam aliran darah yang dapat terbawa ke jantung dan membunuh Bunda. Meskipun keadaan ini sangat jarang terjadi, Bunda dan pasangan tetap harus berhati-hati saat melakukan oral seks.

Selain itu, oral sex juga sama berpotensi menularkan penyakit apabila pasangan Bunda mengidap penyakit infeksi menular sexual.

Mitos: Hamil menurunkan gairah seks pada wanita

Fakta: Wanita umumnya justru memilih gairah seks yang lebih besar saat hamil, terutama di usia kehamilan trimester kedua. Biasanya, selepas lonjakan hormon yang terjadi pada awal trimester, Bunda mulai merasakan libido yang cukup tinggi. 

Kegiatan seks juga makin aman dilakukan di trimester kedua ketika bayi dalam kandungan sudah cukup kuat. Justru, melakukan seks saat hamil bisa menjadi saat yang tepat untuk Bunda dan pasangan agar menjadi lebih intim. 

Mitos: Janin bisa memergoki pasangan bercinta

Fakta: Ini mungkin adalah mitos yang paling lucu dari semua mitos yang ada. Namun, masih banyak juga orang yang percaya terhadap mitos ini. Tidak ada bukti ilmiah jika janin akan sadar dan ingat bahwa orangtua mereka sedang bercinta. 

Menurut para ahli, janin memang bisa menangkap gerakan dan suara dalam rahim. Namun, janin belum dapat mengetahui kegiatan apa yang dilakukan oleh orangtua atau apa yang sedang terjadi. Jadi, berhubungan seks tidak akan merusak mental maupun psikologis bayi.

BACA: Kapan Waktu yang Tepat Berhubungan Seks saat Hamil? Yuk, Cari Tahu!

Sumber

NHS. Sex in pregnancy

Healthline. 2020. What Happens to Sperm in a Pregnant Woman?

By dr. Andri Welly, Sp. OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *