Alasan ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan dan Solusinya

ASI tidak keluar
A mother and newborn baby boy are indoors together. The mother is sitting in a chair while breastfeeding her son.

Adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi seorang ibu bila mampu menyusui anaknya sendiri dengan produksi ASI yang berlimpah dan berkualitas. Namun ASI tidak keluar setelah melahirkan. 

Padahal si Kecil sudah tidak dapat menunggu lebih lama untuk segera menerima asupannya. Akhirnya Bunda pun merasa gelisah dan diliputi rasa bersalah. Ketahui penyebab ASI tidak keluar setelah melahirkan dan cara mengatasinya. 

Apa yang Memicu Keluarnya ASI?

Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon yang ada di dalam tubuh, di antaranya adalah prolaktin, kortisol, oksitosin, dan insulin. Secara ideal, produksi ASI dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan. 

Pada saat ASI mulai diproduksi, hormon progesteron (hormon yang menghambat produksi ASI) akan segera menurun setelah persalinan dan setelah plasenta dikeluarkan dari rahim. 

Apa Penyebab Kesulitan Menyusui Setelah Melahirkan?

Mungkin Bunda akan merasa ingin segera menyerah setelah melihat ASI yang tak kunjung keluar. Jangan menyerah atau segera menyalahkan diri sendiri, Bunda. 

Lancarnya pemberian ASI oleh masing-masing ibu bisa berbeda. Ada yang ASI-nya segera keluar setelah si Kecil lahir, ada juga yang harus menunggu lebih lama. Bahkan ada yang harus menunggu seminggu atau lebih. 

Ingatlah bahwa ASI juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis Bunda. Semakin Bunda stres, produksi ASI juga bisa semakin melambat, bahkan ASI tidak keluar setelah melahirkan.

Ada berbagai alasan ASI tidak keluar setelah melahirkan, di antaranya adalah:

  • Si Kecil lahir prematur. Bila si Kecil lahir sebelum waktunya, ditambah lagi dengan si Kecil yang harus dirawat secara intensif dan terpisah dengan Bunda, tidak jarang ASI Bunda akan lambat diproduksi. 
  • Bunda mengidap gangguan kesehatan tertentu, misalnya mengalami masalah tiroid, ada infeksi tertentu, demam, diabetes atau PCOS (polycystic ovary syndrome).
  • Bunda mengalami obesitas.
  • Bunda menjalani persalinan melalui bedah caesar.
  • Selama masa kehamilan, Bunda diharuskan untuk menjalani bedrest yang panjang.
  • Terjadi trauma saat persalinan atau perdarahan setelah persalinan (postpartum hemorrhage).

Ingatlah bahwa ASI diproduksi mengikuti dengan permintaan (supply on demand), sehingga Bunda perlu melakukan stimulasi/pemompaan pada payudara secara rutin agar ASI dapat mulai keluar. 

Mungkin awalnya sedikit, namun melalui pemijatan ini, lama kelamaan ASI menjadi semakin banyak. Berapapun kolostrum yang keluar, itu besar nilainya untuk si Kecil. 

Tak ada salahnya untuk segera berdiskusi dengan konsultan laktasi agar Bunda dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Konsultan laktasi akan melihat apakah ASI tidak keluar setelah melahirkan disebabkan oleh hal lain, misalnya masalah fisik seperti IGT (insufficient glandular tissue) atau kurangnya kelenjar susu di dalam payudara.

Ukuran payudara tidak berhubungan dengan banyak atau sedikitnya ASI yang diproduksi. Ada payudara yang ukurannya kecil tapi punya banyak kelenjar susu sehingga ASI banyak. Dan ada juga payudara yang besar namun kelenjar susunya sedikit sehingga ASI-nya sedikit. 

Terkadang masing-masing payudara juga berbeda, Bun. Ada yang bisa menghasilkan ASI lebih banyak daripada yang lain. Karena itu, penting untuk mencoba menyusukan kedua payudara kepada si Kecil. 

Apa yang Dapat Dilakukan untuk Memperlancar Produksi ASI?

Di luar masalah fisik, ada beberapa cara yang dapat dilakukan Bunda yang mengalami ASI tidak keluar setelah melahirkan:

  • Terus melakukan pemijatan pada area payudara, baik dengan menggunakan tangan maupun dengan pompa ASI.
  • Menggunakan kompres hangat atau mandi air hangat sebelum memijat payudara.
  • Melakukan relaksasi dan menenangkan diri, salah satunya dengan mendengarkan musik.
  • Banyak minum air dan cukup beristirahat.

Sumber:

Healthline. 2020. No Breast Milk After Birth? Here’s Why You Shouldn’t Worry.

The Cut. 2018. What No One Tells You About Not Being Able to Breastfeed.

First Cry Parenting. 2019. No Breast Milk After Delivery: Reasons and Diagnosis.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *