Makanan Pantangan Saat Menyusui

Kualitas ASI sangat dapat dipengaruhi oleh apa yang Bunda konsumsi, maka Bunda sangat disarankan untuk memilih makanan-makanan bernutrisi. Namun adakah makanan pantangan saat menyusui? Temukan jawabannya di bawah ini. 

Apa Saja Makanan Pantangan saat Menyusui?

makanan pantangan saat menyusui

Ada beberapa jenis makanan yang bisa mengurangi kualitas ASI, di antaranya:

Minuman berkafein

Minuman yang mengandung kafein tidak hanya teh dan kopi saja. Di dalam minuman cokelat, minuman energi, juga soda juga mengandung kafein yang tidak sedikit.

Ada baiknya Bunda menghindari minuman-minuman ini, karena kafein dapat membuat si Kecil gelisah maupun sulit tidur.

Makanan hasil laut yang tinggi merkuri

Seafood dan ikan adalah makanan kaya protein yang baik untuk mendukung tumbuh kembang. Namun perlu diingat juga bahwa makanan hasil laut ini juga banyak yang mengandung merkuri dalam kadar tinggi. 

Menurut Badan Makanan dan Obat-obatan di Amerika (FDA) dan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), seafood yang mengandung merkuri tinggi di antaranya adalah ikan hiu, makarel raja, tuna bigeye, ikan todak atau ikan pedang, juga tuna sirip kuning. 

Sementara itu, jenis ikan dan hasil laut yang masih diperbolehkan untuk dikonsumsi dalam jumlah terbatas—misalnya hanya 2 porsi per minggu di antaranya adalah salmon, udang, sarden, ikan tuna kaleng, ikan pollock, ikan anchovies (sejenis ikan teri), ikan trout, dan ikan herring. 

Jamu dan minuman herbal lainnya

Minuman jenis ini sebenarnya tidak cukup aman untuk dikonsumsi saat Bunda menyusui, terutama karena kadar bahan-bahan di dalamnya yang belum dapat dipastikan karena tidak teruji klinis. 

Hendaknya sebelum mengonsumsi jamu dan minuman herbal lainnya, Bunda konsultasikan dulu dengan dokter untuk memastikan keamanannya. 

Buah sitrus yang sangat asam

Buah-buahan sitrus memang merupakan sumber vitamin C yang baik, tetapi zat asam di dalamnya bisa menyebabkan gangguan perut pada si Kecil, karena fungsi pencernaannya yang masih sangat rentan. 

Meski demikian, Bunda tidak perlu menghindari jeruk nipis, lemon, grapefruit, atau jeruk Sunkist selama Bunda mengosumsinya dalam batas wajar.

Bunda juga dapat mengonsumsi buah-buahan kaya vitamin C lain yang lebih aman, seperti jambu biji, nanas, pepaya, dan mangga. 

Makanan yang dapat memicu gas di dalam pencernaan

Kalau Bunda mengonsumsi brokoli, biasanya efeknya akan terlihat pada si Kecil berupa banyaknya gas di dalam perutnya. Sebaiknya Bunda membatasi sayuran ini, demikian juga bawang Bombay, kubis, buah nangka, juga kembang kol.

Junk food

Makanan-makanan yang sudah melalui pemrosesan dan makanan cepat saji adalah makanan pantangan saat menyusui—dan bagi siapapun. 

Makanan jenis ini tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi gula, namun rendah serat makanan, vitamin dan mineral. Sering mengonsumsi makanan cepat saji juga dapat memicu obesitas dan risiko berbagai penyakit, seperti tinggi kolesterol, penyakit jantung, dan diabetes. 

Apakah Perlu Menghindari Makanan Pedas?

makanan pantangan saat menyusui

Dalam beberapa penelitian dituliskan bahwa sebagian dari bayi bisa terpengaruh oleh makanan pedas yang dikonsumsi oleh Bunda.

Namun demikian, pakar kesehatan tidak menyatakan makanan pedas sebagai jenis makanan pantangan saat menyusui, selama masih dikonsumsi dalam batas wajar.

Makanan pedas tidak akan membuat ASI menjadi pedas, namun capsaicin yang masuk ke dalam ASI dapat membuat bayi yang sensitif terhadap zat tersebut mengalami reaksi tertentu.

Bunda masih boleh kok, makan dengan sedikit bubuk merica maupun cabai. Namun bila Bunda melihat bahwa si Kecil merasa gelisah, rewel, atau muncul gangguan pada perutnya setelah Bunda makan hidangan pedas, mungkin Bunda perlu menghindarinya selama masa menyusui.

Sumber:

NHS. 2020. Healthy Breastfeeding Diet.

Medical News Today. 2018. Foods to Eat and Avoid While Breastfeeding. 

The Bump. 202). Are There Foods to Avoid While Breastfeeding?

Kompas. 2016. Jenis Ikan Laut yang Terpapar Merkuri Tinggi.

First Cry Parenting. 2019. 15 Foods You Must Avoid During Breastfeeding.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *