Apa Sebenarnya Arti “Bed Rest” Saat Sedang Hamil?

keracunan kehamilan

Saat dokter menyarankan untuk “bed rest”, terbayang kasur atau sofa yang empuk dan Netflix. Namun, untuk kehamilan, apa sebenarnya arti bed rest? Berikut penjelasan lengkapnya. 

Apa Arti Bed Rest?

Bed rest bisa memiliki arti berbeda-beda bagi setiap dokter, mulai dari beristirahat setiap beberapa jam, hingga menginap di rumah sakit. Akhir-akhir ini ada istilah yang sering dipakai untuk menggantikan bed rest, yakni pembatasan aktivitas (activity restriction).

Praktik ini dilakukan sejak periode Hippocrates (sekitar abad 5 sebelum masehi). Namun menjadi populer pada akhir 1800an ketika seorang ahli anatomi dari Inggris mengatakan bahwa jika imobilitas menyembuhkan tulang patah, kemungkinan bisa menyembuhkan penyakit lain. Alhasil, sejak saat itu “rest cure” menjadi standar pengobatan medis. 

Saat ini, semakin banyak dokter yang hanya menyarankan bed rest total sebagai pilihan terakhir. Faktanya, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan Society for Maternal-Fetal Medicine (SMFM) tidak merekomendasikan bed rest total. Pasalnya, belum ada bukti bahwa bed rest total benar-benar membantu mencegah atau mengobati komplikasi kehamilan. 

Meski begitu, dokter bisa jadi tetap akan menyarankan bed rest dan mengurangi aktivitas harian untuk melindungi bayi dan ibu. 

Ada Berapa Jenis Bed Rest?

Karena setiap kehamilan berbeda, bentuk bed rest yang akan diberikan oleh dokter juga bisa berbeda untuk setiap ibu. Dan fakta bahwa bed rest bisa jadi tidak membantu malah menyebabkan komplikasi, maka sebaiknya pastikan Bunda bertanya dengan detail kepada dokter, bed rest seperti apa yang harus Bunda lakukan. Berikut beberapa jenis bed rest

Bed Rest Modifikasi

Bed rest jenis ini dilakukan berdasarkan saran-saran dari dokter. Untuk sebagian perempuan, bed rest modifikasi artinya bisa bekerja atau ke kantor, tapi tetap berbaring saat berada di rumah. Sementara untuk kasus lain, ibu diminta untuk beristirahat penuh selama beberapa jam dalam sehari. Oleh karena ini sifatnya modifikasi, coba tanyakan ke dokter tentang aturan-aturan yang harus dilakukan. 

Bed Rest Ketat

Bentuk bed rest ini biasanya berarti Bunda diperbolehkan berbaring di tempat tidur atau sofa dan hanya bangun jika ingin ke kamar mandi. Saat melakukan ini mungkin ada aturan tentang berapa kali dalam sehari Bunda bisa berganti lokasi. Sering kali bed rest ini juga disertai dengan batasan mandi dan naik turun tangga. Oleh karenanya, pastikan selalu bertanya kepada dokter. 

Bed Rest Total/Dirawat di Rumah Sakit

Bentuk bed rest yang satu ini sangat ketat dan bahkan bisa berupa opname di rumah sakit. Bunda akan menggunakan pispot selama bed rest ini dan tidak diperbolehkan berdiri di siang hari. 

Saat di rumah sakit, terkadang Bunda harus berada dalam posisi tertentu seperti posisi kepala lebih rendah dibandingkan badan (disebut Trendelenburg) untuk meringankan tekanan pada serviks. Atau direkomendasikan untuk berbaring pada bagian kiri untuk meningkatkan sirkulasi dan aliran darah ke janin.

Mengapa Dokter Menyarankan Bed Rest? 

Dokter menyarankan bed rest karena berbagai alasan, tapi pada dasarnya adalah untuk memastikan kehamilan Bunda lancar dan sehat. Berikut beberapa kondisi kehamilan yang mungkin membuat dokter meminta Bunda untuk mengurangi aktivitas: 

  • Preeklampsia. Yakni kondisi ibu memiliki tekanan darah tinggi meski tidak pernah memiliki riwayat hipertensi. Kondisi ini bisa terjadi pada hingga 8 persen kehamilan. Oleh karena satu-satunya obat preeklampsia adalah melahirkan, tujuan bed rest adalah memperpanjang usia kehamilan selama mungkin untuk memastikan proses persalinan aman. 
  • Persalinan prematur. Calon ibu yang mulai mengalami kontraksi secara teratur sebelum minggu 37 kehamilan atau memperlihatkan tanda-tanda persalinan prematur biasanya disarankan untuk bed rest. Tujuannya untuk mencoba menunda kelahiran setidaknya 48 jam sehingga steroid yang mempercepat pertumbuhan paru-paru bayi bisa diberikan.
  • Perubahan serviks. Jika Bunda mengandung lebih dari satu janin, dokter akan memonitor panjang serviks. Jika serviks memendek terlalu dini, Bunda mungkin butuh menjalani prosedur ikat leher rahim (cervical cerclage).
  • Pendarahan dini di masa kehamilan. Bed rest disarankan oleh dokter untuk mencegah keguguran. 

Apakah Bed Rest Memiliki Risiko?

Meski bed rest atau pembatasan aktivitas seringkali disarankan kepada calon ibu karena berbagai alasan, sayangnya belum ada bukti secara ilmiah bahwa hal ini akan menjaga kesehatan kehamilan. Bahkan sebaliknya, bed rest menimbulkan risiko dan efek negatif.

Terlalu lama berbaring dan tidak aktif bisa menyebabkan:

  • Meningkatkan risiko penggumpalan darah pada kaki dan paru-paru
  • Kehilangan kekuatan tulang dan otot
  • Depresi dan kecemasan
  • Kekhawatiran finansial, terutama jika calon ibu berhenti bekerja

Jika Bunda merasa depresif atau sedih selama bed rest, berkonsultasilah kepada dokter. Bunda mungkin membutuhkan bantuan untuk mengatasi gejala-gejala depresif tersebut. 

Apa yang Bisa Dilakukan Selama Bed Rest untuk Menjaga Kesehatan?

Bed rest bisa menjadi sebuah tantangan bagi fisik maupun mental. Bosan, cemas dan stres adalah beberapa hal yang mungkin Bunda rasakan saat diminta membatasi aktivitas atau hanya diperbolehkan berbaring. Oleh karenanya, sangat penting untuk memastikan Bunda bisa menjalaninya sebaik mungkin. Beberapa tips berikut ini mungkin bisa membantu Bunda menjalani periode bed rest dengan lebih optimis: 

  • Buat jadwal harian. Ini berguna mengurangi rasa bosan. Jika memungkinkan, tetaplah mandi dan berpakaian yang rapi. Buat jadwal apa yang ingin Bunda lakukan hari itu, seperti membaca buku atau menonton film. 
  • Lakukan olahraga yang direkomendasikan dokter. Sangat penting untuk tetap menjaga kekuatan otot, dan cara paling sederhana adalah menggerakkan kaki atau melakukan peregangan saat berbaring. 
  • Jaga hubungan dengan orang lain. Bunda membutuhkan bantuan keluarga dan teman untuk melalui periode ini, jadi coba hubungi mereka. Atau minta mereka untuk datang bertamu. 
  • Konsumsi makanan bergizi. Miliki pola makan seimbang dengan banyak mengonsumsi serat, minum air putih. Ini juga bermanfaat untuk mencegah konstipasi. 
  • Terima pertolongan dari orang lain. Jika ada teman atau keluarga yang menawarkan bantuan, terima kebaikan hati mereka ini. Mintalah pertolongan mereka untuk melakukan sesuatu yang spesifik, seperti menjemput anak dari sekolah atau membeli bahan makanan. 

Terakhir, jika dokter menyarankan bed rest, selalu tanyakan alasan mengapa Bunda perlu melakukannya dan risiko yang bisa terjadi. 

Dan karena istilah “bed rest” sering kurang jelas, cari tahu apa saja yang boleh dan tidak boleh Bunda lakukan, seperti apakah boleh memasak, jalan, mandi, menyetir, olahraga atau berhubungan seks. Semakin banyak yang Bunda tahu, semakin mudah untuk mengikuti saran-saran dokter dan semakin Bunda bisa fokus pada menjaga kesehatan diri dan bayi. 

Sumber: 

  • VeryWellFamily.com, 2020. Types of Bedrest in Pregnancy.
  • MottChildren.org, 2019. Bed Rest in Pregnancy.
  • NPR.org, 2018. Rethinking Bed Rest For Pregnancy.
  • MayoClinic.org, 2020. Bed rest during pregnancy: Get the facts.
  • Parents.com, 2016. Bed Rest 101: What Every Pregnant Woman Should Know.
  • WhatToExpect.com, 2018. Bed Rest During Pregnancy: Everything You Need to Know.
  • ClevelandClinic.org, 2018. Pregnancy Bed Rest.
  • WebMD.com, 2020. Does Bed Rest During Pregnancy Really Help?
  • AmericanPregnancy.org, 2019. Bed Rest During Pregnancy.
  • UTSWMed.org, 2019. Bed rest during pregnancy: Is it really necessary?

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *