Pendarahan Saat Hamil, Inilah 7 Penyebab yang Perlu Diketahui

Pendarahan saat hamil sering membuat Bunda cemas dan khawatir. Soalnya, keluhan ini selalu dikaitkan dengan kondisi serius. Padahal, pendarahan saat hamil tidak selalu menjadi tanda adanya masalah ya, Bun. Namun, Bunda tetap perlu waspada, terlebih lagi jika pendarahan yang terjadi disertai dengan gejala lain.

Pada trimester awal, pendarahan yang terjadi tidak selalu menjadi tanda adanya masalah serius pada kehamilan. Namun, jika pendarahan terjadi di trimester kedua dan ketiga kehamilan, hal ini biasanya dikaitkan dengan kondisi serius yang perlu Bunda waspadai, seperti keguguran.

Namun, tenang, jangan panik dulu, ya Bun. Yuk,ketahui apa saja penyebab pendarahan saat hamil.

Berbagai Penyebab Pendarahan Saat Hamil

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa memicu terjadinya pendarahan saat hamil:

1. Pendarahan implantasi

Pendarahan implantasi bisa menjadi penyebab pendarahan saat hamil. Saat mengalami pendarahan implantasi, Bunda akan mengeluarkan bercak darah dari vagina. Nah, bercak darah ini muncul ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel di dinding rahim.

Pendarahan implantasi biasanya terjadi pada 6–12 hari setelah berhubungan seksual. Pada kondisi ini, banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil karena gejalanya mirip dengan pendarahan saat menstruasi.

2. Keguguran

Pendarahan saat hamil bisa menjadi tanda terjadinya keguguran. Kondisi ini bisa saja terjadi pada awal kehamilan. Berbeda dari flek, keguguran ditandai dengan keluarnya jaringan berupa gumpalan darah dari vagina yang diikuti rasa kram atau nyeri di perut bagian bawah.

3. Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik juga bisa menjadi penyebab terjadinya pendarahan saat hamil, terutama pada trimester awal kehamilan.

Kehamilan ektopik sendiri terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel di tempat lain selain rahim, biasanya tuba falopi. Jika embrio terus berkembang, tuba falopi lama kelamaan berisiko pecah sehingga mengakibatkan pendarahan yang berbahaya.

Meski begitu, kondisi ini sangat jarang terjadi dan biasanya hanya menimpa sekitar 2% dari jumlah wanita hamil. Oleh karena itu, Bunda harus mewaspadai gejala dari kehamilan ektopik, seperti kram atau nyeri parah di perut bagian bawah dan sakit kepala ringan.

4. Kehamilan Anggur

Kehamilan mola atau hamil anggur merupakan kondisi yang sangat langka. Kondisi ini terjadi ketika jaringan yang seharusnya menjadi janin, berkembang menjadi jaringan abnormal sehingga tidak terbentuk bakal janin.

Dalam kasus yang jarang terjadi, kehamilan anggur dapat berubah menjadi kanker ganas yang bisa menyebar ke bagian tubuh lain. Selain pendarahan, ciri-ciri hamil anggur lainnya adalah mual dan muntah yang parah serta pertumbuhan rahim yang cepat dibandingkan usia kehamilan.

5. Plasenta previa

Kondisi lain yang bisa menyebabkan terjadinya pendarahan saat hamil adalah plasenta previa. Kondisi ini terjadi ketika plasenta berada rendah di dalam rahim dan menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.

Pendarahan yang terjadi pada plasenta previa biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kondisi ini membutuhkan penanganan medis sesegera mungkin.

6. Solusio plasenta

Solusio plasenta adalah kondisi serius yang terjadi ketika plasenta terlepas dari dinding rahim, baik sebelum atau selama proses persalinan. Akibatnya, pasokan nutrisi dan oksigen ke bayi menurun atau terhambat. Kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan saat hamil yang berbahaya bagi ibu dan janin.

Selain pendarahan, gejala solusio plasenta lainnya adalah nyeri perut, nyeri punggung, rahim yang terasa sakit, atau adanya gumpalan di vagina.

7. Kelahiran Prematur

Pendarahan vagina di akhir kehamilan mungkin bisa menjadi tanda bahwa tubuh telah siap menghadapi persalinan. Namun, jika pendarahan saat hamil terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, berarti Bunda mengalami kelahiran prematur.

Selain kondisi di atas, ada pula hal lain yang bisa menyebabkan pendarahan saat hamil, misalnya berhubungan seksual, menjalani pemeriksaaan serviks dengan transduser, menderita infeksi vagina, atau mengalami cedera pada leher rahim.

Jika mengalami pendarahan saat hamil, Bunda jangan panik dulu, ya. Ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi dan mencegah darah keluar semakin deras, misalnya memperbanyak istirahat, mengurangi aktivitas fisik, mengonsumsi air putih yang cukup, tidak mengangkat barang berat, dan tidak berhubungan seksual sementara waktu.

Namun, bila cara-cara di atas tidak efektif untuk menghentikan pendarahan atau justru makin deras, Bunda harus segera periksakan diri ke dokter, ya. Hal ini dilakukan agar dokter bisa memberikan penanganan yang tepat dan sesuai dengan penyebab pendarahan yang Bunda alami.

Sumber:

American College of Obstetricians and Gynecologists (2022). Bleeding During Pregnancy.

American Pregnancy Association (2023). Bleeding During Pregnancy.

American Pregnancy Association (2023). Spotting During Pregnancy.

National Health Service UK (2021). Pregnancy. Vaginal Bleeding.

Cleveland Clinic (2023). Healthy Library. Bleeding During Pregnancy.

Mayo Clinic (2022) Symptoms. Bleeding During Pregnancy.

Family Doctor (2023). Bleeding During Pregnancy – What‘s Normal?

Healthline (2021). What Causes Spotting in Pregnancy?

WebMD (2022). Bleeding During Pregnancy.

By dr. Kevin Adrian Djantin

Project and Collaboration Medical Editor Alodokter

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *