Mitos atau Fakta: Gejala Hamil Hanya Dirasakan Ibu Hamil?

mitos gejala hamil

Ada banyak sekali kejadian menarik tentang kehamilan; dari yang bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, maupun yang ramai dipercaya masyarakat meskipun sulit untuk dibuktikan secara ilmiah. Salah satu kejadian yang menjadi mitos versus fakta kali ini adalah saat gejala hamil ikut dirasakan oleh orang lain—biasanya pasangan—yang disebut dengan couvade syndrome.

Apa yang Dimaksud dengan Couvade Syndrome?

mitos gejala hamil
Foto: freepik.com

Couvade syndrome disebut juga sebagai gejala kehamilan simpati (sympathetic pregnancy), atau gejala yang turut dirasakan oleh pihak terdekat dengan Bunda yang sedang hamil, yang menyerupai gejala kehamilan itu sendiri.

Menilik dari asal katanya, couvade syndrome berasal dari bahasa Prancis “couvee” yang artinya adalah “melahirkan” atau “menetas”. Istilah ini untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh seorang pakar antropologis, Edward Burnett Tylor pada tahun 1865. 

Apa Saja Gejala Hamil yang Dirasakan oleh Kaum Pria?

Foto: freepik.com

Gejala-gejala yang kadang ikut dirasakan oleh suami saat pasangannya hamil adalah:

  • Rasa mual di pagi hari dan masalah fungsi pencernaan lainnya, seperti nyeri pada bagian perut, kembung, diare, juga konstipasi.
  • Timbul rasa mengidam atau ingin makan makanan tertentu. 
  • Kenaikan berat badan.
  • Rasa panas yang menjalar di bagian dada (heartburn).
  • Nyeri punggung dan kram pada kedua lutut.
  • Nyeri pada gigi
  • Masalah respirasi atau pernapasan.
  • Timbul perasaan tidak nyaman pada area genital, termasuk masalah dengan kandung kemih.
  • Sering merasa gelisah atau depresif.
  • Sulit untuk beristirahat, jam tidur berkurang, juga perubahan pada kebiasaan tidur sehari-hari.
  • Keinginan seksual/libido menurun.

Beragam gejala ini biasanya terjadi pada awal trimester kehamilan, terutama pada bulan ketiga kehamilan. 

Sebagaimana pada Bunda yang lazimnya merasa lebih nyaman setelah kehamilan memasuki usia 12 minggu, ketidaknyamanan ini juga mereda pada pasangan, dan bisa akan muncul lagi saat memasuki trimester ketiga. Saat si Kecil lahir, umumnya gejala hamil ini juga segera lenyap.  

Penelitian Ilmiah yang Dilakukan Terkait Couvade Syndrome

mitos gejala hamil
Foto: freepik.com

Gejala hamil yang bukan dirasakan oleh ibu hamil bukanlah sekadar mitos belaka, karena cukup banyak terjadi dan dirasakan oleh kaum pria. 

Beberapa peneliti memang lebih banyak mengaitkan gejala ini sebagai kondisi psikologis, dengan menyoroti bahwa seorang pria sedang memasuki tahap baru dalam hidupnya, yaitu menjadi seorang ayah.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh sejumlah calon ayah di Yordania disebutkan bahwa gejala hamil ini ada kemungkinan berkaitan dengan budaya tertentu yang beredar di masyarakat. 

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa 59.1% dari para calon ayah di Yordania mengalami couvade syndrome. Sementara pada penelitian serupa yang dilakukan di Amerika, gejala ini hanya dialami sekitar 52% calon ayah saja. 

Perubahan besar ini tentu menimbulkan perubahan secara fisik maupun mental di dalam dirinya, sehingga memunculkan gejala-gejala yang mirip dengan gejala hamil yang dialami pasangannya.  

Namun pada penelitian lain, hasilnya malah hingga mencapai 61% dialami oleh para calon ayah di Thailand, dan 72% di Polandia. 

Logikanya adalah bahwa sebagai sebuah hal yang sering diperbincangkan dan dianggap sebagai sebuah kelaziman di masyarakat daerah tertentu, gejala hamil cenderung menjadi lebih sering terjadi. 

Terlepas dari semua itu, couvade syndrome memang bukan sesuatu yang fiktif yang perlu diabaikan, meski tidak dapat digolongkan sebagai sebuah penyakit yang membutuhkan diagnosis. 

Apa yang Harus Dilakukan Para Calon Ayah yang Mengalami Gejala Hamil?

Foto: freepik.com

Sama seperti apa yang harus dilakukan para calon Bunda, Ayah pun perlu menjaga kondisi agar jangan sampai kondisi tubuhnya melemah dan jatuh sakit. Ada banyak sekali tugas yang perlu diselesaikan untuk menyambut buah hati tercinta, sehingga tubuh dan pikiran yang fit sangat penting. 

Beberapa cara untuk mengurangi mual yang bisa dilakukan para calon ayah. Di antaranya tidak menunda waktu makan, mengemil biskuit di antara waktu makan untuk mencegah naiknya asam lambung, mengurangi makanan yang bisa menimbulkan rasa mual, seperti makanan berlemak, yang pedas dan asam, mengandung susu, dan sebagainya. 

Tak lupa juga, Ayah perlu beristirahat secara teratur, menghindari stres, dan tidak memaksakan aktivitas fisik yang bisa menyebabkan nyeri punggung dan lutut. 

Sumber:

Healthline. 2020. What Is Couvade Syndrome?

Mayo Clinic. 2019. What Can You Tell Me about Couvade? Can Men Really Experience Sympathetic Pregnancy Symptoms?

Sage Journal. 2018. Couvade Syndrome Among Jordanian Expectant Fathers. 

Good Therapy. 2019. Couvade Syndrome: When Expectant Dads Get Pregnancy Symptoms.

The Guardian. 2019. My Oestrogen Levels Were All Over the Place: When Men Are ‘Sympathy Pregnancies’.

By dr. Linda Lestari, Sp.OG

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *