Begini Proses Terbentuknya ASI di Payudara

Sejak kecil, tubuh wanita telah dilengkapi organ tubuh sebagai alat untuk memproduksi ASI. Dari kecil, payudara telah tumbuh walau belum produktif. 

Di masa puber, kelenjar susu payudara mulai berkembang. Dan saat Bunda hamil, payudara akhirnya mulai siap memproduksi susu. Bagaimana sebenarnya proses terbentuknya ASI terjadi? Yuk, dapatkan penjelasannya di bawah ini. 

Proses Terbentuknya ASI Saat HamilĀ 

memancing ASI

Bersamaan dengan kehamilan yang terjadi, plasenta tumbuh di dalam tubuh dan mendorong terbentuknya hormon progesteron dan estrogen yang sangat berpengaruh pada proses terbentuknya ASI. 

Hormon ini menyebabkan saluran susu berkembang dalam ukuran maupun jumlah, yang akhirnya memengaruhi bentuk payudara. 

Saat hamil, payudara akan terasa lebih kencang dan padat dari kondisi biasanya. Tidak hanya ukuran payudara yang membesar, puting dan areola (lingkaran sekitar puting) juga akan membesar dan berwarna makin gelap. 

Proses terbentuknya ASI terjadi pada trimester kehamilan pertama. ASI dibuat mulai dari kumpulan sel bernama alveoli yang ada dalam payudara. Alveoli memiliki bentuk seperti anggur dengan banyak bintik yang berkumpul. Peningkatan hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh memicu alveoli untuk membuat ASI pada payudara.

Setelah berhasil membuat susu, alveoli memerasnya dan menyalurkan ke dalam saluran susu. Saluran ini membuat ASI keluar melalui puting saat bayi sudah lahir nanti. Satu puting terdiri dari 15-20 saluran puting.

Pada masa kehamilan, ASI biasanya sudah mulai keluar dari payudara sejak trimester kehamilan kedua atau ketiga. Oleh karena itu, walaupun terjadi kelahiran prematur, bayi tetap dapat menyusu dari payudara.

Proses Terbentuknya ASI Setelah Melahirkan

Setelah bayi lahir, proses pembentukan ASI tergantung pada upaya Bunda maupun kesuksesan bayi dalam mengisap puting.

Semakin banyak bayi menyusu dan semakin banyak ASI yang keluar dari payudara, maka ASI akan lebih banyak terbentuk kembali. 

Bunda yang rajin menyusui di sisi lain, juga memungkinkan produksi ASI yang dihasilkan banyak. 

Saat bayi telah lahir, hormon progesteron dan estrogen mulai berkurang dengan keluarnya plasenta dari dalam tubuh Bunda. Pada kondisi ini, proses terbentuknya ASI digantikan oleh peran hormon prolaktin dan oksitosin. 

Pengaruh hormon prolaktin

Hormon prolaktin adalah hormon yang merangsang tubuh ibu untuk membuat ASI.  Salah satu cara terbentuknya hormon ini tergantung pada proses menyusu Si Kecil. 

Setiap kali bayi mengisap payudara, isapannya akan merangsang ujung saraf sensoris di sekitar payudara sehingga merangsang kelenjar hipofisis bagian depan untuk menghasilkan prolaktin. 

Prolaktin yang masuk ke peredaran darah memicu alveoli untuk mengambil protein, karbohidrat, dan lemak dari darah ibu sebagai bahan pembuatan ASI. Prolaktin umumnya dihasilkan pada malam hari, sehingga menyusui pada malam hari dapat membantu mempertahankan produksi ASI. 

Pengaruh hormon oksitosin

Hormon oksitosin di sisi lain membantu otot sekitar alveoli mengeluarkan ASI. Hormon oksitosin diproduksi oleh bagian belakang kelenjar hipofisis. 

Oksitosin dibentuk lebih cepat dibanding prolaktin. Oksitosin sudah mulai bekerja saat ibu berkeinginan menyusui (sebelum bayi menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi mengalami kesulitan untuk mendapatkan ASI. 

Dengan memahami cara terbentuknya ASI di atas, Bunda mulai paham bahwa proses terbentuknya ASI setelah melahirkan, tergantung pada kesuksesan pelekatan bayi yang benar.

Berikut beberapa tanda bahwa bayi telah menyusu dengan tepat:

  • Dagu menyentuh payudara
  • Mulut terbuka lebar
  • Bibir bawah terputar keluar
  • Lebih banyak areola bagian atas yang terlihat dibanding bagian bawah
  • Tidak menimbulkan rasa sakit pada puting

Tips Produksi ASI Terjaga

Tidak hanya bergantung dari Si Kecil, Bunda juga dapat melakukan beberapa upaya untuk memastikan produksi ASI tetap terjaga. Beberapa hal yang dapat Bunda lakukan adalah sebagai berikut:

  • Memastikan pelekatan bayi dilakukan dengan benar
  • Mengganti posisi menyusu bila bayi tidak dapat mengisap payudara
  • Tidak menunda kegiatan menyusui
  • Mengosongkan payudara 2-3 jam sekali secara rutin, baik dengan menyusui langsung atau memerah dengan tangan/pompa ASI
  • Tidak menunggu payudara penuh untuk memerah ASI
  • Melakukan pijat payudara untuk merangsang terbentuknya ASI
  • Menghindari stres
  • Mengonsumsi makanan bernutrisi
  • Minum air cukup
  • Istirahat cukup

Diperlukan kerja sama antara Bunda dan Si Kecil untuk memastikan proses terbentuknya ASI berjalan dengan baik. 

Selain kerja sama tersebut, tentu kasih sayang Bunda yang dapat ditunjukan dengan memberikan sentuhan, pelukan pada Si Kecil, menjadi faktor penting yang tidak dapat dihilangkan. Karena ikatan batin yang kuat antara Bunda dan Si Kecil telah terbukti juga berpengaruh pada banyak tidaknya produksi ASI yang dihasilkan.

Sumber:

IDAI. 2013. Manajemen Laktasi. 2013

WIC Breastfeeding. How Breast Milk is Made.

Sutter Health. Breast Milk Production.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *