Sama seperti umat muslim lainnya, di bulan Ramadan seperti sekarang ini, Bunda pasti berkeinginan untuk melakukan ibadah puasa. Tidak perlu ragu, Bunda! Walau hamil, Bunda tetap bisa kok berpuasa! Asal, Bunda tahu bagaimana melengkapi kebutuhan gizi selama berpuasa. Bagaimana caranya? Yuk, simak ulasan di bawah!
Amankah Puasa Saat Hamil?
Puasa yang tidak terlalu panjang, dari subuh hingga maghrib dikatakan aman bagi Ibu hamil. Hanya sebagian ibu saja, yang disarankan untuk mengecek kondisi tubuh ke dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berpuasa. Seperti, ibu dengan anemia dan penderita diabetes gestasional.
Pada trimester pertama, karena tubuh bekerja keras dalam proses pembentukan sistem tubuh janin, sering kali ibu mengalami keluhan seperti morning sickness dan lemas. Jika mual dan muntah yang dirasakan ibu parah sehingga menyebabkan sulit makan, biasanya tidak dianjurkan untuk berpuasa. Jika ini terjadi, segera konsultasikan ke dokter ya, Bunda.
Sementara di trimester ketiga, ibu biasanya diperbolehkan untuk puasa ketika tekanan darah normal, tidak ada anemia, tidak menderita diabetes, janin berkembang baik, dan berat bayi sudah sesuai.
Penelitian juga menunjukkan bahwa puasa tidak mengurangi skor APGAR bayi saat lahir. Skor APGAR adalah salah satu pemeriksaan fisik bayi yang dilakukan pada menit pertama dan kelima setelah bayi lahir seperti pemeriksaan pada warna kulit, aktivitas otot, kemampuan refleks, detak jantung, dan pernapasan bayi.
Walau aman, anjuran dokter pada ibu hamil muda adalah tetap memberikan prioritas pada kandungan. Paling aman, puasa dilakukan setelah kehamilan berada di trimester kedua.
Apakah Puasa Menyebabkan Air Ketuban Berkurang?
Ada yang bilang bahwa puasa menyebabkan air ketuban berkurang sehingga membahayakan bayi. Benarkah?
Sebelum menjawabnya, satu yang pasti adalah pada kehamilan sehat tidak ada pengaruh puasa terhadap jumlah air ketuban.
Seperti yang Bunda ketahui air ketuban memiliki banyak fungsi untuk janin. Cairan ini mengandung nutrisi, hormon, dan antibodi yang penting untuk melindungi bayi saat berada di dalam rahim.
Tidak hanya itu, pada saat di kelilingi oleh air ketuban, janin memiliki kesempatan untuk belajar bernapas, menelan makanan, dan bergerak. Itulah sebabnya, sangat penting untuk memastikan air ketuban berada dalam jumlah yang cukup.
Apa kaitan puasa dengan cairan ketuban? Selama ibu hamil berpuasa, setidaknya dibutuhkan minimal asupan 1700 kkal per hari. Namun, banyak ibu yang gagal memenuhi asupan ini; biasanya hanya bisa memenuhi 1000 kkal per hari selama puasa.
Asupan makanan yang berkurang merupakan salah satu faktor yang membuat air ketuban berkurang. Jadi, untuk memastikan air ketuban tidak berkurang, pastikan untuk menjaga asupan nutrisi dan cairan saat sahur dan berbuka puasa.
Air ketuban yang berkurang tidak bisa dirasakan secara fisik ya, Bunda. Untuk mengetahuinya, Anda harus melakukan pemeriksaan ultrasonography (USG). Dan bila hasil pemeriksaan menunjukkan air ketuban berkurang, hingga kondisi tubuh lemas dan dehidrasi, sebaiknya segera batalkan puasa.
Tips Hamil saat Puasa
Bila Bunda sudah memutuskan untuk berpuasa, Bunda dapat mencari cara agar kebutuhan nutrisi si Kecil tetap terpenuhi. Bagaimana caranya?
Buat menu berbuka
Tidak seperti orang lain yang membuat menu berbuka hanya untuk memenuhi selera lidah, ibu hamil membuat menu makanan demi menjaga dan memastikan kebutuhan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh benar-benar memenuhi kebutuhan dasar ibu hamil. Pastikan menu terdiri dari 50% karbohidrat, 30% protein, dan 10-20% lemak.
Minum air putih yang banyak
Kekurangan cairan tubuh adalah hal yang harus dihindari pada ibu hamil. Selain minum air putih saat sahur dan berbuka dengan total 2 liter sehari, Bunda perlu menghindari minuman berwarna dan berkafein yang menyebabkan sering buang kecil, yang akhirnya mengurangi asupan air.
Hindari makanan yang banyak mengandung garam saat sahur, karena akan menyebabkan mudah haus.
Penuhi kebutuhan kalori
Ibu hamil perlu mendapatkan asupan ekstra kalori sebanyak 700 kalori sehari, yang terdiri dari 500 kalori dari nutrisi dan 200 kalori yang diambil dari lemak di tubuh.
Konsumsi buah dan sayur
Untuk menambah kadar air dan mineral pada tubuh, Bunda dapat mengonsumsi makanan yang banyak mengandung air seperti buah, bubur, rebusan, atau sup saat berbuka. Berbuka dengan makanan mengandung gula alami seperti buah juga baik untuk mengembalikan energi secara perlahan.
Makan makanan berserat
Perubahan pola makan dan asupan air yang berkurang selama berpuasa, dapat menyebabkan sembelit. Perbanyak makan makanan berserat saat berbuka seperti gandum, sayur, buah-buahan, kacang-kacangan.
Konsumsi zat besi
Dalam kondisi hamil, pastikan untuk asupan zat besi terpenuhi karena hampir 50 persen ibu hamil mengalami anemia. Makanan kaya zat besi antara lain daging, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan sereal yang sudah terfortifikasi.
Istirahat
Pengaruh hormon kehamilan, akan membuat Bunda cepat lelah. Pastikan Bunda beristirahat dengan cukup dan menghindari aktivitas yang terpapar matahari langsung.
Makan secara perlahan
Berbukalah dengan makanan yang ringan, seperti sup, dan makan dengan ritme yang pelan. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil, berbuka dengan makanan utama yang mengandung nutrisi seimbang seperti daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.
Sumber:
Khalaf, Mohamed, et al. Effect of Ramadan Fasting on Amniotic Fluid Index in Last Month of Pregnancy. Middle East Fertility Society Journal. Volume 20, Issue 1, March 2015, Pages 54-56.
British Nutrition Foundation. 2015. Ramadan and Pregnancy.
Alodokter. 2020. Panduan Aman Puasa Saat Hamil, agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat.
Baby Centre UK. 2020. Fasting in Pregnancy.
Kumparan. 2020. Puasa saat Hamil Bisa Bikin Air Ketuban Berkurang, Mitos atau Fakta?
CNN Indonesia. 2017. Syarat Puasa Bagi Ibu Hamil Menurut Dokter.