Intermittent Fasting: Amankah untuk Ibu Menyusui?

Ibu menyusui yang ingin segera kembali mendapatkan bentuk tubuh sebelum melahirkan, banyak melakukan upaya dengan melakukan berbagai jenis diet. Diet karbohidrat untuk menghindari nasi, diet lemak untuk menghindari daging, dan sebagainya. Kini, muncul istilah intermittent fasting

Intermittent fasting tidak menggunakan istilah diet, karena lebih mirip dengan puasa. Bagaimana metode dari diet ini? Apakah bisa dilakukan pada ibu menyusui?

Apa itu Intermittent Fasting?

intermittent fasting

Intermittent fasting atau diet puasa adalah metode diet yang dilakukan dengan cara puasa selama beberapa waktu yang ditentukan, dan masih dapat mengonsumsi minuman. 

Berbeda dengan puasa lainnya, intermittent fasting memperbolehkan makanan apa pun untuk dikonsumsi dan lebih menjurus ke pengaturan waktu. Metode ini biasanya menganjurkan untuk puasa selama 16 jam. Atau ada juga yang melakukan metode, boleh makan selama 8 jam, dan sisa 16 jam lainnya untuk berpuasa.

Intermittent fasting dikatakan memang baik bagi tubuh. Menurut penelitian, berpuasa dapat mengurangi peradangan tubuh, menurunkan kadar gula, tekanan darah, kolesterol, dan tentu saja penurunan berat badan seperti yang ibu-ibu idamkan.

Amankah Bagi Ibu Menyusui?

Penelitian menunjukkan melakukan puasa masih aman dilakukan pada kondisi ibu menyusui. Selama ibu mengonsumsi nutrisi yang dibutuhkan saat sahur atau berbuka, ibu dan si Kecil akan baik-baik saja.

Walau tidak berpengaruh pada jumlah ASI yang diproduksi, penelitian terkini menunjukkan, bahwa puasa dapat memengaruhi beberapa mikronutrien  pada ASI. Kandungan seng, magnesium, dan potasium pada ASI secara signifikan mengalami penurunan pada saat ibu menyusui berpuasa.

Selama menyusui, sebenarnya ibu memerlukan tambahan kalori sebanyak 400 sampai 500 kalori per hari untuk mendukung pembentukan ASI. Kalori juga dibutuhkan untuk memberikan tenaga pada ibu menyusui dengan aktivitasnya yang luar biasa selama merawat si Kecil. 

Selain itu tentu saja ibu menyusui disarankan untuk terus mengonsumsi nutrisi yang baik seperti protein, zat besi, magnesium, seng, dan kalsium.

Pada saat berpuasa, nutrisi ini hanya dapat dikonsumsi saat sahur dan berbuka. Oleh karena itu, ASI akan lebih banyak keluar pada saat berbuka, yang akan berpengaruh pada konsumsi sehari-hari si Kecil.

Intermittent fasting, dilakukan oleh banyak ibu untuk mengurangi berat badan. Pertanyaan lebih lanjut yang harus ibu ajukan adalah, apakah ibu perlu secepat itu menurunkan berat badan? Bukankah saat ini ibu ingin fokus terlebih dahulu untuk perkembangan si Kecil?

Jika ibu masih menyusui secara eksklusif maka intermittent fasting adalah salah satu metode yang sebaiknya tidak ibu lakukan untuk sementara.

Bagaimana Melakukan Puasa yang Aman?

Baik intermittent fasting maupun puasa yang diwajibkan bagi umat muslim, berpuasa seperti yang telah disebutkan sebelumnya memang tidak berbahaya bagi ibu menyusui. 

Namun, melakukan puasa tepat setelah melahirkan juga bukan hal yang bijaksana. Apalagi bila tujuannya hanya untuk menurunkan berat badan. Setelah ibu melahirkan, adalah normal saat berat badan ibu naik beberapa kilo, dan tidak kembali ke berat semula. 

Begitu pula saat menyusui, ibu disarankan untuk menunda menurunkan berat badan sampai usia anak 6-8 minggu, dan tidak menurunkan berat badan lebih dari 0,5-1 kg setiap minggunya.

Namun demikian, bila ibu ingin tetap berpuasa, praktikkan beberapa hal berikut untuk menjaga keseimbangan nutrisi tubuh:

Hindari dehidrasi

Kekurangan cairan tubuh adalah hal yang harus dihindari pada ibu menyusui. Karena intermittent fasting memperbolehkan ibu untuk minum, tetap minum air putih sebanyak 2 liter sehari.

Hindari minuman berwarna dan berkafein yang menyebabkan sering buang kecil, yang akhirnya mengurangi asupan air. 

Makan makanan berserat

Perubahan pola makan dan asupan air yang berkurang selama berpuasa, dapat menyebabkan sembelit. Perbanyak makan makanan berserat saat waktunya makan seperti gandum, sayur, buah-buahan, kacang-kacangan.

Pastikan menu sehari-hari Bunda terdiri dari 50% karbohidrat, 30% protein, dan 10-20% lemak.

Istirahat

Pengaruh hormon kehamilan, akan membuat ibu cepat lelah. Pastikan ibu beristirahat dengan cukup dan menghindari aktivitas yang terpapar matahari langsung.

Berhenti saat ada gangguan

Bila ibu mulai pusing, pucat, dan merasa ingin pingsan, segera hentikan intermittent fasting

Alternatif Lain Menurunkan Berat Badan

Agar lebih aman bagi si Kecil, Ibu dapat melakukan alternatif lain untuk mengurangi berat badan sebagai berikut:

  • rajin menyusui dan memompa ASI akan menurunkan berat badan secara alami
  • tidak mengonsumsi makanan cepat saji, terutama yang mengandung gula dan lemak
  • mengunyah makanan pelan-pelan 
  • lebih banyak makan buah dan sayur
  • meningkatkan waktu olahraga

Sumber:

Healthline. 2019. What You Need to Know About Intermittent Fasting While Breastfeeding.

What to Expect. 2020. Fasting While Pregnant or Breastfeeding.

Baby Centre UK. 2018. Breastfeeding and Fasting.

By dr. Mutia Winanda, M.Gizi, Sp. GK

Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Konselor Laktasi

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *