Segala Hal yang Perlu Bunda Tahu tentang Operasi Caesar

Entah metode kelahiran sesar adalah sesuatu yang sudah Bunda rencanakan atau tidak diharapkan, berikut segala hal yang harus Bunda tentang prosedur dan proses pemulihannya. 

Apa itu Operasi Caesar?

Operasi sesar atau yang juga disebut c-section adalah sebuah operasi di mana seorang dokter akan membuat sebuah potongan di perut (di bagian atas garis bikini) dan rahim dan mengeluarkan bayi melalui potongan ini. 

Jika dahulu operasi sesar masih menjadi sebuah momok, sekarang situasinya sangat berbeda.

Menurut data, operasi ini dilakukan pada 21% kelahiran di dunia pada 2015. Dan 106 dari 169 negara di dunia memiliki angka operasi sesar di atas 10% hingga 15%. 

Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan kelahiran dengan metode operasi sesar sebesar 9,8 persen dari total 49.603 kelahiran sepanjang tahun 2010 sampai dengan 2013.

Sesar adalah sebuah operasi besar yang memiliki sejumlah risiko, sehingga biasanya hanya dilakukan jika ini menjadi pilihan teraman untuk ibu dan bayi. 

Jika Bunda melahirkan secara sesar, bukan berarti kelahiran bayi-bayi berikutnya juga harus ditempuh dengan metode ini. Mayoritas perempuan yang menjalani operasi ini bisa melahirkan secara normal pada kehamilan berikutnya, atau yang biasa disebut vaginal birth after cesarean (VBAC)

Apa Saja Jenis Operasi Sesar?

1. Sesar yang Terencana

Sesar yang terencana biasanya dilakukan dari minggu 39 kehamilan, karena bayi yang lahir lebih dini dari usia ini bisa tidak berkembang dengan optimal saat berada di luar rahim.

Ada beberapa faktor yang mungkin membuat sesar terencana harus dilakukan, di antaranya: 

  • Kondisi medis tertentu, seperti jantung, diabetes, tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal
  • Infeksi, seperti positif HIV atau herpes aktif, karena virus-virus ini bisa ditularkan ke bayi jika dilahirkan secara normal
  • Kesehatan bayi, di antaranya penyakit atau kondisi bawaan
  • Ukuran bayi. Jika bayi terlalu besar (disebut makrosomia), terkadang cara teraman mengeluarkannya adalah dengan operasi sesar
  • Berat badan tubuh ibu yang berlebih atau obesitas
  • Usia ibu. Semakin tua usia ibu, semakin tinggi kemungkinan melahirkan dengan operasi sesar 
  • Posisi sungsang
  • Melahirkan lebih dari satu bayi
  • Masalah plasenta, seperti plasenta previa (menghalangi pembukaan serviks), atau abruptio plasenta (terpisah dari dinding rahim)
  • Komplikasi lainnya, seperti preeklampsia atau eklampsia
  • Sebelumnya pernah menjalani operasi sesar

2. Sesar Gawat Darurat 

Sesuai dengan namanya ini adalah operasi sesar tidak direncanakan. Kata ‘gawat darurat’ (emergency) membuat ini terkesan diputuskan di menit-menit terakhir dan terburu-buru, tapi sebenarnya tidak. Operasi sesar ini bukan berarti ibu atau bayi berada dalam kondisi berbahaya. 

Berikut beberapa alasan mengapa sesar gawat darurat dilakukan. 

  • Proses persalinan tidak berlangsung setelah 24 hingga 25 jam bagi perempuan yang pertama kali melahirkan
  • Proses persalinan tidak terjadi setelah induksi dan melampaui HPL
  • Ibu kelelahan atau bayi mengalami kesulitan di rahim
  • Prolaps tali pusat, yakni tali pusat berada di antara bagian fetus terbawah dan servis  sehingga bayi kekurangan oksigen
  • Uterus pecah

3. Gentle Cesarean

Semakin banyak rumah sakit yang menawarkan gentle c-section. Pada saat ini terjadi, ruangan tidak akan terlalu bising dan sebuah tirai jernih akan dipasang sehingga ibu bisa melihat bayi keluar dari perut.

Elektroda elektrokardiogram akan diletakkan di sekitar punggungmu sehingga ada ruang untuk bayi untuk berbaring di dadamu.

Satu tanganmu bebas dari IV dan monitor agar Bunda bisa memeluk bayi yang baru saja dilahirkan. Bunda bahkan mungkin bisa langsung menyusuinya. Dan seperti kelahiran normal, pada gentle cesarean, proses pemotongan tali pusat pun ditunda.

Coba tanyakan pada dokter apakah rumah sakit yang menjadi lokasi melahirkan memiliki fasilitas ini. Pilihan metode sesar ini sering kali membuat ibu yang baru pertama kali melahirkan memiliki pengalaman yang lebih menenangkan dan memuaskan.

Apakah Operasi Caesar Memiliki Efek Samping?

Bunda mungkin memiliki keinginan untuk melahirkan dengan metode ini, bahkan ketika tidak memiliki kondisi medis tertentu.

Sebut saja karena Bunda tidak yakin bisa menanggung rasa sakit saat melahirkan dengan metode persalinan normal (vaginal birth). Atau di kehamilan sebelumnya, Bunda mengalami kesulitan yang membuatmu mengalami trauma melahirkan secara normal. 

Pada dasarnya sesar adalah prosedur yang aman. Namun seperti halnya jenis operasi medis lainnya, sesar memiliki risiko tertentu. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui komplikasi yang mungkin terjadi, terutama jika Bunda ingin menjalani sesar tanpa ada alasan medis tertentu. 

Meski komplikasi jarang terjadi, tapi ini efek samping yang mungkin dialami ibu yang baru saja melahirkan dengan sesar:

  • Infeksi luka pada rahim dan garis rahim
  • Pembekuan darah
  • Perdarahan yang berlebihan
  • Kerusakan pada area-area terdekat, seperti kantung kemih atau tuba yang menghubungkan ginjal dan kantung kemih
  • Kesulitan bernapas sementara pada bayi
  • Tidak sengaja bayi terpotong saat rahim dibuka 

Apa yang Terjadi Saat Menjalani Operasi Caesar?

Sebagian besar operasi sesar dilakukan dengan menggunakan anestesi tulang belakang atau anestesi epidural. Ini artinya, Bunda akan terjaga, tapi bagian bawah tubuh mati rasa sehingga Bunda tidak merasakan sakit apapun. 

Selama proses operasi: 

  • Sebuah layar akan diletakkan melintang di atas tubuh sehingga Bunda. 
  • Sebuah potongan sepanjang 10 hingga 20 cm akan dibuat di sepanjang perut bagian bawah dan rahim sehingga bayi bisa dilahirkan. 
  • Bunda mungkin akan merasakan seperti ditarik selama prosedur berlangsung. 
  • Begitu proses berakhir, Bunda dan pasangan akan bisa melihat dan memegang bayi jika dalam keadaan sehat. Seorang bayi yang dilahirkan dengan metode sesar gawat darurat karena foetal distress (gawat janin, atau janin kekurangan oksigen selama masa kehamilan atau saat persalinan) akan langsung dibawa ke bagian pediatrik untuk diberikan pertolongan. 

Seluruh proses ini biasanya berlangsung dalam 40 hingga 50 menit. Terkadang, anestesi umum atau bius total bisa digunakan, terutama jika bayi harus dilahirkan dengan cepat. 

Bagaimana Memulihkan Diri Setelah Operasi Caesar?

Berbeda dengan persalinan normal, proses pemulihan setelah menjalani operasi sesar biasanya lebih lama. Ibu bisa diopname di rumah sakit sekitar 2 sampai 3 hari setelah operasi (persalinan biasa bisa 1 hingga 2 hari).

Selama beberapa hari pertama, Bunda mungkin akan merasakan sakit di bagian perut sehingga terkadang akan diberikan obat pengurang sakit oleh dokter. 

Risiko tertinggi mengalami infeksi biasanya terjadi dalam minggu-minggu pertama. Pendarahan berbahaya, atau biasa dikenal hemorrhage, juga bisa terjadi pada periode ini.

Oleh karenanya, sangat disarankan untuk menghindari pekerjaan atau olahraga berat selama 6 hingga 8 minggu. Mengemudi juga belum aman selama 4 hingga 6 minggu setelah operasi sesar. 

Sejumlah wanita merasakan nyeri pada otot atau luka potongan operasi selama beberapa bulan. Sebagian lagi mengalami inkontinensia urine atau sulit mengontrol proses buang air kecil (BAK) karena otot dasar panggul yang melemah.

Potongan luka di bagian perut akhirnya akan berbekas. Pada awalnya akan terlihat dengan jelas, tapi akan pudar seiring dengan berlalunya waktu dan sering kali tertutupi oleh rambut kemaluan. Pastinya, pengalaman operasi sesar berbeda untuk setiap orang.

Ada ibu yang membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Hal terpenting adalah tetap berkonsultasi dengan dokter agar proses pemulihan berjalan senyaman mungkin. 

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan ibu untuk mempercepat proses pemulihan. 

  • Istirahat yang cukup, tidurlah saat bayi sedang tidur
  • Konsumsi obat penghilang nyeri yang diberikan oleh dokter secara teratur
  • Minta pertolongan dari pasangan atau anggota keluarga lain untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga 
  • Lakukan self-care 
  • Konsumsi makanan bergizi dan mengandung serat, serta minum air yang cukup
  • Lakukan jalan kaki dengan pelan agar Bunda tetap bugar dan ini juga bisa mengurangi risiko penggumpalan darah 

Dan jika Bunda mengalami beberapa hal di bawah ini, segera hubungi dokter.

  • Perdarahan yang parah 
  • Robek pada luka bekas operasi 
  • Nyeri luar biasa pada betis, terutama jika disertai bengkak atau mati rasa pada kaki
  • Sesak napas
  • Kram rahim yang intens
  • Kram rahim yang datang dan pergi
  • Kesulitan BAK
  • Sering merasakan sakit kepala
  • Kecemasan atau depresi 

Melahirkan secara sesar tidak mengurangi esensi seseorang menjadi ibu. Dan melahirkan secara sesar bukan berarti Bunda tidak sederajat dengan ibu yang melahirkan secara normal.

Meski mungkin Bunda tidak melakukan proses mendorong dan seperti kehabisan napas, tapi Bunda sudah mengandung bayimu selama sembilan bulan. Dan Bunda memiliki luka untuk membuktikan perjuanganmu membawa si kecil ke dunia dengan selamat.

Sumber:

  • The BMJ, 2018. Alarming global rise in caesarean births, figures show.
  • ejournal.litbang.kemkes.go.id. Determinan Persalinan Sectio Caesarea di Indonesia (Analisi Lanjut Data Riskesdas 2013).
  • WebMD, 2020. C-Section.
  • Tommys, 2018. C-sections – everything you need to know.
  • Parents, 2020. All About C-Sections: Before, During, and After.
  • What to Expect, 2018. 10 Things They Don’t Tell You About Having a C-Section.
  • What to Expect, 2019. Having a C-Section (Cesarean Section).
  • Self, 2016. 11 Important Things You Need To Know About Getting A C-Section.
  • Medical News Today, 2018. How to speed up recovery from a cesarean delivery.
  • NHS, 2019. Caesarean section.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *