Kira-Kira Berapa Ya, Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir?

Kekhawatiran Bunda dalam memenuhi kebutuhan ASI bayi baru lahir, sering membuat Bunda bingung mengenai takaran ASI sehari-hari yang tepat.

Bagaimana mengetahui bayi sudah cukup mendapatkan asupan ASI? Berapa lama Bunda harus menyusui Si Kecil setiap harinya? Temukan jawabannya di sini agar Bunda tidak bingung lagi!

Manfaat ASI

Begitu pentingnya ASI untuk tumbuh kembang Si Kecil, sehingga Bunda selalu ingin memastikan asupan ASI yang cukup setiap harinya. 

Apalagi ASI tidak hanya bermanfaat bayi bayi, namun juga berdampak positif bagi Bunda. Berikut manfaat bayi bagi Si Kecil:

​​Mengandung zat gizi penting bagi bayi

Kandungan zat gizi ASI meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hingga mineral. Mendapatkan ASI kolostrum yaitu ASI pertama yang keluar juga sangat baik untuk bayi karena mengandung berbagai zat gizi penting dan kaya akan zat yang memperkuat sistem imun bayi.

Memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi bayi

Manfaat ASI telah mencukupi semua kebutuhan energi dan zat gizi yang diperlukan bagi bayi selama masa awal kehidupan hingga berusia 6 bulan. Oleh karena itu, bayi tidak perlu mengonsumsi makanan lainnya sampai usia ini.

Meningkatkan kecerdasan bayi

ASI membantu perkembangan sensorik dan kognitif pada otak bayi. Kandungan asam lemak yang terdapat di ASI dikatakan bermanfaat bagi perkembangan otak Si Kecil.

Meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Di dalam ASI terdapat sejumlah antibodi, sel darah putih, dan immunoglobulin A (IgA), Kandungan ini tentu akan membantu melindungi bayi sampai sistem imun pada tubuhnya bisa berfungsi secara optimal.

Kelebihan ASI dibandingkan dengan susu lainnya yang dapat Bunda peroleh dengan menyusui Si Kecil adalah sebagai berikut:

  • Sebagai alat kontrol kehamilan alami
  • Mencegah perdarahan pasca persalinan serta menurunkan risiko anemia
  • Menurunkan risiko depresi postpartum
  • Menurunkan risiko kanker payudara hingga kanker ovarium
  • Membantu menurunkan berat badan serta mencegah obesitas
  • Menurunkan risiko osteoporosis, diabetes melitus, dan rematik
  • Mempercepat penyusutan rahim

Pedoman Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir

inisiasi menyusu dini

Setiap Bunda pasti ingin bayinya lahap menyusu dan tercukupi kebutuhan ASI-nya. Namun sering kali Bunda bingung dengan kebutuhan ASI untuk bayi yang baru lahir. Sementara Bunda tidak bisa bertanya kepada bayi yang belum bisa berbicara, apakah ia cukup kenyang atau tidak.

Bila Bunda mengharapkan angka yang tepat seberapa banyak kebutuhan ASI baru lahir, Bunda tidak akan menemukan jawaban yang pasti. Setiap bayi berbeda, dan setiap hari pula kebutuhannya berubah dalam hal jumlah maupun lamanya ia menyusui.

Mungkin saja hari ini bayi menyusu dengan sangat lahap, sementara besok ia bisa mengonsumsi sedikit ASI. 

Namun, badan-badan kesehatan dunia memiliki panduan umum yang bisa Bunda jadikan referensi, yakni: 

  • Menyusui bayi berusia 1 bulan minimal 8-12 kali dalam sehari.
  • Saat bayi berusia 1-2 bulan, frekuensi menyusu bayi akan berkurang menjadi 7- 9 kali sehari.
  • Saat berusia bulan ke-3 sampai ke-5, frekuensinya menjadi 7-8 kali sehari. 

Namun, dalam hal durasi menyusui, biarkan SI Kecil yang memutuskan sendiri apakah ia sudah cukup minum ASI atau belum. Biasanya, durasi setiap menyusui memakan waktu 10-20  menit. 

Bunda juga dapat menggunakan perkiraan takaran ASI yang dibutuhkan bayi baru lahir berdasarkan ukuran lambung bayi berikut ini sebagai pedoman:

  • Bayi berumur 1 hari membutuhkan 7 mililiter ASI (kira-kira satu sendok teh lebih).
  • Bayi berumur 2 hari membutuhkan 14 mililiter ASI (kira-kira 3 sendok teh kurang).
  • Bayi berumur 3 hari membutuhkan 38 mililiter ASI (kira-kira 2 sendok makan lebih).
  • Bayi berumur 4 hari membutuhkan 58 mililiter ASI (kira-kira 3 sendok makan lebih).
  • Bayi berumur 7 hari membutuhkan 65 mililiter ASI (kira-kira 3,5 sendok makan lebih).

Sebagai informasi, Bunda harus segera menyusui Si Kecil setelah ia lahir agar ia mulai terbiasa mengisap puting dan tidak kesulitan menyusu di kemudian hari. 

Bunda juga harus terus mencoba menyusui bayi setiap 2 atau 3 jam sekali, walau bayi tidak menunjukkan tanda-tanda ingin menyusu, ya, Bun.

Tanda Bayi Mendapatkan Asupan ASI yang Cukup

beli popok bayi baru lahir

Bayi baru lahir memiliki perut yang sangat kecil, yaitu hanya seukuran kelereng. Jadi, sebenarnya Bunda tidak perlu selalu memberikan ASI dalam jumlah yang banyak kepada bayi yang baru lahir. 

Bunda juga tidak perlu khawatir bayi akan kekurangan pasokan ASI. Karena seiring berjalannya waktu, saat bayi telah semakin sering menyusu, pasokan ASI juga akan terus bertambah.

Bila Bunda melihat gejala di bawah ini, artinya Bunda sudah benar memberikan takaran ASI yang cukup untuk Si Kecil. Berikut adalah tanda bayi mendapatkan asupan yang  sesuai:

  • Bayi melepaskan payudara Bunda dengan sendirinya.
  • Bayi mengeluarkan bunyi menelan saat menyusu.
  • Payudara Bunda terasa lembut karena air susu telah terkuras.
  • Bayi tampak puas setelah menyusui.
  • Kotoran bayi berubah dari mekonium yang gelap dan lengket menjadi berwarna kekuningan dan lunak.
  • Bayi membasahi popoknya tiap beberapa jam.

Berat Badan dan Kebutuhan ASI Bayi

Berat badan adalah indikator lain yang dapat menunjukkan kecukupan asupan ASI bayi. Saat berat badan bayi bertambah, bisa dikatakan bayi mendapatkan asupan yang cukup.

Berat badan juga dapat menjadi acuan bagi Bunda untuk mengetahui perkiraan kebutuhan ASI. Caranya? 

  • Bagi berat badan bayi (dalam ons, bukan kilogram) dengan enam
  • Kalikan hasil di atas dengan 29,57 ml. Hasilnya, adalah kebutuhan ASI dalam ukuran mililiter.

Bunda, jangan heran bila di masa awal kelahirannya bayi mengalami penurunan berat badan. Hal ini normal terjadi, dan bukan disebabkan oleh kurangnya asupan ASI.

Biasanya pada hari ke-5 sampai ke-7, berat badan bayi akan kembali naik. Pada beberapa bayi, membutuhkan waktu sampai 14 hari untuk kembali ke berat badan semula bahkan lebih.

Tips Menjaga Produksi ASI

Setelah Bunda mengetahui kebutuhan ASI bayi baru lahir, setelahnya adalah memastikan produksinya lancar. Untuk menjaga dan meningkatkan produksi ASI, ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan, yaitu:

Sering menyusui

Salah satu cara agar memperlancar produksi ASI dan membuatnya lebih banyak yakni dengan meningkatkan frekuensi menyusui.

Proses ini biasa dikenal dengan nama let down reflex yang membantu merangsang kontraksi pada otot-otot payudara.

Pastikan pelekatan dalam posisi yang tepat

Pelekatan bayi pada puting susu ibu sudah tepat, ASI yang keluar akan lebih optimal. Saat isapan bayi pada puting susu ibu tidak pas, otomatis produksi ASI yang keluar dari payudara juga tidak begitu banyak.

Menyusui dari kedua payudara

Biarkan bayi menyusu dari sisi payudara pertama hingga berhenti dengan sendirinya baru kemudian berikan sisi payudara yang lain. Adanya stimulasi atau rangsangan yang sama pada kedua sisi payudara dapat menjadi cara untuk memperlancar produksi ASI.

Konsumsi makanan bernutrisi seimbang

Bukan hanya baik bagi kesehatan Bunda, memastikan kebutuhan zat gizi telah tercukupi juga bisa menjadi cara untuk memperbanyak dan memperlancar produksi ASI.

Pijat payudara

Sambil menyusui, Bunda dapat melakukan pijat payudara secara perlahan untuk memperlancar produksi ASI. Teknik pijat sebagai cara untuk memperbanyak atau memperlancar produksi ASI bisa dilakukan mulai dari sisi luar payudara ke arah bagian dalam.

Menghindari stres

Sebisa mungkin, hindari merasa terlalu cemas, stres, bahkan depresi selama masa menyusui. Sebab tanpa sadar, berbagai kondisi tersebut bisa memengaruhi produksi ASI sehingga menggagalkan cara Anda untuk membuat produksi ASI agar lebih banyak.

Memenuhi kebutuhan ASI baru lahir adalah sesuatu yang perlu Bunda. Dengan memberikan asupan ASI yang cukup, bukan hanya tumbuh kembang bayi saat ini saja yang terjamin, tapi juga kehidupan di masa yang akan datang. 

Sumber:

Sehatq. 2020. Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir, Berapa Banyak? Ini Penjelasannya.

SehatQ. 2020. 6 Cara agar ASI Banyak dan Kental yang Bisa Dilakukan.

Orami. 2021. Cari Tahu Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *