8 Makanan yang Dilarang Diberikan Kepada Bayi

Apakah Anda deg-degan, khawatir dan takut salah memberikan makanan kepada bayi? Jika ini yang menjadi sumber kecemasanmu saat ini, yuk baca sejumlah makanan yang dilarang diberikan kepada bayi. 

Madu 

Madu atau makanan yang mengandung madu sebaiknya tidak diberikan kepada bayi yang belum berumur 1 tahun. Pasalnya, madu bisa jadi menyimpan bakteri Clostridium botulinum, yang memproduksi sebuah racun bernama botulinum. Meski tidak berbahaya bagi orang dewasa, bakteri ini bisa menyebabkan botulisme pada bayi yang berumur di bawah 1 tahun. 

Botulisme pada bayi memang jarang tapi bisa mengenai sistem saraf bayi sehingga melumpuhkan otot atau beberapa organ tubuh sehingga menyebabkan konstipasi, melemahkan kemampuannya mengisap, dan mengurangi nafsu makan. Selain itu, bayi akan memperlihatkan tanda-tanda kelemahan, bahkan bisa menyebabkan gangguan pernapasan serta dehidrasi. Oleh karena itu, tunggu hingga bayi merayakan ulang tahun pertamanya sebelum memanjakannya dengan kemanisan madu. 

Susu Sapi 

Hindari memberikan susu sapi kepada bayi kurang dari 1 tahun. Soalnya, mereka belum memiliki enzim untuk mencerna protein yang terdapat di dalam susu sapi. Selain itu, beberapa jenis mineral yang terkandung di dalamnya bisa merusak ginjal bayi. 

Plus, susu sapi tidak memiliki kandungan nutrisi lengkap (seperti zat besi dan vitamin E) yang dibutuhkan oleh bayi untuk bertumbuh selama tahun pertama kehidupannya. Inilah sebabnya ASI dan susu formula adalah sumber susu terbaik untuk bayi. 

Meski begitu, tidak dilarang untuk sesekali memberikan yoghurt, keju dari susu yang dipasteurisasi seperti cottage cheese dan keju keras setelah bayi berumur 6 bulan. Dan saat bayi sudah merayakan ulang tahun pertamanya, dipersilahkan memberikan susu sapi dalam jumlah moderat

Makanan yang Bisa Menyebabkan Tersedak 

Makanan yang terdapat dalam kategori ini adalah makanan berbentuk bulat dan keras, makanan yang tidak bisa dikunyah, dan lengket seperti selai kacang. 

Makanan-makanan keras seperti potongan wortel atau daging, buah utuh (seperti anggur dan blueberry), kismis, kacang utuh bisa menyebabkan anak tersedak. Oleh karenanya, hindari memberikan bayi makanan yang tidak bisa meleleh di dalam mulut, sulit dihancurkan oleh gusi atau mudah meluncur ke tenggorokan. 

Saat geraham sudah mulai kuat di usia sekitar 12 bulan, Anda bisa menambahkan makanan-makanan yang butuh dikunyah dengan baik, seperti sayuran atau buah yang agak keras (apel mentah yang diserut atau dipotong kecil). 

Tunggu hingga usia sekitar 3-5 tahun (tergantung kemampuan mengunyah anak) untuk memberikan makanan seperti wortel mentah, popcorn, kacang-kacangan atau hot dog utuh. Dan pastikan saat memberikannya, makanan-makanan ini terlebih dahulu dipotong kecil-kecil atau tipis. 

Jus Buah 

Selain gula dan kalori, jus buah tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi untuk bertumbuh optimal. Dan bayi tidak membutuhkan banyak gula. 

Malah, jika diberikan kepada bayi, jus buah bisa membuat kenyang bayi dan mengurangi keinginan minum ASI atau formula yang seharusnya menjadi makanan utama di tahun pertamanya. Terlalu banyak jus juga bisa menyebabkan gigi rusak, diare, dan gangguan pencernaan lainnya. 

American Academy of Pediatrics (APP) menyarankan agar tidak memberikan jus buah pada bayi berusia kurang dari satu tahun. 

Dan bahkan jika sudah berumur 1 tahun pun, hindari memberikan jus buah sebelum tidur. Berikan di siang hari dengan porsi satu gelas gelas kecil (tidak lebih dari 180 ml per hari untuk anak usia  kurang dari 6 tahun). Dan usahakan memberi jus yang ramah di perut seperti jus anggur. 

Ikan dengan Merkuri Tinggi

Penelitian yang dilakukan oleh University of Pennsylvania School of Nursing menunjukkan memasukkan ikan ke dalam menu makanan anak dapat meningkatkan IQ-nya. Hal ini disebabkan oleh karena ikan mengandung asam lemak Omega-3 yang penting untuk perkembangan otak. 

Namun pastikan tidak memberikan beberapa jenis ikan dengan kandungan merkuri yang tinggi (berapapun usia anak), seperti ikan king mackerel dan tuna segar. Hindari juga memberikan ikan dari air yang terkontaminasi. 

Makanan laut seperti salmon dan nila adalah pilihan yang lebih aman. Tuna kalengan juga lebih baik, tapi pilih yang sudah dipotong-potong kecil yang mengandung lebih sedikit merkuri. Berikan tidak lebih dari 1 ons per 5 kg berat bayi

Garam 

Bayi seharusnya tidak mengonsumsi garam lebih dari 1 gram per hari, karena tidak baik untuk ginjalnya. Oleh karenanya, gunakan garam tidak berlebih untuk memasak makanan bayi. Hindari juga menggunakan kaldu instan yang sering kali mengandung banyak garam. Plus, makanan lain yang mengandung tinggi garam, seperti makanan kemasan, sosis, bacon, keripik, dan fast food.

Telur Mentah atau Setengah Masak

Sebagai informasi, bayi boleh mengonsumsi telur dari sejak berusia 6 bulan. 

Namun hindari telur mentah, termasuk adonan kue yang belum masak, es krim dan mayones buatan sendiri, atau makanan penutup yang mengandung telur mentah. Pasalnya, telur mentah atau setengah matang berbahaya untuk bayi karena risiko mengandung bakteri Salmonella. 

Bagaimana dengan putih telur? Hanya segelintir bayi yang alergi dengan putih telur. Jika bayimu sepertinya memang alergi dengan bagian telur ini, konsultasikan dengan dokter dan tunda pemberiannya untuk bayi. 

Mayoritas bayi bisa makan telur, termasuk putih telur, saat mereka sudah mulai mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI). Faktanya, memperkenalkan makanan-makanan alergenik lebih dini bisa mencegah alergi makanan saat bayi sudah besar. Itulah sebabnya para ahli menyarankan untuk tidak menunda pemberian makanan alergenik (susu, ikan, kacang-kacangan, kedelai, gandum, dan kerang). 

Makanan Mengandung Kafein

Bayi membutuhkan waktu tidur yang banyak, oleh karena itu hindari memberikan makanan yang mengandung kafein, termasuk teh, kopi, dan cokelat. 

Selain itu, cokelat juga mengandung gula, yang tidak cocok dikonsumsi bayi sampai dia berumur setidaknya 1 tahun. Dan ketika sudah diperbolehkan pun, sebaiknya diberikan dalam jumlah yang tidak berlebihan. 

Jangan ragu untuk mendiskusikan dengan dokter anak langgananmu tentang risiko alergi. Pada anak dengan keluarga memiliki riwayat alergi, maka untuk makanan alergenik dapat diperkenalkan satu jenis makanan baru setiap 3 hari sekali, untuk memantau munculnya reaksi alergi. 

Dan selalu awasi anak ketika makan. Bayi harus dalam kondisi duduk tegak dengan wajah menghadap ke depan ketika Anda memperkenalkan MPASI pertama. Ini akan membuatnya lebih gampang menelan dan mengurangi risiko tersedak. 

Sumber: 

  • NHS, 2018. Foods to avoid giving babies and young children.
  • Melvin B. Heyman, et al., 2017. Fruit Juice in Infants, Children, and Adolescents: Current Recommendations.
  • Jianghong Liu, et al., 2017. The mediating role of sleep in the fish consumption – cognitive functioning relationship: a cohort study.
  • Parents, 2015. Checklist: 10 Foods You Shouldn’t Feed Baby.
  • Eat Right, 2019. Do’s and Don’ts for Baby’s First Foods.
  • The Bump, 2020. Best Foods for Baby (and What to Avoid)
  • Feeding Bytes. Ten foods to avoid feeding your baby (and common myths busted).
  • Conte, K. What to Expect, 2019. Foods to Avoid Feeding Your Baby.
  • Arora, M. First Cry, 2018. 12 Foods You Should Avoid for Your Baby.
  • Family Education. Foods to Avoid Feeding Baby.

By dr. Fatimah Hidayati, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *