Baby-Led Weaning: Lakukan Atau Tidak?

Dengan semakin derasnya arus informasi dan inovasi yang dilakukan orang, ada banyak sekali hal baru atau tren baru yang diperkenalkan kepada masyarakat umum. Soal metode pengasuhan si Kecil pun, ada banyak hal baru yang menarik. Apakah Bunda familiar dengan teknik baby-led weaning (BLW)? 

Mungkin Bunda sering mendengar dari para ibu lain, dan ingin mencobanya. Apakah cara ini lebih baik daripada metode konvensional? Dan apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum mencoba teknik ini? Berikut paparannya. 

Apa Itu Baby-Led Weaning?

baby-lead weaning

Dengan metode kovensional, Bunda tentu sangat familiar dengan si Kecil yang sedang belajar makan makanan padat. Biasanya Bunda akan mempersiapkan beberapa jenis makanan—buah atau sayur— yang dilembutkan sampai berbentuk puree, lalu disuapkan kepada si Kecil. 

Sejak sekitar satu dekade lalu, metode baby-led weaning mulai dikenal sejak diterbitkannya buku “Baby-Led Weaning: Essential Guide to Introducing Solid Foods and Helping your Baby to Grow Up a Happy and Confident Eater” karya Gill Rapley dan Tracey Murkett asal Inggris. 

Metode baru ini tiba-tiba saja menjadi sebuah gaya baru dalam metode parenting para orang tua modern. Setelah populer di tempat asalnya, Inggris, metode ini pun ramai-ramai diadaptasi oleh para orang tua di Amerika Serikat, dan akhirnya sampai juga di Indonesia. 

Baby-led weaning menjadi populer di kalangan orang tua muda, yang ingin mencoba menerapkan gaya hidup yang lebih alami dan ramah keluarga dalam menyajikan makanan.

Metode ini mengubah metode pengenalan makanan padat pertama kepada si Kecil, yaitu tidak lagi melewati periode pengenalan makanan padat berbentuk puree namun langsung ke finger foods.

Sesuai dengan namanya, metode baby-led weaning dilakukan dengan membiarkan si Kecil mencicipi makanan padatnya sendiri (self-feeding), yang disajikan di hadapannya oleh Bunda. 

Si Kecil kemudian dibiarkan untuk menggenggam dan memasukkan makanan makanan padat tersebut ke dalam mulut, belajar mengunyah, lalu menelannya.

Makanan padat ini bisa berupa buah maupun sayuran, yang disiapkan dalam potongan-potongan kecil yang bisa digenggam dengan mudah oleh si Kecil. 

Apa Manfaat Metode Baby-Led Weaning?

baby-lead weaning

Berikut beberapa sisi positif dari metode baby-lead weaning:

  • Membantu melatih perkembangan motorik halus si Kecil.
    Metode ini dapat melatih koordinasi tangan dan mata si Kecil, melatih keterampilannya mengunyah, juga memperkenalkan kebiasaan makanan sehat. 
  • Cara ini juga dianggap sebuah kesempatan untuk si Kecil mengeksplorasi cita rasa, tekstur, aroma, juga warna berbagai jenis makanan.
  • Membantu melatih si Kecil akan self-regulation atau pengendalian diri. Melalui cara ini, diharapkan si Kecil akan dapat mengatur saatnya makan, kapan harus makan dan kapan harus berhenti saat merasa sudah kenyang. 
  • Membantu mencegah obesitas pada si Kecil.

Apa Kekurangan dari Metode Baby-Led Weaning?

baby-lead weaning
  • Berantakan. Bunda harus siap bahwa cara ini akan membuat area makan menjadi sangat berantakan, hingga ke baju dan wajah anak. 
  • Si Kecil yang mengalami masalah neurologis maupun keterlambatan tumbuh kembang akan sulit untuk mengadaptasi metode ini. 
  • Metode ini berisiko membuat si Kecil tersedak, karena dirinya belum bisa mengendalikan potongan makanan yang ditelannya.
  • Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), metode baby-led weaning membuat si Kecil berisiko mengalami kekurangan nutrisi karena dia-lah yang menentukan jenis makanan yang dihabiskan dan berapa banyak yang perlu dimakan. Selain itu, seringkali apa yang dipilih si Kecil tidak dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, serta zat gizi mikro terutama zat besi. 

Jenis Makanan Apa Saja yang Cocok untuk Metode Ini?

Bila Bunda ingin mencoba metode baby-led weaning, persiapkan beberapa jenis makanan yang mudah digenggam dan ditelan oleh si Kecil, di antaranya:

  • Buah alpukat
  • Kentang atau ubi merah yang sudah dikupas dan dipanggang
  • Pisang
  • Jeruk yang sudah dibuang kulit arinya dan tidak berbiji
  • Daging cincang
  • Telur rebus
  • Kacang-kacangan yang sudah direbus, diberikan dengan sedikit dilumatkan
  • Buncis rebus
  • Wortel iris yang sudah dikukus
  • Brokoli dengan potongan kuntum berukuran kecil dan sudah dikukus

Apa Saja Makanan yang Perlu Dihindari?

  • Buah anggur, tomat ceri, apel juga yang masih keras teksturnya
  • Popcorn
  • Makanan kalengan
  • Telur setengah matang
  • Makanan manis, permen, marshmallow, dan makanan yang diproses.

Perlu diketahui bahwa metode baby-led weaning hingga saat ini masih menimbulkan kontroversi.  Menurut IDAI metode ini belum dapat dibuktikan sebagai metode pemberian MPASI yang aman dan lebih bagus dibandingkan metode pemberian MPASI yang dianjurkan WHO, yaitu “responsive-feeding

Oleh karena itu, Bunda perlu mempertimbangkan manfaat dan kekurangannya, juga berdiskusi dengan dokter anak sebelum mencoba metode ini.

Sumber:

IDAI. 2017. Betulkah Baby Led Weaning Lebih Baik?

Parents. 2020. What is Baby-Led Weaning? How to Help Your Infant Feed Himself.

What to Expect. 2021. Baby-Led Weaning.

By dr. Arnold Soetarso, Sp.A

Dokter Spesialis Anak

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *