Perubahan Mood Ekstrem = Bayi Perempuan?

mood ektrem saat hamil

Ada yang mengatakan bahwa perubahan mood ekstrem yang kerap dialami Bunda yang sedang hamil adalah pertanda bahwa Bunda sedang hamil bayi perempuan.

Benarkah demikian? Temukan jawabannya di sini beserta penjelasan tentang cara mengatasi perubahan mood ekstrem saat hamil.

Jenis Kelamin Tidak Ditentukan dari Mood

mood ekstrem saat hamil

Pendapat yang mengatakan bahwa perubahan mood ekstrem dapat dijadikan penanda bahwa Bunda sedang hamil anak perempuan adalah mitos belaka ya, Bun. 

Tanpa intervensi medis yang dilakukan secara khusus, jenis kelamin bayi tidak dapat dipastikan, apalagi hanya melalui mood swing atau perubahan mood ekstrem yang Bunda alami. Perubahan suasana hati tidak berhubungan dengan apakah janin adalah bayi perempuan atau laki-laki.

Mood Sangat Dipengaruhi Hormon

mood ekstrem saat hamil

Perubahan mood ekstrem yang terjadi saat hamil disebabkan adanya perubahan keseimbangan hormon yang cukup drastis di dalam tubuh, khususnya hormon estrogen dan progesteron. 

Hormon estrogen bahkan bisa meningkat ekstrem pada 12 minggu pertama kehamilan. Dalam beberapa penelitian bahkan ditemukan kenaikannya bisa mencapai 100 kali dari masa sebelum hamil. 

Hormon estrogen banyak dikaitkan dengan zat kimiawi di dalam otak, yaitu serotonin atau hormon “kebahagiaan”. Bila terjadi fluktuasi tajam atau ketidakseimbangan, maka kondisi emosi seseorang bisa berubah drastis.

Meski hingga kini para pakar belum dapat memastikan bagaimana hormon estrogen dan serotonin ini saling berinteraksi di dalam tubuh. 

Selain estrogen, hormon progesteron yang banyak dihubungkan dengan relaksasi pun turut meningkat saat hamil.

Sayangnya, meski relaksasi terdengar sangat baik saat hamil, bila kondisinya ekstrem, maka Bunda dapat mengalami “relaksasi” yang terlalu dalam, hingga menimbulkan kelelahan, bahkan kesedihan. 

Perubahan Mood Terjadi pada Tiap Trimester Kehamilan

Perubahan mood sebenarnya sudah sering kita alami, terutama menjelang hari-hari menstruasi alias Pre-Menstrual Syndrom (PMS).

Perubahan mood ekstrem saat hamil juga mirip dengan PMS. Kita menjadi mudah marah, mudah sedih, merasa frustrasi, stres, panik, dan berbagai perasaan negatif lainnya. 

Tidak semua pengalaman kehamilan untuk semua Bunda sama. Ada yang mengalami perubahan mood yang parah, tetapi ada juga yang tidak terlalu ekstrem. Dalam tiap trimester, perubahan mood yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut:

Trimester pertama

Perubahan mood yang mungkin terjadi pada Bunda bisa saja dipicu oleh kondisi lain selain perubahan keseimbangan hormon, misalnya stres, rasa gelisah menghadapi fase hidup yang baru. Juga dari rasa tidak nyaman berupa mual dan muntah yang terus menerus Bunda rasakan. 

Trimester kedua

Trimester kedua secara umum adalah masa yang paling nyaman dalam kehamilan. Meski masih ada ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh, namun biasanya Bunda sudah tidak lagi merasa mual, muntah, sensitif terhadap bau-bauan, juga lebih berenergi.

Akan tetapi, untuk sebagian Bunda dengan perubahan pada tubuh yang mulai terliha, kekhawatiran terhadap perjalanan kehamilan dan persalinan kerap membuat gelisah dan lebih emosional. 

Trimester ketiga

Perubahan mood ekstrem yang terjadi pada trimester akhir kehamilan ini antara lain disebabkan Bunda mulai sulit tidur, cepat merasa lelah, juga rasa khawatir akan persalinan.

Sebagian Bunda juga mengalami perubahan mood berupa “nesting”, yaitu keinginan untuk membereskan apa saja, menata, dan mengatur semua yang diperlukan menjelang persalinan. 

Cara Mengendalikan Perubahan Mood Ekstrem

Perubahan mood yang drastis bukanlah situasi yang nyaman. Namun bukan berarti kita tidak dapat mengendalikannya. Beberapa hal berikut mungkin dapat membantu Bunda mengatasi perubahan mood ekstrem saat hamil, yaitu:

1. Bentuk support system

Kehamilan adalah masa panjang yang harus dilewati oleh Bunda setiap tahapannya. Ingatlah bahwa Bunda tidak harus sendirian dalam menghadapi hal ini.

Sehingga Bunda perlu dukungan dari support system yang solid, di antaranya adalah pasangan, keluarga, juga para sahabat atau sesama Bunda yang sedang hamil.

2. Hindari pemicu kegelisahan

Mencari banyak informasi seputar kehamilan dan persalinan memang baik. Namun bila hal ini malah membuat Bunda merasa khawatir dan gelisah, mungkin Bunda perlu menenangkan diri dan menghindari buku-buku kehamilan untuk sementara waktu. 

3. Jangan sampai kelaparan

Rasa lapar kerap membuat kita merasa ingin marah. Selalu siapkan camilan sehat agar saat Bunda mulai merasa lapar, Bunda bisa segera makan. 

4. Tidur

Rasa lelah dan mengantuk adalah kondisi yang lazim dialami oleh para Bunda saat hamil. Usahakan untuk lebih banyak beristirahat dan tidak melakukan aktivitas yang membuat tubuh mudah lelah. 

5. Yoga atau meditasi

Yoga, meditasi, dan beribadah menurut kepercayaan masing-masing dapat membantu Bunda untuk merasa lebih tenang dan menghindari pikiran-pikiran yang menggelisahkan.

Sempatkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya menenangkan diri ini agar Bunda dapat menjalani kehamilan dengan perasaan yang lebih positif. 

Sumber:

Healthline. 2018. Myths vs. Facts: Signs You’re Having a Baby Girl.

Healthline. 2020. Pregnancy Mood Swings: Why You’re Feeling Them and What to Do.

Very Well Family. 2021. Why You Have Mood Swings During Pregnancy and How to Cope.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *